Download App
8.24% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 15: Chapter 14 - Pertunjukan boneka sihir

Chapter 15: Chapter 14 - Pertunjukan boneka sihir

Malam hari, kediaman Cruile, di tempat yang di kelilingi pagar besi, Teo menjalani hukumannya. Dengan pistol di tangan kirinya, dan pedang di tangan kanannya, ia sudah siap menjalani hukumannya.

Di sana bukan hanya Tuan Cruile yang menyaksikan 'pertunjukan' Teo, namun banyak bangsawan lain yang ikut menyaksikan 'pertunjukannya'

"Perhatian semuanya, hari ini, seperti yang kita ketahui. Insiden penyerangan putraku, Luis von Cruile adalah sesuatu yang tidak terduga. Namun pengadilan sudah membuat keputusan yang adil, dengan menyerahkan keputusan hukuman kepada keluarga korban, yaitu kami, keluarga Cruile!"

Para bangsawan yang lain bersorak bahagia mendengar apa yang Tuan Cruile katakan dengan lantang itu, meskipun ada beberapa yang tidak senang setelah melihat Teo yang sedang berdiri di tengah dengan kedua senjata di tangannya, mereka merasa kalau hukuman yang di berikan kepada Teo terlalu berlebihan, karena melawan boneka sihir sama saja seperti melakukan eksekusi hukuman mati secara perlahan "Kalau begitu, langsung saja kita mulai, hukuman ini bukanlah keinginan saya, tetapi anak muda yang ada disanalah yang memilih menjalani hukuman ini daripada membebani keluarga majikannya, sungguh pemuda yang baik, berikan tepuk tangan untuk pengawal muda yang ada disana!" Riuh tepuk tangan terdengar, suara tawa, teriakan untuk memulai 'pertunjukan' mulai terdengar. Mereka benar-benar sangat menunggu 'pertunjukan' yang akan dilakukan oleh Teo "Baiklah! Kita mulai, pertarungan pengawal Blouse dengan 50 boneka sihir!"

50 boneka sihir turun dari langit secara bersamaan, boneka itu tidak memiliki tali yang mengendalikannya, hanya sebuah boneka yang terbuat dari kayu dengan zirah besi pada tubuhnya dan juga sebuah pedang di tangannya

Teo tidak terkejut dengan itu, karena saat ia masih di tahan di sekolah sihir, William sudah memberitahu semua tentang boneka sihir milik keluarga Cruile. William berkata kepadanya bahwa boneka sihir itu memiliki inti yang menggerakannya, ada 2 cara untuk menghancurkan, yaitu menghancurkan intinya atau melumpuhkan pengendalinya. Tentu cara kedua itu tidak bisa ia lakukan, karena Tuan Cruile sudah memasang penghalang pada pagar besi yang membatasinya antara arena pertarungan dengan bangku penonton. Satu-satunya cara adalah mencari inti dari boneka-boneka sihir itu, meskipun itu sebenarnya tidaklah mudah, karena inti dari setiap boneka sihir itu berbeda tempat dan juga ukurannya yang kecil.

Boneka itu bergerak dengan kecepatan yang lambat, menuju kearah Teo. Tanpa pikir panjang Teo mengeluarkan pedang sihirnya, ia mengeluarkan seluruh tenaganya pada pedang sihir itu dan membuat kemampuan pedangnya aktif. Pedangnya bersinar, mereka yang melihat pedang itu tentu tidak percaya melihat energi sebanyak itu "Mustahil." ucap salah satu dari mereka.

"Ghaaaaaaaaaaah!" satu tebasan yang mengenai udara itu, berhasil membuat barisan pertama dan kedua boneka sihir itu terbelah menjadi dua. Namun seperti yang di beritahu William, boneka itu tidak akan mati sebelum intinya hancur. Beberapa boneka tidak bergerak karena tebasan Teo berhasil mengenai inti dari boneka itu, namun ada juga yang mulai menyatukan kembali tubuhnya karena intinya yang belum hancur. Meskipun begitu, serangannya bukanlah hal yang sia-sia. Karena dengan serangannya itu ia bisa tau posisi inti dari boneka sihir itu.

