Download App
7.69% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 14: Chapter 13 - Korban pertama

Chapter 14: Chapter 13 - Korban pertama

Di pagi hari ini, insiden terlukanya putra dari keluarga Cruile karena pengawal baru keluarga Blouse, menjadi buah bibir di ibukota dan sebagian wilayah kerajaan Lumenia. Keluarga Cruile pun melaporkan Keluarga Blouse langsung ke pengadilan kerajaan karena masalah itu.

"Aaaaaaaaaaah! Cattalina! Apa pengawalmu itu tidak di beritahu dulu untuk menahan diri!? Bisa-bisa keluarga kita hancur karena dia!" teriak nyonya Stella yang saat ini sangat sedang marah besar setelah tahu pengawal barunya membuat masalah dengan keluarga bangsawan lain. Meskipun beliau sudah diberitahu kalau Teo hanya menjalankan tugasnya sebagai pengawal.

Saat ini, anggota keluarga Blouse sedang berkumpul di kediaman mereka di ibukota untuk mencari solusi masalah yang sedang dihadapi mereka "Sejak awal aku sudah tidak setuju kalau dia menjadi bagian keluarga kita!" teriak Celica yang sepertinya memihak kepada Ibunya yang menyalahkan Teo atas kejadian ini.

"Stella, Celica. Tenang dulu. Mau bagaimana juga Teo hanya membela diri, dia hanya membela keluarga kita." ucap Tuan Wales yang mencoba menenangkan kedua wanita yang sedang marah besar saat ini.

"Apa yang Ayah katakan itu benar, Ibu, Celica. Tenang ya."

"Bagaimana aku bisa tenang kalau sudah seperti ini, Cattalina?"

"Benar, apa yang ibu katakan! Gara-gara orang itu, kita jadi terlibat masalah seperti ini."

Setelah itu mereka semua terdiam, wajah mereka nampak begitu khawatir seakan mereka tidak punya cara untuk melawan selain mengganti rugi sesuai apa yang keluarga Cruile pinta.

*Whooop!* "Ada apa?"

"William!" ucap mereka serempak, mereka terkejut karena tiba-tiba William datang dengan sihir teleportasinya.

"E-Eh? Kenapa?"

"William, bagaimana ini!? Bisa-bisa keluarga kita hancur!" ucap Nyonya Stella sambil mengguncangkan tubuh William dengan kuat.

"I-Ibu tenang dulu ya."

"Bagaimana bisa aku tenang kalau sudah seperti ini!" Nyonya Stella langsung terduduk sambil memegangi kepalanya.

"Ibu, duduklah dulu, ya." William membawa Ibunya untuk duduk di sofa. Lalu, ia ikut duduk bersama mereka, ia duduk di dekat Cattalina.

"Kakak, apa tidak apa-apa Kakak kemari? Bagaimana pekerjaan Kakak?" pertanyaan yang di berikan kepadanya dari Cattalina

"Yah, Ratu memintaku untuk mengurus masalah keluarga ku lebih dulu. Karena itu aku kesini untuk menemui kalian." jawab William dengan tenang.

"Oh begitu."

Setelah itu, mereka semua diam kembali dan memikiri masalah yang serupa, kecuali William yang sedari awal datang ia terlihat begitu tenang. Melihat ketenangannya itu membuat Tuan Wales penasaran "William, apa kamu bisa membantu untuk menyelesaikan ini?"

"Maaf ayah, aku tidak bisa membantu untuk masalah ini, mau bagaimana juga yang melaporkan kita ini adalah keluarga Cruile." William terdiam sesaat dan melihat Ayah dan Ibunya yang terlihat begitu kebingungan, kemudian ia merapatkan kedua telapak tangannya dan membungkukan tubuhnya, lalu ia berbicara dengan wajah yang begitu serius "Keluarga Cruile sejak dulu memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarga kita. Bagi mereka, ini adalah kesempatan yang begitu langka. Kemungkinan di pengadilan siang nanti, kita akan di tuntut habis-habisan oleh mereka. Maaf jika aku membahas ini." kemudian ia pun berdiri dari tempatnya "Tapi, aku punya saran dan aku yakin tidak akan kalian akan menyutujuinya."

