Download App
20% Be your self / Chapter 3: 2. Bekal

Chapter 3: 2. Bekal

2. Bekal

"Dek bangun!" kata Seseorang yang berusaha membangunkan seorang perempuan yang sedang tidur dengan pulasnya.

"Emmm." geliat perempuan itu, dia pun membuka matanya dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat abang kesayangan nya ada du dahapannya saat ini.

"Bang Aan!" kata perempuan itu yang tak lain adalah Luci sambil memeluk orang yang dipanggilnya Aan itu.

"Bang Aan kapan pulangnya?" tanya Luci sambil masih memeluk Abangnya.

"Tadi malam Abang pulang," kata Farhan sambil membalas pelukan sang Adik.

"Ihh kenapa nggak banguni Luci si Bang," kata Luci sambil melepaskan pelukannya.

"Udah Abang banguni, tapi Lucinya aja yang nggak bangun bangun, udah sekarang mandi sana, biar Abang yang ngantar Luci ke sekolah." kata Farhan sambil mengacak ngacak rambut Adiknya itu.

"Yang benar ya Bang, awas bo'ong!" kata Luci sambil berjalan memasuki kamar mandi sembari tersenyum.

"Iya beneran!" jawab Farhan sambil beranjak pergi dari kamar Luci.

***

"Abang berapa hari di sini?" tanya Luci kepada Abangnya, sekarang mereka sedang berada di perjalanan menuju SMA Angkasa.

"Seminggu deh kayaknya, emangnya kenapa?" tanya Farhan sambil terus pokus ke jalanan.

"Yahh, nggak lama dong berarti." kata Luci sembari memanyunkan bibirnya.

"Luci jangan sedih, besok waktu Abang liburan semester, Abang janji deh, bakalan ajak Luci Jalan jalan sepuasnya!" kata Bang Aan.

"Yang bener ni Bang?" tanya Luci dengan semangatnya.

"Iyaa!" jawab Bang Aan sembari tersenyum meyakinkan.

Luci juga tersenyum membalas senyuman dari Bang Aan.

"Yaudah sekarang Luci turun gi," ujar Bang Aan sambil menatap lekat adik satu satunya itu.

"Abang ngusir Luci?" tanya Luci sambil memanyunkan bibirnya.

"Bukan ngusir Dek, tapi emang kita udah sampai!" kata sang Abang sambil menahan senyumnya.

"Hehehe yaudah deh Luci pergi dulu!" kata Luci, sebelum beranjak keluar mobil Luci mencium pipi Abangnya terlebih dahulu.

"Dah abang" kata Luci setiba di luar mobil.

Farhan pun melambaikan tangannya sebagai balasan perkataan Luci.

***

Setibanya dikelas Luci sudah menemukan Puput yang duduk di banggunya dengan ponsel di tangannya.

"Hai Put!" sapa Luci kepada Puput sambil meletakan tasnya di samping tempat duduk Puput.

"Ehh lo Ci, jadi gimana jadi nggak rencananya?" tanya Puput sambil menatap Luci dengan seriusnya.

"Jadi dong Put, semuanya sudah beres!" kata Luci sambil tersenyum dan mengacungkan jempol nya.

Flashback on

"Jadi gini rencananya Ci, lo harus kasih Aldo bekal," ujar Puput dari telpon.

"Yahh, nanti kalau bekalnya nggak di makan sama Aldo gimana Put?" tanya Luci tidak percaya diri.

"Coba aja dulu Ci, katanya dirumus lo nggak ada kata MENYERAH!" kata Puput sambil menahan tawanya di sebrang sana.

"Emang ada Ya luci bilang gitu?" tanya Luci heran, prasaanya dia nggak ada bilang begitu.

"Lo sendiri yang bilang kemarin ke gue Ci, udah nggak usah di pikirin sekarang lo pokus aja dengan apa yang gue bilang ngerti!" kata Puput kepada Luci.

"Iya, jadi Luci harus bawa bekal buat Aldo gitu?" tanya Luci kepada Puput untuk yang ke sekian kalinya.

"Iya, jangan lupa masak yang enak ya Ci." kata Puput di sebrang sana.

