Download App
55.26% UNWANTED MARRIAGE / Chapter 21: 20. Pelampiasan!

Chapter 21: 20. Pelampiasan!

Kantor Poker Indo, Antoni sedang membalas chat-chat dari member. Tidak lama kemudian Andre datang dengan cara buka pintu sangat keras, membuat anggota yang kerja di sana menoleh arah suara itu. Antoni sebaliknya, wajah kusut dibalik wajah Andre mengarah ke Antoni pastinya.

"Kau! Ikut aku!" Tanpa menyambut ramah lagi, Antoni pun melepaskan earphonesnya, dan mengikuti Andre meninggalkan kantor itu.

Setelah mengikuti lebih jauh dari perkantoran mereka, Antoni tidak biasa melihat sikap Andre sekarang ini.

"Ada apa, Ndre? Bagaimana keadaan Anita sekarang? Sudah lebih ba---"

Antoni langsung terpelanting ke tanah basah, membuat bajunya ter-jiplak oleh becek tersebut. Andre berbalik langsung meninju wajah Antoni tanpa sebab musabab.

Andre membuang darah segar dari sudut bibirnya, lalu bangun dari terpelanting itu. Antoni tidak mengerti ada apa dengan Andre. Tidak biasanya dia melakukan pukulan sekeras ini.

"Aku pikir kau itu teman yang bisa dipercaya! Tapi, sama saja dengan teman lainnya, main belakang secara diam-diam berhubungan dengan Anita selama aku tidak ada, hah!!!" sanggah Andre menarik bajunya penuh kemarahan.

Antoni terpaku kaku, tetapi dia mencoba tenang. Menurutkan tangan Andre dari bajunya itu. Lalu dia juga tidak ingin dianggap sosok teman pecundang seperti dia. Satu pukulan melayang ke wajah Andre, Andre ter-mundur beberapa langkah. Setelah mendapat bercak darah di sudut bibir juga.

"Kau pikir dengan satu pukulan seperti itu, sudah hebat! Seharusnya aku tanya pada kau?! Kau menikahi dia untuk apa? Dia di sini sebagai jaminan membayar hutang abangnya, tetapi kau perlakukan dia seperti Bitch! Dia juga wanita butuh namanya itu Cinta, dicintai dan mencintai?! Dia tertekan apa kau tahu? Dia menangis setiap hari sebelum menikah denganmu, apa kau tahu? Apa kau peduli padanya? Setelah menikah dengannya hari esok kau kembali ke Indonesia! Dengan cara itu kau perlakukan dia, seperti wanita simpananmu?!" terang Antoni menjelaskan pada Andre.

Andre terdiam, tidak membalas. Di sinilah mereka mulai berpikir jernih. Tetapi sama saja, Andre termakan cemburu pada Antoni.

"Tetap saja kau sudah berani melakukan hal itu dibelakang ku, dan bercumbu mesra dengan Anita," ucapnya pelan. Antoni mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Hahaha! Karena dia tidak menolak, kalau masalah kau sudah selesai dengan istrimu. Lebih baik jangan tinggalin dia. Kalau tidak aku yang akan merebut dari tanganmu?!" hardik nya kemudian.

"Coba saja kau berani?! Ku patahkan kedua kakimu?!" ancam nya menekankan nada pada Antoni.

*****

Anita berbaring menyamping sambil menggigit jarinya. Ia takut kalau Andre benar-benar marah padanya telah menyebutkan nama Antoni saat bercumbu. Keresahan Anita semakin menjadi, ia tidak bisa menahan rasa itu setiap membayangkan Antoni bukan Andre.

Beberapa menit kemudian, suara pintu dari arah depan apartemen terdengar. Anita pun langsung turun dari tempat tidur kemudian menyusul untuk meminta maaf pada Andre.

"Ndre! Aku sama Antoni itu tidak---" Anita menjeda kalimatnya setelah apa yang ia lihat, itu bukan Andre. Tetapi seorang wanita yang cantik, jauh lebih cantik daripada dirinya.

Wanita itu berjalan gontai dan melepaskan kaca mata hitamnya. Anita tidak tahu maksud wanita ini datang ke apartemen Andre. Tetapi dari lagak wanita ini berjalan ke arahnya seakan aura menusuk fisiknya.

"Kau yang bernama Anita?" tanyanya pelan. Anita langsung mengangguk lambat.

"Iya, Mbak ada perlu apa di sini? Kenapa Mbak bisa masuk bukankah kunci apartemen itu yang punya Andre sama Antoni?" cecar Anita pada wanita itu.

Wanita itu menegak, dan tidak menjawab pertanyaan dari Anita. Anita masih memperhatikan wanita itu saksama, setelahnya puas melihat-lihat. Wanita itu pun duduk di sana mengangkat satu kaki silang dan melipat dua tangan di dada, sambil mengarah di mana Anita sedang berdiri dengan pakaian longgar milik Andre itu.