Boneka-boneka itu terus bergerak mendekatinya, Teo tidak bisa mengeluarkan teknik itu lagi karena ia tau jika ia menggunakannya lagi, maka tubuhnya tidak akan bisa berdiri "Percuma saja! Kau tidak akan bisa menghancurkan mereka!" teriak Tuan Cruile. Teriakannya tidak membuat gentar, Teo mengeluarkan pistolnya lalu melepaskan peredam suara pada pistol itu, mengarahkannya ke boneka sihir itu lalu…

*Bang!*

Suara tembakan yang belum pernah di dengar oleh penonton membuat mereka terkejut sekaligus keheranan, tentu itu membuat mereka bertanya-tanya

"Senjata apa itu?"

"Aku belum pernah melihatnya."

"Apa itu semacam busur? Tapi ukurannya kecil sekali. Sebenarnya apa itu?"

"H-Hey lihat!"

Teo terus menembakan pistolnya ke boneka-boneka itu sambil berjalan mundur perlahan, perlu 5 kali tembakan di tempat yang sama untuk menembus dan menghancurkan inti dari boneka-boneka itu "Tidak mungkin… Tidak mungkin!" Tuan Cruile tidak percaya boneka-boneka sihir yang ia buat begitu mudah di hancurkan dengan senjata milik Teo.

Hingga akhirnya, tersisa 10 boneka sihir yang ada di depannya. Teo mengisi ulang peluru pistolnya "Lemah, Padahal aku dengar dari Jendral William kalau boneka keluargamu lah yang terkuat. Seperti ini, tidak ada bedanya dengan menembak orang-orangan sawah, kan?" Teo tersenyum licik sambil mengatakan itu.

"Beraninya kau! Beraninya menghina boneka ku! Lagipula kau curang menggunakan senjata aneh mu itu!"

"Tidak ada kata curang dalam pertarungan, Tuan Cruile. Jika kau berkata seperti itu, bukankah itu kekanak-kanakan?"

Ucapannya menyulut emosi Tuan Cruile, meskipun Tuan Cruile menahan dirinya untuk berkata-kata lagi "Hancurkan dia!" teriakannya itu, perintah untuk boneka sihirnya, seketika boneka-boneka itu lebih agresif daripada sebelumnya, mereka mendekati Teo dengan cepat dan menyerang Teo dengan pedang mereka.

"Sialan!" serangan boneka itu mengenai sedikit pipinya. Rasanya lebih sulit daripada sebelumnya, Teo sama sekali tidak diberi ruang untuk bergerak. Boneka sihir itu lebih cerdas daripada sebelumnya, mereka bisa memantulkan peluru yang Teo tembak kan dengan pedang besar mereka "Memantul, kalau begini akan merepotkan."

"Hahahahahaha! Itulah akibatnya jika kau sombong! Sekarang menarilah, menarilah!" Tuan Cruile dan bangsawan lain terhibur melihat aksi Teo yang tidak bisa melawan lagi, terus terdesak dan dibuat terus menghindar tanpa adanya perlawanan "Ini akan semakin menarik, benarkan? Karina?"

"Benar." gadis yang dijadikan budak oleh Tuan Cruile itu hanya meng-iyakan perkataanya dan mengangguk pelan. Meskipun apa yang ada dalam hatinya itu berbeda dengan apa yang ia ucapkan "(Teo… Bertahanlah)"

***

Di istana kerajaan Lumenia, Ratu Eliza dan putrinya sedang melakukan makan malam yang tenang, meski begitu putrinya tidak terlihat seperti itu. Ia hanya mengacak-acak makanannya seolah ia tidak nafsu dengan makanannya "Ada apa, putriku? Apa kamu tidak selera?"

Sang putri menggelengkan kepalanya "Tidak, bukan seperti itu. Hanya saja ada yang aku pikirkan." jawabnya sambil mengerutkan keningnya.

Ratu Eliza terdiam sesaat sambil melihat wajah putrinya itu, ia tersenyum kecil ke arahnya "Apa ada yang ingin kamu tanyakan?"

