Dia yang sempat aku lihat siang tadi di ruangan sebelah. Jadi, memang aku nggak salah orang. Hanya saja kenapa dia ada di sini dan dua temanku ini menyapanya dengan begitu sopan?
"Halo, Kanya. Ini hari pertama kamu?" tanyanya membuatku agak kaget, ternyata dia masih mengingat.
"O-oh, iya. Ini kebetulan ya, kita ketemu di sini?" tanyaku yang masih belum bisa menguasai rasa bingung.
"Bukan, sih. Mungkin lebih tepatnya takdir," ujar pria bermata biru itu. Aku hanya meringis kecil dan mengangguk.
"Pak Thomy dan Kanya saling kenal?" tanya Silvi. Matanya sudah terlihat penarasan.
"Ya udahlah, masa Kanya nggak tau owner tempatnya kerja," timpal Febi dan itu cukup membuatku kaget kedua kali.
Entah ini berita bagus atau malah bakal menimbulkan masalah. Jika Naren tau aku kerja di perusahaan Thomy pasti dia makin nggak mengizinkan aku untuk lanjut bekerja.