NAREN
Kanya mengetuk-ngetik meja dengan ujung jari sambil menatapku lurus. Dia pasti mengira aku bohong.
"Aku jujur, Kanya. Aku baru tahu sebelum berangkat ke Singapura. Itu pun aku belum sempat mengintrogasi anak bengal itu," ujarku lagi.
"Dengan kata lain kamu tahu ini dari Nadine? Mau apa kamu ketemu dia?"
Pertanyaannya jadi merembet. Ini jadi mirip kalau aku lagi cemburu sama dia? Padahal biasanya Kanya nggak pernah menunjukkan rasa cemburunya dengan cara seperti ini.
"Tunggu, sebelum ke Singapore, itu artinya sebelum soft opening store Nadine?" lanjutnya dengan mata melebar.
Aku memijat dahi. Jujur sama Kanya itu seperti membawa trauma tersendiri buatku.
"Saat aku menjenguk persiapan soft opening store-nya, sebelum aku tahu kamu bekerja untuk Thomy."
Baiklah. Aku siap segala resiko yang akan terjadi. Mungkin Kanya akan mendiamkan aku seperti saat aku memintanya untuk resign.