Sang putri menganggukan kepalanya pelan "Sedikit. Mama, Apa pengawal dari keluarga Blouse itu akan baik-baik saja?" pertanyaanya sedikit membuat Ibunda nya terkejut.

Karena pertanyaanya itu, Ratu Eliza tertawa kecil. Ia pun berbalik bertanya kepada putrinya "Kenapa kamu penasaran putriku? Apa ada yang menarik perhatianmu?"

"Memangnya siapa yang tidak penasaran dengan orang yang bisa mengalahkan si muka dua itu." ucapannya mendapat respon yang sama lagi dari Ratu Elize sebelumnya "Mama juga seperti itu kan? Sampai datang ke pengadilan hanya untuk melihatnya." ucapnya lalu memakan makanannya.

"Iya iya, mama mengerti. Memang orang itu luar biasa, sudah bisa mengalahkan William, sekarang dia melawan bangsawan. Mama akui keberaniannya itu luar biasa. Kalau kamu tanya dia baik-baik saja, mungkin jawabannya tidak." begitu terdengar serius ucapannya saat berbicara tentang kabar dari pengawal keluarga Blouse.

"Kalau begit–. Eh?" Ratu Elize mengangkat telapak tangannya dan tersenyum ke arah putrinya "Kalau kamu masih ingin bertanya, Mama bersedia menjawabnya. Tetapi, habisi dulu makananmu, ya." ucapnya sambil mengedipkan matanya sebelah.

"Ah, Hmmmph." Sang putri hanya mengembungkan pipinya sebagai respon ketidakpuasan keputusan Ibunya.

"Terima kasih." ucapnya kepada dewa saat makanannya telah habis, begitu juga dengan sang ratu "Kalau begitu, kenapa mama tidak menghentikan mereka?"

Sang ratu tertawa kecil mendengarnya "Meskipun Mama ini ratu, tapi tetap mama tidak bisa seenaknya. Ada aturan-aturan yang harus dipatuhi, karena itu kita tidak bisa melakukan apa-apa, ditambah kamu juga tahu sendiri bagaimana keluarga Cruile itu, kan?"

"Ah, egois, mementingkan kekayaanya sendiri, tidak peduli dengan rakyatnya, ditambah anaknya yang tidak sadar diri. Menyebalkan."

"Fufu~ karena itu untuk saat ini, kita hanya bisa mengawasi mereka."

"Meskipun dia sudah curang saat persidangan?"

Sang ratu terdiam sesaat saat mendengar Putrinya tahu tentang persidangan itu. Karena seingat dia, putrinya tidak ikut pergi ke pengadilan kerajaan "Oh putriku, apa kamu memakai 'itu' lagi?"

Sang putri hanya memalingkan wajahnya saat Ibunya berkata seperti itu. Ratu Elize berdiri lalu mendekati putrinya "Bukankah sudah Mama bilang kalau kamu tidak boleh sering menggunakan itu, kan?" Ratu Elize berdiri di belakangnya, tatapannya begitu mengerikan sambil terus memasang senyumnya. Tatapannya itu membuat tubuhnya sedikit merinding "A-Ah aku harus ke kamar mandi."

"Mama belum selesai berbicara, Claudia Clairone." Ibunya mendorongnya kebawah membuat Claudia terduduk kembali di tempatnya.

"Tidak masalah, aku juga tidak merasa lelah sama sekali." Claudia hanya menunduk sedih saat Ibunya mengetahui apa yang ia lakukan untuk melihat persidangan kemarin "Aku hanya menggunakannya sebentar saja, jadi tidak masalah."

"Walaupun begitu, teknik itu menguras banyak energi sihirmu, jangan terlalu sering menggunakannya ya." Ratu Elize memeluknya dari belakang sambil mengusap kepala putrinya itu. Kenyamanan itu membuat Claudia berhenti mengelak, ia menyandarkan tubuhnya lalu meminta maaf karena melakukan teknik itu tanpa seiizin Ibunya. Saat sedang bermanja dengan Ibunya, seorang pelayan menghampiri mereka dan berkata kepada sang ratu bahwa William ingin menemuinya "Ah begitu."

"Sekarang, Jendral William sedang berada di ruang tamu."