"Dibayar berapa kau sama Andre?" tanyanya tanpa basa-basi. Anita yang mendengar itu shock. "Maksud, Mbak?"

"Jangan pura-pura bodoh! Aku tahu kau datang ke sini hanya untuk bersenang-senang bukan? Dibayar berapa kau sama Andre untuk melakukan seks dengannya? Aku bisa berikan lebih besar dari Andre berikan buatmu!" katanya mengeluarkan selembar cek ke atas meja berikan pada Anita. Anita hanya melihat sekilas pada lembaran cek dari Bank tersebut dengan norminal tidak terhitung berapa nol itu.

Tetapi Anita tidak akan menerima uang cek itu, seberapa pun jumlahnya ia masih punya harga diri. Anita tidak tahu maksud dari wanita ini datang untuk apa. Jika untuk mengusirnya tentu ia tidak akan pergi sebelum perintah dari Andre. Bukankah yang membawa dirinya itu adalah Andre. Memang wanita ini siapanya Andre? itu yang dipikirannya saat ini.

"Memang Mbak siapanya Andre? Dengan lancang masuk tanpa seizin pemilik apartemen ini. Aku dan Andre itu sudah resmi menikah! Aku istrinya! Memang hak apa Mbak mengatakan seberapa Andre bayar aku?! Jangan karena Mbak kaya, semena-mena menghina aku!" tegas Anita beranikan diri untuk membela.

Wanita itu tertawa kecil seakan kata-kata yang dilontarkan oleh Anita itu lucu. Anita sudah maksimal menahan amarah, walau kedua kaki gemetar bahkan detak jantungnya semakin cepat.

"Apa yang kau tawakan?! Ini tidak lucu!" teriak Anita semakin marak.

Wanita itu berdiri dari duduknya kemudian mendekati Anita. Anita masih menahan diri di tempat padahal ia sudah lemas. Ia tidak peduli jika wanita itu akan perlakukan kasar padanya.

"Hei, Jalang?! Dengar, ya! Kau pikir, kau siapa? Membentak aku? Masih untung aku kasih uang sebesar itu agar kau tidak dekat suamiku?! Gara-gara kau, aku dan dia hampir cerai?! Tapi aku masih punya belas kasihan, melihat kau ditahan di sini hanya merayu suamiku berhubungan seks denganmu?!" hardik Stella menarik rambut Anita, Anita kesakitan bukan main setelah melihat mata amarah di sana.

Lalu pintu depan apartemen itu sosok masuk di sana. Anita dapat melihat dua orang laki-laki berbadan tegap dan sanggar. Anita mulai ketakutan. Tidak mungkin, ia pasti sedang bermimpi. Stella pun menoleh senyum melepaskan jambakkan Anita itu. Anita terperosot ke lantai.

Lalu Stella meninggalkan apartemen, dan tinggal dua laki-laki itu di sana. Anita segera bangkit dari duduknya. Dua laki-laki itu mendekatinya, Anita dengan sekuat tenaga untuk menghindar dari dua orang itu.

"Lepaskan! Pergi!" Anita berusaha, tetapi laki-laki itu tetap menindihnya. Anita terus teriak meminta pertolongan. Tetapi laki-laki satu lagi menyumpal mulutnya agar tidak bersuara.

Anita menangis histeris, sungguh Anita tidak berdaya akan perbuatan ini. Masih berusaha melepaskan diri. Namun ia bisa apa?

Laki-laki berbadan tegap itu mengeluarkan ponsel, dan merekam adegan hubungan dengan laki-laki bertato di lehernya sedang menindih Anita. Anita telanjang tanpa busana. Anita terus berusaha. Tetapi siksaan itu semakin menjadi.

Meskipun wajah Anita di sorot oleh kamera ponsel laki-laki itu. Tidak buat mereka puas hubungan seks dengannya. Anita hanya pasrah setelah di masukan berapa kali oleh laki-laki itu. Ia lemas, lemas disiksa dan dipukul. Lengkap sudah, hidup Anita dijadikan bahan hubungan seks. Mengisap milik mereka berdua, yang miris, jika Anita tidak melayani dua laki-laki ini. Maka video yang mereka rekam akan tersebar luas tanpa perantara.

Setelah durasi tiga menit itu, laki-laki itu pun keluar dari apartemen tersebut. Kemudian Stella pun berikan uang imbalan kepada mereka. Sedangkan Anita masuk ke kamar mandi dengan wajah yang lembab di wajahnya. Bahkan seluruh tubuhnya penuh tanda dari laki-laki itu. Segera ia bersihkan bawahnya agar tidak ada supremasi milik laki-laki menjijikan itu berenang di rahimnya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C21
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login