Lily menatap layar HP-nya dengan malas. Sudah semenjak acara ulang tahun itu, semenjak Lily mengatakan pada Angkasa bahwa ia ingin berteman biasa. Ya, semenjak saat itu kehidupan Lily terasa sangat membosankan.
Tidak ada lagi notifikasi pesan masuk ataupun panggilan masuk hanya untuk mengatakan rasa kangen. Datar, benar-benar datar. Seperti Lily telah kehilangan sumber kehidupan terbesarnya.
Menyesal? Tidak. Sama sekali. Hati Lily jadi lebih ringan setelah melepaskan Angkasa. Lily takut, Angkasa semakin menderita dan memaksakan dirinya karena Lily. Jika Lily memilih tetap bertahan.
"Loh Ly, kamu gak berangkat bareng Aster?" Tanya Bagas melihat Lily masih mengaduk-aduk makanannya dengan malas.
"Barenglah."
Bagas mengernyit. "Tapi barusan Aster udah berangkat." Lantas Lily segera berlari keluar rumahnya. Benar saja, tidak ada motor Aster di halaman.
Aster sialan! Lily santai juga karena Aster bilang mau memberinya tumpangan. Tapi sekarang, anak itu pergi tanpa-nya.
Hai, jika ada banyak salah kata tolong notice aku yaa..
Aku lagi sakit nih, kuat baca ulang
luv