"Memangnya apa saranmu, William?" tanya Nyonya Stella.

William tersenyum kepada mereka semua, seolah senyumannya itu menandakan kalau ia sangat percaya kalau saran darinya itu akan berhasil.

***

Tengah hari, di gedung pengadilan kerajaan.

Dengan tangan yang di rantai dan pakaian lusuh yang ia kenakan, Teo di bawa menuju podium karena menjadi tersangka atas terlukanya pengawal dan putra dari keluarga Cruile, Luis von Cruile. Ia menoleh ke kiri dan kanan atasnya, ia melihat begitu banyak bangsawan yang melihatnya. Mereka menatap jijik dan terus berbisik tentang keburukan Teo dan Keluarga Blouse, tapi tidak sedikit juga dari mereka yang ikut prihatin dengan masalah ini. Saat sampai di podium, ia menoleh ke depan. Di balkon paling tinggi, ia melihat seorang wanita dengan mahkota di kepalanya "(Putri? Tidak, dia Ratu.)"

"Hari ini, sidang atas insiden Putra bangsawan keluarga Cruile beserta pengawalnya akan di mulai." ucap orang berpakaian hitam yang berada di bawah balkon sang ratu.

"(Hakim?)"

Mereka semua yang melihat sidang itu pin duduk di tempat yang di sediakan. Teo menoleh ke kiri dan kanannya, ia melihat 2 keluarga yang tengah menatap ke arahnya. Tidak, bukan kearahnya, tapi mereka menatap satu sama lain. Di satu sisi, mereka terlihat begitu serius menghadapi sidang ini, namun berbeda dengan sisi lainnya. Mereka terlihat begitu tenang dan tersenyum mengejek, mereka lah keluarga Cruile. Dari wajah mereka yang tenang, mereka merasa yakin akan memenangkan sidang ini.

"Atas nama dewi keadilan Iustia dan Ratu Eliza Clairone von Lumenia, Aku nyatakan sidang dimulai!" palu di ketuk, wajah semua orang disana terlihat begitu serius, kecuali keluarga Cruile yang terlihat begitu yakin dengan sidang ini. Teo menarik nafas panjang, lalu tidak sengaja ia melirik ke arah sang ratu. Entah kebetulan atau tidak, Ratu itu tersenyum saat ia meliriknya. Senyumannya membuat Teo menundukan kepalanya perlahan

"Terdakwa Teo, pengawal dari keluarga Blouse, apakah benar anda melukai Luis von Cruile dengan sengaja? Jawab dengan jujur dihadapan sang ratu."

Teo tidak menjawabnya langsung, ia membuang nafasnya dan mengangkat kepalanya "Benar."

Suara ketidakpercayaan dan hujatan kecil di berikan kepada Teo dari orang-orang yang melihat persidangan itu, meskipun mereka berbicara dengan suara yang pelan.

Hakim itu mengangkat sebelah tangannya dan suara-suara itu perlahan mereda "Apa alasanmu melukai Luis von Cruile?"

Teo menarik ujung bibirnya sebelum berkata, ia membuang nafasnya lagi dan berbicara "Tuan saya di hina oleh ucapannya."

"Bohong! Kau itu di perintah oleh Tuan mu kan!?" Teriak salah satu penonton sambil menunjuk ke arahnya. Teriakannya yang provokatif itu membuat semua orang yang melihatnya ikut menghujat Teo dan keluarga Blouse.

Keluarga Blouse yang ada di sana hanya terdiam mendenhar ucapan mereka. Teo mengeratkan giginya karena geram dengan ucapan mereka semua "Apa kau punya bukti kalau aku berbohong!" Seketika mereka semua terdiam mendengar ucapan Teo yang tegas itu.

