Setelah kejadian tadi, Arini hanya bisa menangis hingga sesenggukan dari balik selimutnya. Rasa kecewa dan benci kini menyatu dan memenuhi isi hatinya. Laki-laki yang dulunya pernah merampas mahkotanya kini malah hampir mengulanginya lagi.
Karena sedari tadi menangis terus tanpa henti, akhirnya dia mulai capek sendiri. Hingga akhirnya dia kini langsung tumbang dalam tidur. Sayangnya tidurnya ini berbeda dengan tidur-tidurnya yang kemarin karena kini dia harus menahan rasa perih dan sakit pada bekas gigitan Panji di tubuhnya. Jejak kepemilikan Panji begitu jelas dan membekas di dada dan lehernya.
"Hiks…hiks…"Arini tidur sambil mengigau dan menahan rasa perih pada dadanya.
Panji sangat buas sekali kala menikmati keindahan tubuh Arini. Terutama di bagian dada. Banyak tanda kepemilikan Panji di gunung kembar Arini.
"Hikss…hikss."Arini terus memegang selimutnya dengan erat. Meskipun Panji telah memberikannya pakaian yang bisa dia pakai, setelah dasternya dirobek Panji.