"Yaudah kalau gitu Luci matiin dulu ya telponnya, soalnya Luci mau ke supermarket mau belanja buat Aldo, dah Put" kata Luci yang kemudian mematikan teleponnya.

Tut!! Suara sambungan telpon terputus dengan sepihak.

Flashback off

"Gimana cara ngasih bekalnya Put?" tanya Luci, sekarang mereka sedang berada di depan kelas Aldo.

"Lo masuk aja kedalam Ci, terus tinggal kasih deh!" kata Puput sambil tersenyum memastikan.

"Yaudah lo doain semoga Luci berhasil," kata Luci sambil berjalan menuju pintu kelas.

Tapi saat Luci mau masuk kedalam, Aldo langsung keluar dari kelas dan tanpa sengaja Aldo membuat bekal yang Luci siapkan untuknya jatuh berserakan dilantai.

"Yahh jatoh!" ujar Luci saat melihat bekal yang iya siapkan untuk Aldo jatuh berserakan.

"Ya Ci kok bisa jatuh si!" kata Puput sambil mendekat ke arah Luci.

Luci tidak mengubris perkataan Puput, dia beralih menatap Aldo yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Aldo seharusnya lo itu jalan liat kedepan!" kata Luci sambil memarahi Aldo, tapi kenapa Luci memarahi Aldo? Toh bekalnya juga mau di kasih ke Aldo, Luci memang aneh.

Aldo hanya menaikkan satu alisnya tanda tidak mengerti kenapa gadis aneh ini ada di depan kelasnya.

"Ihh dasar tembok es, untung ganteng, kalau nggak udah Luci bikin remuk tu muka! " kata Luci dengan lantangnya.

Luci yang sadar akan perkataannya pun langsung menutup mulutnya, sedangkan Puput yang mendengar Luci berkata seperti itu, dia hanya bisa menahan tawanya yang ingin meledak.

"Ehh Luci tadi bilang apa?" tanya Luci kepada Puput, sedangkan yang di tanya hanya mengangkat bahunya acuh.

"Ekhem!" Luci berdehem sembari menatap ke arah Aldo kembali.

"Sekarang Aldo harus minta maaf sama Luci!" kata Luci dengan tampang angkuhnya.

"Gue nggak salah, lo nya aja yang berdiri di tengah jalan," jawab Aldo sambil menatap kearah Luci.

Luci yang di tatap seperti itu oleh Aldo hanya bisa menahan senyumnya. Seketika amarahnya luntur karena tatapan maut dari Aldo.

"Ya ampun ganteng banget husband Luci eh ralat calon Husband!" batin Luci yang mengkhayal.

"Pokoknya Aldo harus minta maaf titik!" kata Luci sambil menatap Aldo lebih instens.

Aldo berjalan meninggalkan Luci yang sedang menuntut maaf padanya, Luci yang melihat Aldo berjalan meninggalkannya dia pun berusaha mengejar Aldo.

"Ihh Aldo pokoknya harus minta maaf, sama Luci." kata Luci sambil memegang tangan Aldo.

Aldo yang merasa ada tangan lain yang memengang tangannya dia pun menghempasnya dengan sangat kasar.

"Jangan sentuh gue!" bentak Aldo kepada Luci.

Aldo dia sangat tidak suka jika ada orang yang menyentuhnya, sudah dua kali Luci memengang tangan Aldo kalau sekali bisa dibilang tidak sengaja, tapi ini sudah dua kali berarti itu disengaja itulah di pikiran Aldo.

"Iya maaf, kan nggak sengaja, jangan Marah marah mulu, entar nggak dapat jodoh!" jawab Luci.

Aldo hanya memandangi Luci dengan intens, sembari mengatur nafasnya.

"Eh kok, jadi Luci si yang mintak maaf, seharusnya kan Aldo," gerutu Luci sendiri.

Aldo hanya tersenyum simpul melihat tingkah luci. "Aneh!" kata Aldo kemudian dia segera berjalan meninggalkan Luci.

.

.

.Bersambung jangan lupa Vote dan komentarnya manis


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login