"Tapi memang begitu ka–."

"Saya tanya, apa ada bukti kalau saya berbohong?!" Teo mengulangi pertanyaanya, orang yang memprovokasi itu pun terdiam dan membuang wajahnya. Ruangan hening, tidak ada yang mampu menjawab pertanyaanya itu, sampai akhirnya palu hakim pun di ketuk kembali dan meminta semuanya untuk tenang. Setelahnya, Hakim meminta penjelasan lebih rinci untuk alasan Teo yang sebelumnya ia berikan.

Membuang nafasnya, untuk menenangkan dirinya yang sudah berbicara tegas sebelumnya "Seperti yang sudah saya bilang, Tuan saya dihina olehnya. Penyebabnya adalah kematian Kakak dari kesatria Zack."

Perkataanya tidak percaya, banyak yang menyangkal kalau Luis melakukan hal itu, tidak ada yang mempercayainya. Palu di ketuk kembali, semua orang kembali terdiam. Hakim itu kembali meminta Teo melanjutkan alasannya.

Teo menceritakan semua apa yang terjadi disana menurut pandangannya, tentu mereka yang melihat pengadilan itu tidak percaya dengan apa yang Teo katakan. Semua berpihak kepada keluarga Cruile, tidak ada yang berani membela memihak kepada keluarga Blouse, mereka yang memihak keluarga Blouse lebih memilih diam daripada bersuara.

Palu di ketuk kembali, waktu bicara Teo sudah selesai, selanjutnya Hakim memanggil para saksi yang melihat insiden itu. Saksi pertama, seorang penjaga sekolah yang melihat insiden itu, ia memberikan kesaksiannya dengan apa yang ia lihat sendiri dengan matanya dan yang ia dengar dengan telinganya. Setidaknya, harusnya begitu.

"Tuan Luis tidak mengatakan itu, ia hanya berbicara dan tiba-tiba pengawal keluarga Blouse menyerangnya."

Pernyataanya membuat semuanya terkejut dan semakin banyak yang menghina keluarga Blouse. Celica dan Cattalina tidak berkata apa-apa, seolah mereka sudah tau kalau hal ini akan terjadi "(Suap ya, ternyata yang seperti ini juga ada di dunia manapun. Luar biasa.)" Hakim meminta untuk kembali tenang dan menghormati Ratu yang ikut menyaksikan persidangan itu, mereka seketika merasa enggan. Seolah terbawa suasana, mereka tidak sadar adanya ratu disana. Mendengar kesaksiannya itu, Hakim berunding dengan anggota pengadilan lainnya. Mereka masih kurang merasa yakin dengan kesaksian dari penjaga itu, lalu hakim itu memanggil saksi kedua yaitu pengawal dari keluarga lain yang ada disana. Akan tetapi, kesaksiannya berbeda dengan saksi pertama, ia berkata kalau apa yang Teo katakan adalah kebenarannya "Sebagai sesama pengawal, aku juga mengerti bagaimana perasaaan itu." ucapan itu mengakhiri kesaksiannya. Tidak ada yang memprotes kesaksiannya, semua penonton hanya berbisik satu sama lain karena mereka tidak tahu siapa yang jujur dan juga siapa yang berbohong.

"Ketua, mengingat perseteruan Keluarga Blouse dan Keluarga Cruile. Kedua keluarga pasti akan mempertaruhkan apapun untuk kemenangan sidang ini, jadi kemungkinan… Anda tau apa yang saya maksud." ucap anggota pengadilan yang berbicara kepada hakim.

Hakim itu memejamkan matanya, ia mengerti maksud dari perkataanya itu. Keputusan semakin sulit di buat, mereka yang menyaksikan pengadilan itu semakin riuh karena perkataan yang mereka dengar "(Akhirnya berakhir seperti ini ya, sudah kuduga sih, ketika salah satu berbohong maka yang berbeda juga akan dianggap berbohong. Tidak akan ada yang tau siapa yang jujur, selama salah satu dari mereka tidak mengeluarkan bukti yang kuat. Nah, sekarang apa yang akan kalian lakukan?)"