"Baiklah, Saya akan segera kesana. Ayo, Claudia."

mereka pun pergi ke ruang tamu untuk menemui William. Disana, William hanya duduk dengan wajah yang begitu serius "Apa Anda ingin teh, Jendral?" tanya Ratu.

Mendengar suaranya, Willia langsung berdiri dan membungkuk sedikit ke arahnya "Selamat malam, Ratu Elize."

"Malam, Jendral. Ada perlu apa sampai datang malam-malam begini?"

"Maaf mengganggu waktu istirahat anda, tapi saya membawa kabar dari penyidik kita." ucap William, ia pun merogoh sakunya dan mengambil sebuah kertas yang ukurannya tidak terlalu besar.

"Apa ini tentang organsisas gelap?"

"Ya, kabar ini memang berkaitan dengan Dark sychte. Sebelumnya kita tahu kalau ada orang yang memberikan dana untuk organisasi gelap, semua persenjataan, zirah, dan lainnya, mereka di berikan dana oleh orang yang sebelumnya tidak kita ketahui."

"Benar, lalu?"

William memberikan kertas itu kepada Ratu Elize. William memberitahunya kalau itu adalah kertas suara, dengan menggunakan sihir pada kertas itu, ia bisa mendengar suara yang sebelumnya disampaikan pada kertas itu. Ratu melakukan apa yang dikatakan William, ia menaruh kertas itu di depan wajahnya. Secara perlahan, ia mengalirkan energi sihir kepada kertas itu. Perlahan mulai bercahaya, suara pesan pun dapat di dengar olehnya, namun tidak dengan yang lain.

Mendengar pesan itu, membuatnya tidak terlalu terkeju. Setelah digunakan, kertas itu pun terbakar sampai hangus tak tetsisa "Sudah kuduga, ternyata memang dia pelakunya. Apa perdana mentri masih belum kembali?" tanya Ratu.

"Perdana mentri akan kembali 7 hari lagi setelah mengurus hubungan kerja sama antara kerjaaan di benua utama dengan kerajaan Lumenia."

"Begitu. Kalau begitu, kali ini Anda yang melakukannya, semua bukti sudah terkumpul, dia tidak akan bisa mengelak lagi. Pelayan, ambilkan gulungan surat!"

"Akan saya lakukan, Ratu." ucap William lalu berlutut dihadapannya.

Malam itu, setelah mendapatkan surat perintah, William menyiapkan pasukannya untuk menangkap orang yang memberikan aliran dana untuk organisasi gelap, Dark sychte. William hanya tersenyum licik setelah melihat surat penangkapan itu "Anda tidak akan bisa lari lagi…"

***

"(Sialan, aku kelelahan. Kalau seperti ini, aku tidak akan bisa bertahan!)"

Arena bawah tanah kediaman Cruile, Teo masih terus menghadapi hukumannya, tersisa 5 boneka lagi yang harus ia hancurkan, meski begitu dirinya sudah sangat lelah karena dipaksa untuk terus menghindari serangan boneka-boneka sihir itu. Luka di tubuhnya semakin parah, begitu banyak luka sayatan pedang di punggung, lengan dan kakinya, lukanya membuat dirinya hampir tumbang.

Teo masih mencoba menembaki mereka dengan pistol meski pun hasilnya tetap mustahil bisa mengenai mereka karena pedang besar mereka itu terus memantulkan pelurunya. Mengubah taktik-nya, Teo melakukan serangan jarak dekat, namun tidak begitu efektif. Setiap ia beradu pedang dengan boneka sihir, pasti boneka sihir yang lain akan menyerangnya, karena itu telat sedikit saja bisa berakibat fatal.

Di kursi penonton, Tuan Cruile begitu terhibur dengan pertunjukan yang Teo lakukan. Apalagi saat-saat dimana Teo terluka parah, ia begitu senang sampai tertawa keras melihatnya. Budaknya, Karina, ia tidak begitu senang melihat Teo dijadikan bahan pertunjukan Tuannya, ia pun bertanya kepadanya "Tuan, apa tidak terlalu berlebihan memberikan hukuman ini kepada orang itu?"

