Dia berdiam di halaman kediaman Blouse, memikirkan semua yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi. Teo hanya menghela nafas lalu membaringkan tubuhnya di atas rumput, saat melihat kelangit, ia melihat wajah tuannya yang selalu marah-marah kepadanya, bahkan saat ini pun dia menatap Teo seperti rendahan.
"Apa ada yang bisa Saya bantu, Nona Celica?"
Celica mulai mengerutkan keningnya.
"Sedang apa Kau disini?"
"Hanya bersantai, apa ada larangan bersantai di halaman?"
"Ya tidak ada sih."
"Begitu."
Teo sama sekali tidak berpindah tempat, dia terus mencoba bersantai walau ada Tuannya di dekat dirinya. Tiba-tiba, Celica duduk di sampingnya sambil memeluk kedua lutut. Sebuah tindakan yang jarang dilakukan Tuannya itu.
"Apa Anda juga datang untuk bersantai?"
"Hmm ..."