Palu di ketuk 3 kali menandakan berakhirnya sidang, tidak, tetapi Hakim menunda persidangan itu karena masalah ketidakjujuran dari salah satu pihak yang mengubah fakta yang ada. Di bawanya Teo kembali ke ruang tahanan menandakan selesainya pengadilan hari ini, tidak ada banyak hal yang Teo lakukan selain membaringkan tubuhnya di atas papan kayu yang menggantung "Tidak kusangka aku akan menghadapi pengadilan seperti ini lagi." ucapnya sambil menutupi matanya dengan tangan.

Tidak terlalu lama, penjaga datang "Bangun, Ada ingin berbicara denganmu." Ia langsung bangun untuk memenuhi panggilan itu, dengan tangan yang di rantai lagi, ia di bawa ke sebuah ruangan yang di jaga oleh 2 orang penjaga.

Ia terdian sesaat sambil menatapi pintu ruangan itu "Ada apa?" Teo menggeleng lalu berjalan kembali, pintu pun di buka oleh penjaga itu.

Saat memasuki ruangan, seolah terjadi eye-catching, ruangan yang ia masuki begitu berbeda, bersih, rapih, dan juga terlihat mewah, Sangat berbeda sekali dengan luar ruangan itu. ia melihat William memegangi cangkir berisi air teh, Disana, hanya ada satu tempat duduk, hanya di khususkan untuk tamu. Rantai yang mengikat tangannya pun dilepaskan "Walau rantainya terlihat longgar tapi tidak bisa kulepaskan, apa ada sihir di dalamnya?"

"Begitulah. Tapi itu hanya untuk sementara sih, karena kau masih menjalani persidangan. Saat kau di pastikan ditahan, rantaimu dilepas dan kau akan menjalani kehidupan yang baru, ah tolong biarkan aku bicara berdua dengannya." menuruti perkataan William, penjaga yang membawanya pun keluar dari ruangan itu. Mereka meninggalkannya bersama dengan wiliam di dalam ruangan itu "Duduklah."

Teo melijat ke sekelilingnya dan tidak melihat adanya tempat duduk untuknya "Dimana?"

"Lantai."

"Lucu sekali." William tertawa kecil mendengarnya berkata seperti itu, William menaruh cangkirnya di meja. Selama beberapa saat, ia hanya tersenyum kepada Teo dan tidak berkata apa-apa "Ada apa seorang jendral pasukan kerajaan menemuiku, seingatku orang yang bekerja untuk kerajaan dilarang ikut campur saat keluarganya sedang ada masalah."

William lagi-lagi tertawa melihat Teo berkata seperti itu "Siapa bilang seperti itu?"

"Kau sendiri yang bilang seperti itu." Teo mengingatkannya kembali apa yang ia katakan saat ia masih menjadi tahanan sekolah, saat ini ia berada di tahanan pengadilan.

"Aku masih bisa membantu keluarga ku, setidaknya sampai tadi pagi." William meminum air tehnya lagi. Entah apa yang ingin William lakukan padanya, tidak dapat ia ketahui, karena sedari tadi William hanya meminum tehnya dan membiarkannya terus berdiri sambil menatapinya "Jika tidak ada yang harus di bicarakan, lebih baik aku kembali, lagipula sepertinya kalian sudah menjakankannya kan? Aku kagum dengan Blouse bisa tahan dengan itu."