Tuan Cruile seketika menatap tajam ke arahnya sampai membuat Karina menundukan kepalanya lalu meminta maaf kepada Tuan Cruile "M-Maafkan saya, saya tidak bermaksud membela orang itu. Mau bagaiamana juga orang itu tetap bersalah setelah melukai Tuan Luis."

Tuan Cruile tersenyum sombong ke arahnya "Benar sekali, dia itu memang bersalah. Hukuman ini dibuat agar dia tidak bisa seenaknya lagi melawan seorang bangsawan. Kamu tidak perlu khawatir, dia tidak akan kubuat tewas." Tuan Cruile merangkul pinggang karina dan membuatnya duduk di sampingny "Kamu jangan khawatirkan dia, ya." wajahnya begitu dekat dengan Karina, ia menyentuh bibirnya dan perlahan mendekatkannya pada bibir miliknya "T-Tuan, jangan di tempat seperti ini." Karina memalingkan wajahnya sambil berkata seperti itu.

"Tidak apa-apa, mereka juga sudah tau kalau kau adalah kesayanganku. Lihatlah kemari, aku ingin melihat wajahmu" Tuan Cruile mengarahkan wajahnya lagi kedepan matanya, Karina hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya "(Teo….)"

"Haaaaaaaaaa!" teriakannya, membuat Tuan Cruile sedikit terganggu, ia mengurungkan niatnya lalu berfokus kembali pada pertunjukannya itu. Disana, hanya tersisa 2 boneka sihir yang berdiri di hadapannya. Meskipun tersisa sedikit lagi, Teo tidak bisa menggerakan kakinya karena luka parah dikedua kakinya.

"Luarbiasa, luarbiasa! Bisa menghabisi 48 boneka sihirku, bukankah kau itu sangat hebat!? Benar tidak!?" pujiannya itu diberikan kepada Teo lalu dipertanyakan kepada bangsawan lain tentang kemampuan Teo tanpa sedikit meragukannya.

Mereka bertepuk tangan seolah sangat menikmati pertunjukan Teo itu. Tidak ada yang menyenangkan dari ucapan pujian mereka kepadanya, mengabaikannya adalah solusi yang dipilihnya untuk saat ini.

"Bagaimana jika kau menjadi pengawal kami saja? Kami akan memberi bayaran yang lebih besar daripada keluarga yang kau layani sekarang? Tentu kau juga akan bebas dari hukumanmu sekarang." tentu itu menjadi tawaran yang menggiurkan, bebas dari hukumannya, diberi bayaran lebih banyak daripada bayaran keluarga Blouse, meskipun sebenarnya Teo masih belum tahu seberapa bayarannya sekarang. Namun, walaupun ia tahu bayarannya, tetap ia tidak sudi melayani keluarga Cruile.

"Anda pandai sekali bergurau, Tuan Cruile." Teo tersenyum ketika mengatakannya, ucapannya itu tentu sedikit menyulut emosi Tuan Cruile, terlihat ia menekuk wajahnya karena tidak terima dengan perkataanya itu.

Namun sesaat, ia tersenyum lebar. Lalu ia mengangkat tangan kanannya "Kau tidak pernah melihat kondisi mu apa? Masih saja menentang bangsawan. Inilah akibatnya kalau kau menentangku!" ia menurunkan tangannya dengan cepat di akhir perkataanya. Seketika boneka-boneka sihir itu langsung bergerak begitu cepat mendekatinya, Teo melihat serangan itu dan berhasil menghindarinya. Namun…

*Whooosh*

"Baaaaagh! Khaah… Haaaah…" serangan kedua tidak dapat ia hindari, sebuah pedang besar, menembus tubuhnya.

Budak Tuan Cruile, Karina, memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya. Ia tidak bisa melihat seseorang yang berlumuran darah dijadikan bahan tertawa oranh lain, yang ia maksud adalah para bangsawan yang ada disini dan Tuannya sendiri. Boneka sihir itu tidak mencabutnya, ia melepaskan pedangnya dan membiarkannya tertancap begitu saja ditubuh Teo "Inilah akibatnya jika kau terlalu memandang rendah bangsawan." ucapan itu adalah ucapan terakhir darinya untuk Teo, ia langsung berkata kepada para bangsawan seperti sedang menutup sebuah acara pesta.

