"Aster." Teriak Lily memanggil adiknya yang berlari keluar dari UGD secepat kilat. Sekarang Lily harus bagaimana? Lily tidak tahu harus berbuat apa.
Apa yang harus dikatakan pada adiknya itu, agar adiknya tenang. Jika beruntung mungkin adiknya akan mengerti perkataan Lily, tapi rasanya itu tidak mungkin.
"Ma, Lily harus gimana?" Suara Lily bergetar, air matanya hampir terjatuh jika Lily tidak menahannya sekuat tenaga.
Melihat itu Bagas tidak bia diam saja, tanpa kata ia pergi berlari mengikuti langkah Aster.
"Maafin mama ya?" Desi memeluk anak gadisnya dengan erat. Pasti sangat membingungkan bagi Lily di mana ia berperan sebagai penengah.
Lily menggeleng dan melepaskan pelukannya.
"Ini bukan salah mama, ataupun salah bayi ini." Desi memang orang tua paling beruntung karena memiliki Lily sebagai anak yang paling pengertian. Hanya saja, takdir terlalu kejam padanya.
*
dukung aku-cs