"Hm, begitulah. Meski begitu tidak mudah untuk meyakinkan mereka, tapi setelah ini, tergantung denganmu Teo. Semuanya bertaruh pada hukumanmu." ucapan William tidak di respon oleh Teo, ia hanya memalingkan wajahnya seolah tidak ingin mendengar itu lebih lanjut. William meminum tehnya sampai habis, ia pun berdiri dan mendekati Teo "Lakukan yang terbaik, ya." William berjalan keluar, saat keluar penjaga yang membawanya itu masuk kedalam dan memasang rantai pada tangannya lagi, lalu membawanya kembali ke tempatnya di tahan "Ya, akan ku usahakan."

***

Keesokan harinya, persidangan kedua pun dimulai, kedua belah pihak sudah menyiapkan bukti yang kuat untuk melawan satu sama lain, bukan dalam artian buruk, mereka melawan untuk memenangkan persidangan ini. Mengingat kejadian kemarin, hakim kembali mempertegas untuk berkata dengan jujur, meskipun hari ini ratu tidak hadir di persidangan hari ini. Mau bagaimana pun juga dia seorang ratu yang harus mengurus wilayahnya, tidak mungkin dia akan selalu datang di persidangan yang kasusnya di lebih-lebih kan ini.

Tidak ada yang istimewa pada persidangan hari ini selain keluarga Cruile yang terus menyudutkan Teo dan keluarga Blouse. Sesekali Teo melihat ke arah Tuannya, ia hanya tersenyum sambil memejamkan matanya, berbeda dengan 3 orang keluarganya yaitu Celica, Tuan Wales dan Nyonya Stella yang terlihat tidak terlalu tenang dengan persidangan kali ini.

Sejak mulainya persidangan, keluarga Cruile menyudutkan Teo tanpa henti. Berbeda dengan keluarga Blouse yang sejak awal hanya menengeluarkan sedikit bukti, bukan berarti mereka tidak mampu melawannya, tapi mereka memang sengaja untuk mengalah dan mengikuti rencana William.

Karena tidak adanya perlawanan yang kuat dari keluarga Blouse, akhirnya kemenangan pun didapat oleh keluarga Cruile. Sesuai rencana, hukuman pun di berikan kepada keluarga Cruile "-Sebagai penebusan dosa mu, kau akan dihukum sesuai apa yang keluarga Cruile berikan kepadamu, pengadilan selesai!" palu di ketuk, kemenangan telak di raih keluarga Cruile.

Sore hari di kediaman Cruile, keluarga Blouse di undang kesana untuk menentukan hukuman Teo, meskipun sejak awal mereka sudah menentukan hukuman apa yang diberikan kepada Teo.

Hukuman yang di tawarkan memang tidak disangka, kenapa keluarga Cruile menawarkan hukuman yang seperti itu? Melawan boneka sihir yang dimiliki keluarga Cruile, itu terdengar mustahil untuk dilawan seorang diri.

"Baiklah, seperti yang sudah kita sepakati, hukuman apa yang akan kamu pilih? Aku berikan kemudahan, membayar denda atas apa yang kau lakukan, atau melawan boneka sihir milik kami, namun jika kau kalah, Keluarga Blouse akan kehilangan segalanya. Wilayah, harta, gelar, dengan kata lain mereka menjadi rakyat jelata." perkataan kepala keluarga Cruile itu di tanggapi dengan tenang oleh Cattalina sebagai perwakilan dari keluarga Blouse.

"Benar, Teo, ini adalah keputusanmu. Apapun keputusanmu akan kami terima, tidak perlu sungkan." ucap Cattalina dengan begitu tenang.

"Wah, putri tertua sepertinya masih ingin membuat dirinya sebagai bangsawan terhormat."

"Tidak, anda salah Tuan Cruile, saya hanya berkata apa yang harus saya katakan, dan juga tidak banyak yang bisa saya katakan." ucap Cattalina sambil tersenyum.