Di arena, Teo sudah tidak bisa bergerak, ia terkapar ditanah dengan pedang sihir pemberian dari Celica ditangannya.

"(Dingin… Apa aku akan mati?)"

Kesadarannya perlahan mulai memudar, rasa penyesalan mulai dirasakan kembali, rekaman masa lalu mulai terlihat.

"(Maaf… Kapten…)"

Ia mengingat saat pertama kali di tempatkan di pasukan khusus, bersama regunya, menjalani misi, begitu terasa melegakan untuknya saat itu.

"(Letnan… Lagi-lagi…. Aku gagal…)"

Penyesalan yang ia rasakan begitu dalam, dua kali kegagalan yang berakibat fatal, membuatnya begitu menyesal, apakah instrukurnya kecewa? Pertanyaan itu telintas di kepala Teo yang perlahan kesadarannya mulai menghilang. Ia memejamkan matanya, kalimat permintaan maaf, sekali lagi terucap olehnya.

'Bodoh! Cepat bangun, ini bukan saatnya untuk tidur. Kau tidak dengar? Ayo cepat bangun! Dasar rakyat jelata!'

"(Nona Celica…)" sosok Celica tergambar jelas di ingatannya, entah kenapa itu terjadi, padahal selama ini ia tidak pernah dekat dengan orang itu.

'Jika kau ingin pergi, kembalikan pedang itu. Itu tidak murah kau tau!'

"(Pedang…)"

Teo memaksakan diri untuk membuka matanya, tidak begitu jelas apa yang ia lihat, namun begitu terang cahaya yang di timbulkan pada tangannya itu. Tidak, bukan tangannya yang bercahaya, namun pedangnya. Pedangnya lah yang mengeluarkan cahaya itu. Perlahan, penglihatannya mulai membaik, kesadarannya perlahan kembali.

"(Pedang ini… apa yang terjadi?)" perlahan tubuhnya memulih, luka sayatan pedang dari boneka sihir, perlahan mulai menutup.

"T-Tuan Cruile, lihat!" salah satu bangsawan berteriak memberitahunya untuk melihat ke arah Arena.

"T-Tidak mungkin." Melihat Teo perlahan bangkit, Tuan Cruile terduduk kembali di tempatnya.

Teo berdiri, ia mencabut pedang yang tertancap di tubuhnya dengan satu tangan. Meski begitu ia sama sekali tidak merasakan sakit tubuhnya, luka yang disebabkan pedang itu pun perlahan menutup seperti semula tanpa dijahit. Teo tersenyum lebar ketika kondisinya mulai pulih seperti semula, sebuah keajaiban yang tidak pernah ia rasakan "Luar biasa, aku tidak tau apa yang terjadi, tapi kekuatan ku pulih, ini luar biasa." ia melihat kedua tangannya yang perlahan luka-lukanya tertutup kembali.

Lalu ia melihat Tuan Cruile yang terkejut menatapnya. Entah keyakinan darimana, ia mengambil ancang-ancang lalu melempar pedang besar itu ke arah Tuan Cruile, namun penghalang yang dibuat Cruile menahannya "Hah, tidak mungkin kau bis–. Apa…"

Meski pedang itu berhasil ditahan oleh penghalangnya, namun pedang besar itu sama sekali tidak jatuh. Pedang itu terus menekan penghalang itu sampai akhirnya…

*Crank!*

Penghalang itu itu berhasil di tembus, pecah, menjadi serpihan-serpihan kecil, berjatuhan bagaikan salju. Ia mengambil pistolnya dan tersenyum sambil mengarahkannya ke Tuan Cruile.

"Sialan! Matilah kau!" kedua boneka sihirnya langusung menyerang Teo dari belakang, namun kali ini ia bisa menghindari kedua boneka sihir itu.

*Bang! Bang!*

Tembakannya lebih kuat dari sebelumnya, Dengan dua peluru, kedua boneka sihir itu seketika tumbang, tembakannya berhasil menembus inti dari boneka sihir itu dan menghancurkannya "T-Tidak mungkin!" ketakutan nampak di wajah Tuan Cruile "Jangan sombong, rakyat jelata!" boneka sihir dikeluarkannya lagi, lebih banya dari sebelumnya "Kau akan mati!"

