Penuh isakan tangis dan luka.
Sang anak dengan kasar diseret kemudian didorong ke dalam kamar oleh sang ibu.
Tak peduli saat ini kondisi Rizki seperti apa. Bahkan hidung anaknya yang sedari tadi berdarah pun..., sama sekali tak dikhawatirkan.
Wajahnya merah padam. Bibirnya bergetar seperti ingin sekali menceracau dengan kalimat kasar kepada anaknya itu.
Ayah Rizki yang sedari tadi mengejar keduanya, tak bisa melerai perdebatan sang ibu dan anak.
Rizki baru sadar ternyata kamarnya dikunci oleh sang ibu agar mungkin tak ada seseorang yang bisa masuk ke dalam kamarnya.
Dia menyerah.
Pasrah.
Terserah ibunya mau melakukan apabpun kepada dirinya itu.
Karena bagi Rizki, sejak dulu dia memang belum pernah merasakan kasih sayang yang tulus dari ibunya itu.
Yang ada dipikiran Rizki saat ini hanyalah Lia. Dia takut kalau wanita yang sangat ia cintai itu khawatir akan kondisinya sekarang.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!