Tuan Cruile terlihat begitu terhibur dengan perkataan Cattalina itu. Karena menurutnya, Cattalina sudah pasrah dengan kondisinya dan itu lah yang membuatnya terhibur "Begitu ya, perkataan anda ada benarnya, Nona Cattalona." seorang pelayan datang membawakan teh untuk mereka "Ah minumlah dulu, santai saja, tidak perlu buru-buru. Hari ini aku sedang bahagia jadi aku ingin tamu ku bahagia juga, ya." Tuan Cruile tersenyum kepada mereka. Tiba-tiba, Tuan Cruile memeluk pelayan itu dan menaruh wajahnya di dada pelayan itu "T-Tuan, anda sedang kedatangan tamu." ucap pelayan itu.

"Tidak apa-apa, kamu hanya perlu diam." perlakuannya sama sekali tidak mencerminkan seorang bangsawan, Cattalina tentu menahan amarahnya ketika melihat itu. Karena ia tahu perlakuannya kepada pelayan itu bukan seperti pelayan semestinya, namun seperti budak "Apa itu budak anda?"

"Ah, ketahuan ya. Pemimpin penolak perbudakan memang hebat ya, aku hanya mendandaninya seperti pelayan, bagaimana? Dia cantik kan?" Tuan Cruile tertawa keras setelahnya.

Karena sudah geram melihat Tuan Cruile, Cattalina menaruh cangkir tehnya dengan kasar dan menatap tajam kearahnya "Sikap anda sama sekali tidak mencerminkan bangsawan yang sebenarnya, Tuan Cruile! Seharusnya anda malu melakukan ini!" amarah Cattalina sedikit meluap, Teo yang melihatnya marah sedikit tidak percaya kalau Cattalina bisa marah sampai seperti itu.

"Apa salahnya? Ratu belum melarang perbudakan, kan? Jadi terserah saya mau seperti apa, benarkan? Kriminal." ucapan kriminal di arahkan kepada Teo. Sedikit tidak nyaman di telinga Teo, meski begitu panggilannya tidak bisa di tolak oleh Teo, setelah dinyatakan bersalah, dia menjadi seorang kriminal.

"Memang benar apa yang anda katakan, Tuan Cruile."

"Teo!"

"Tapi, memakai budak anda dihadapan tamu bukanlah perlakuan yang baik. Saat ini anda hanya seperti manusia yang penuh nafsu, Tuan Cruile. Dengan kata lain anda hanyalah manusia bejat yang beruntung punya gelar bangsawan." perkataan Teo sedikit membuat Tuan Cruile marah, meski begitu ia hanya tersenyum dan memuji keberanian Teo berkata seperti itu. Setelah berkata seperti itu, Tuan Cruile melepaskan budaknya dan menyuruhnya untuk pergi.

Kembali ke pembahasan utama mereka, Teo diminta memilih hukumannya antara membiarkan keluarga Blouse yang menanggungnya atau Teo yang berjuang untuk melepaskan hukumannya, meskipun jika ia kalah, keluarga Blouse akan mengalami masalah yang sangat fatal untuk keluarga Blouse "Sepertinya anda lebih suka jika saya melawan, kan? Seorang yang menghukum juga pasti ingin bermain-main dengan yang dihukum."

Tuan Cruile tersenyum lebar mendengar jawaban Teo "Darimana kau tau kalau aku berniat seperti itu?"

"Mudah saja, jika orang yang gila harta pasti akan menguras harta keluarga bangsawan yang berkaitan, jika orang yang memiliki dendam pasti akan langsung meruntuhkan keluarga itu, jika orang yang penuh nafsu seperti anda pasti ingin bersenang-senang, kan?"

Ucapan Teo sangat tepat sasaran, Tuan Cruile tertawa keras seperti kehilangan kewarasannya setelah mendengar penjelasannya "Luar biasa! Luar biasa! Pengawal anda sangat luar biasa, Nona Cattalina. Pengamatan yang sangat baik, nak kriminal. Kalau begitu, sudah di putuskan. Hukuman untuk nak kriminal adalah melawan boneka sihir milik keluarga Cruile!" ucapannya terlihat begitu bahagia, ia sepertinya sangat menikmati hari-hari ini.

