Di dalam lift aku membuka ikatan rambut. Tidak lupa mengaitkan kancing paling atas kemeja agar bisa menutupi leher. Ini benar-benar nggak nyaman, tapi aku harus melakukannya.
Aku bergegas, setengah berlari masuk kantor, lalu berbelok menuju ruangan tim DG1. Semuanya tampak sibuk di depan layar masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan kehadiranku, atau pun kissmark di leher, kurasa.
"Yang tempat tinggalnya dekat mah enak ya bisa main selonong aja," ucap Febi sedikit mengalihkan perhatianku.
"Sori, ya semua agak telat dikit," kataku meringis.
"No problem," sahut Bari. "Oh ya, Gaes. Malam ini kita bakal pulang larut lagi. Jadi, tetep jaga stamina, ya." Bari lantas berdiri dan meninggalkan ruangan sambil membawa sebundel dokumen.
"Hodie lo mana? Makin malam makin dingin loh. Katanya flu," tanya Tristan membuatku mendongak sesaat.
"Ketinggalan. Makanya ini gue kancing kemeja sampe atas, biar nggak dingin banget," sahutku merasa aman. Tapi...