Keesokan paginya ...
Tubuh Killi terasa pegal-pegal karena menahan luapan nafsu dari Altair semalam. Permainan cinta seorang werewolf ternyata cukup membuat manusia sepertinya kehabisan tenaga.
"Ugh, pegalnya." Killi memijat tubuhnya sendiri. Sembari memijit, ia menelusuri kamar dengan pandangan mata, Altair sepertinya sudah bangun. Batang hidungnya tidak terlihat.
"Alt??" Panggil Killi.
Killi melilitkan kain di bawah ketiak. Mencari keberadaan kekasihnya. Dengan perlahan kaki telanjangnya melangkah pada lantai kayu. Celingukan.
Air sudah terebus, perapian telah menyala, bubur gandum meletup di dalam panci. Aroma manis teh bunga juga menguar dari teko seduh. Altair bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan semuanya.
"Alt?"
"Hei, kau sudah bangun?? Tunggu ya, daging asapnya sebentar lagi matang." Altair menunjukkan hasil buruannya yang terpanggang cantik di atas bara api.