Menjatuhkan dua burung dengan satu batu, itulah tujuan dari keluarga Cruile jika Teo memilih hukuman itu. Menikmati 'Tarian' dari Teo dan juga menikmati runtuhnya keluarga Blouse "Kalau begitu, hukuman mu akan dimulai malam nanti, sekarang beristirahatlah di ruang tamu, nikmati saja apa yang kau inginkan di rumah ini, karena nanti aku lah yang akan menikmati mu. Hahahahahaha." tawanya itu, menandakan akhir dari pertemuan keluarga Cruile dan juga keluarga Blouse.

Teo mengantar Cattalina keluar. Di luar, Zack sudah menunggu di kereta kudanya, melihat Teo, Zack langsung melompat turun dan menghampirinya "Teo, bagaimana?"

Zack belum mengetahui rencana dari Teo, mendengarnya berkata seperti itu, Teo memegang pundaknya "Tidak perlu khawatir, aku akan menanggungnya."

Zack jelas sangat kesal mendengar Teo berkata seperti itu. Bukan kesal kepada Teo, ia kesal kepada dirinya sendiri, kenala ia tidak menghentikan Teo saat itu? Kenapa ia tidak langsung pergi saja saat itu? Kenapa Teo yang menjadi pelakunya? Pertanyaan yang terlintas di kepalanya itu membuatnya menyalahkan dirinya sendiri. Zack hanya mengeratkan giginya dan mengepalkan tangannya dengan begitu kuat.

"Tidak perlu menyalahkan dirimu, ini salahku karena tidak bisa menahan emosi, jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri." ucapan Teo tetap tidak bisa di terima oleh Zack. Rasa bersalahnya begitu besar, ia kembali mengingat kematian Kakaknya, saat itu ia juga tidak bisa menyelamatkannya. Merasa tidak berguna sebagai pengawal, sebagai kesatria, ia sangat merasa tidak berguna.

*Bugh!*

Pukulan yang keras menghantam wajah Zack, tubuhnya sedikit gemetar melihat Teo dengan tatapan yang tidak biasa "Berhentilah seperti itu, menyesal pun tidak ada gunanya. Kau adalah kesatria kan, bersikaplah seperti seorang kesatria, Kakakmu akan sangat kecewa jika kau seperti ini, Zack."

Ucapannya benar, Zack mengerti akan hal itu. Meski begitu, rasa bersalahnya tidak berkurang sedikit pun "Tapi, aku lah yang membuatmu seperti ini, Teo. Akulah–."

"Berisik, kau itu bukan pengurusku. Aku hanya melakukan apa yang aku mau, itu saja. Semua yang aku lakukan, tidak ada hubungannya denganmu. Ah kalian bawa senjata ku?"

"Kami membawanya." Cattalina mengambil sebuah tas pinggang milik Teo yang sebelumnya di belikan oleh Cattalina. Tas pinggang itu berisi pistolnya dan magazine "Lalu, ini…" Cattalina juga memberikan pedang sihir miliknya, berwarna hitam dengan ukiran aneh pada tubuh pedang itu " 'Kalahkan mereka atau aku akan membuatmu sengsara seumur hidup!' itu pesan dari Celica. Jadi turuti, ya." Cattalina menyampaikan pesan itu dengan tersenyum.

"Astaga, pulang dari sini sepertinya derita ku tidak akan ada habisnya. Sampaikan padanya, berikan aku hadiah jika aku berhasil."

"Baiklah, kalau begitu kami pulang." Cattalina tidak langsung masuk ke kereta kudanya, ia terdiam sesaat sambil terus melihat Teo.

Ia begitu khawatir dengannya, melawan boneka sihir bukanlah sesuatu yang mudah untuk di lawan dan itulah yang membuatnya khawatir "Berhati-hatilah." ucapnya pelan.