*Booom!*

Semua mata tertuju pada pintu masuk yang hancur "Diam ditempat! Atas nama Ratu, kalian semua dilarang keluar dari tempat ini!" suara William bergema bersamaan dengan para prajurit yang menjaga setiap sisi dari tempat itu dan menahan para bangsawan yang ada disana.

"Je-Jendral! Ada apa ini?!"

"Tuan Cruile, anda dicurigai memberikan aliran dana untuk organisasi gelap penentang kerajaan, Dark sychte."

"Apa!? Jangan bercanda! Aku tidak ada hubungannya-."

"Ada, kami memiliki bukti kuat kalau Anda membantu organisasi gelap itu dari persenjataan, kuda, dan lain sebagainya. Ini surat penangkapanmu, di tanda tangani langsung oleh Ratu." William menunjukan surat gulungan yang berisi perintah penangkapan Tuan Cruile, setelahnya ia tersenyum puas "Anda tidak bisa lari, Tuan Cruile."

Kondisinya tersudut, tidak ada pembelaan. Bahkan teman-teman bangsawannya juga tidak percaya kalau Tuan Cruile melakukan hal itu, memberikan dana kepada organisasi yang menentang kerajaan adalah sesuatu yang tidak bisa di terima "Dia berbohong kan, Tuan Cruile. Anda tidak seperti itukan!? Mereka adalah orang-orang yang ingin membunuh kita, para bangsawan. Anda tidak seperti apa yang dia katakan, kan? Hey, Tuan Cruile, jawablah!" pertanyaan yang di penuhi rasa tidak percaya itu datang dari salah satu teman bangsawannya. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, ia hanya mengeratkan giginya sambil menatap tajam ke arah Wiliam.

Saat Tuan Cruile menolak untuk berbicara, pandangan William beralih kepada Teo yang sedang ada di arena. Begitu banyak boneka sihir di sekitarnya dan juga tubuhnya yang sedikit bercahaya "Sudah kuduga kau akan baik-baik saja. Lalu, kenapa tubuhmu bercahaya begitu?"

"Mana aku tahu, tapi berkat ini aku bisa bertahan. Lalu, kenapa kau lama sekali?"

"Yaa, maaf maaf. Aku juga perlu makan malam, jadi maaf ya." William merapatkan kedua telapak tangannya dengan pose tubuh yang sedikit membungkuk.

"Kau ini…" Teo mengubah arah pistolnya ke arah William.

Melihat pistol itu mengingatkan William pada saat duel mereka dan membuatnya meminta maaf di depan seluruh bawahannya "J-Jendral…"

"Kita bisa membahas itu nanti, ya. Soalnya, ada penghianat yang harus ditangkap." William menoleh kembali ke Tuan Cruile yang masih terdiam menatap tajam William "Prajurit, tangkap dia." dua prajurit mendekatinya.

"Ikut dengan kami, Tuan Cruil-. Buaaahk!" dua orang prajurit itu seketika terkena sayatan pedang dua boneka sihir milik Tuan Cruile yang entah datang darimana.

"Tuan Cruile! jangan melakukan perlawanan, itu akan memberatkan hukumanmu!" peringatan William tidak ia dengar, ia malah tertawa keras tanpa henti, seakan ia tidak takut dengan perintah penangkapannya itu.

Tuan Cruile menjentikan jarinya, boneka-boneka sihir yang tidak bisa dihitung dengan jari muncul dari tanah. Tidak, tetapi dari lingkaran sihir yang muncul bersamaan di seluruh ruangan itu "Jangan bercanda, Jendral. Menyerah begitu saja, pada akhirnya aku akan di hukum mati, kan? Kalau begitu, lebih baik aku bertarung habis-habisan, kan?"

"Kau… Prajurit! Bersiap untuk pertarungan!" teriakan William membuat semua prajurit yang ada disana menarik pedangnya.

"Ayo kita mulai pertunjukannya, Jendral."

To be continue.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C15
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login