Teo tersenyum tipis, lalu berkata kepadanya "Tidak perku khawatir." setelahnya mereka pergi dari kediaman Cruile, sementara Teo terpaksa menetap untuk menjalani hukumannya.

Ketika masuk kedalam, ia bertemu dengan Luis yang tersenyum sombong ke arahnya "Pada akhirnya kau menjadi seorang kriminal ya, yah rakyat jelata sepertimu memang pantas sih mendapatkannya." Teo mengabaikan orang itu dan terus berjalan ke kamar yang sudah di sediakan "Jangan abaikan aku!" bentak Luis

Mendengarnya suaranya yang keras membuatnya berhenti "Tidak bermaksud mengabaikan anda, tapi kriminal seperti saya tidak pantas berbicara dengan seorang bangsawan seperti anda."

"K-Kau! Masih saja sombong!"

"Saya hanya berkata apa yang harus saya katakan, Tuan Cruile. Permisi."

"K-Kau! Kau akan menerima akibatnya! Kau akan hancur, lihat saja nanti!" perkataanya tentu saja diabaikan oleh Teo, ia tidak peduli apa yang Luis katakan, Teo yang sekarang hanya fokus dengan apa yang akan ia hadapi.

Di depan pintu ruang tamu, seorang pelayan berdiri di depan pintu. Pelayan itu adalah orang yang sama yang sebelumnya di pamerkan Tuan Cruile kepadanya dan Cattalina "Sisanya biar aku yang urus, kalian kembalilah." ucap gadis itu kepada penjaga yang mengawal Teo. Mereka menuruti perkataanya lalu meninggalkan Teo bersama dengan gadis itu "Kenapa?"

"Tuan Cruile memintaku untuk menemani Anda malam ini."

"Aku tidak perlu."

"Maaf, tapi itu adalah perintah dari Tuan Cruile, aku mohon." suaranya terdengar sedih saat memohon, itu membuat Teo berubah pikiran, meskipun ia tidak berkata apa-apa setelahnya dan terus berjalan kedalam ruangan, Gadis itu juga ikut masuk kedalam.

Di dalam, gadis itu duduk di bangku dekat pintu, sepertinya ia sudah menyediakannya sedari tadi. Teo melihatnya sesaat, lalu ia berjalan ke meja "Anda tidak istirahat?" tanya gadis itu.

"Sekarang sudah sore hari, aku tidak punya waktu untuk itu." ucap Teo sambil mengeluarkan pistolnya, ia membongkar satu persatu komponen pistolnya "Apa kalian punya sikat gigi dan kain? Jika ada, tolong ambilkan."

"Baik Tuan." gadis itu pergi keluar untuk mengambil apa yang Teo pinta, selama ia pergi, Teo terus memerhatikan komponen pistolnnya dengan teliti "Masih baik-baik saja, mungkin aku butuh pelumas, tapi aku ragu ada yang memilikinya. Mungkin orang-orang pandai besi memilikinya, tapi sekarang tidak akan sempat. Yah sudahlah, untuk saat ini baik-baik saja sih."

"Itu… Pistol, kan?"

Suara yang gemetar itu, membuat Teo luar biasa terkejut. Membuatnya sedikit gemetaran, ia menoleh ke arah gadis itu. Wajahnya juga begitu terkejut dan tidak percaya ketika melihat pistol yang dibawa oleh Teo.

Selama Teo berada di dunia ini, hanya sedikit saja yang mengetahui nama dari senjata yang ia bawa dari dunianya, Tentu Teo juga mencari tahu kalau tidak ada senjata seperti ini di dunia ini. Jadi, mustahil bagi orang-orang dari dunia ini yang tahu nama umumnya dari senjata yang ia bawa. Karena kemustahilan itu, Teo meyakini bahwa Gadis ini, gadis yang dijadikan budak oleh keluarga Cruile, bukanlah berasal dari dunia ini.

To be continue.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C14
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login