Download App
7.02% THE RICHMAN / Chapter 22: The Richman - Old Friend

Chapter 22: The Richman - Old Friend

Hari ini Christabell membuat janji dengan dokter kandungannya. Awalnya, Richard bermaksud untuk mengantarnya, tetapi tiba-tiba dia menerima telepon dari kantor bahwa ada masalah yang harus segera ditangani. Richard terpaksa merelakan Christabell untuk memeriksakan kandungannya sendirian ke rumah sakit dan hanya ditemani oleh seorang sopir.

"Aku baik-baik saja, pergi saja." Itulah yang dikatakan Christabell sebelum Richard meninggalkannya. "Aku akan menunda janji dengan dokter, setelah masalah di kantor selesai aku akan mengantarmu." Richard tampaknya tidak tega mengirim istrinya sendiri ke rumah sakit.

"Aku sudah membuat janji, dan aku tidak ingin dokter saya menunggu." Christabell mengusap wajah suaminya dan menatapnya dengan lembut. "Selain itu, aku tidak sabar untuk melihat bayi kita dari monitor ultrasound." Christabell melanjutkan kalimatnya.

Richard mencium kening istrinya, lalu mengusap perut Christabell, "Sampaikan salamku padanya." Richard benar-benar sudah tidak sabar menjadi seorang ayah, apalagi setelah perut Christabell semakin membesar seiring pertumbuhan kehamilannya.

"Tentu saja," jawab Christabell. Bahkan saat ini pemeriksaan USG mampu menggambarkan bayi dalam kandungan dalam lima dimensi, sehingga memungkinkan orang tua untuk melihat seperti apa rupa calon bayinya.

Hal itu membuat Richard tak rela melepas istrinya untuk memeriksakan kandungannya sendiri, ia juga ingin bisa melihat perkembangan bayinya. Akhirnya, Richard meninggalkan Christabell dan menuju kantornya. Sementara itu, setelah suaminya pergi, Christabell dan sopirnya meninggalkan rumah menuju rumah sakit.

Perjalanan menuju rumah sakit sangat lancar dan mereka sampai di area parkir rumah sakit. Sopir membukakan pintu untuk Christabell dan mengawal istri bosnya dari dekat. Sesuai dengan perintah Richard bahwa dia tidak boleh lengah terhadap Christabell. Keselamatan ibu dan bayinya ada di tangan pengemudi, dan Richard akan berang jika terjadi hal buruk pada istrinya. Karena itu, sang supir benar-benar tidak membiarkan Christabell hilang dari pandangannya sedetik pun.

Christabell berhenti di depan ruang pemeriksaan, tidak ada antrian karena Christabell adalah pasien VVIP di rumah sakit bersalin.

"Kau bisa menunggu di sini, aku akan masuk sendiri," kata Christabell kepada pengemudi.

"Yes, mam." Sopir itu menjawab dengan mudah. Christabell mengetuk pintu dan dokter menyambutnya dengan senyum lebar begitu Christabell membuka pintu dan masuk ke ruang praktek dokternya.

"Selamat pagi Mrs. Anthony," kata Dokter Jane ramah.

"Selamat pagi, Dokter. " jawab Bell dengan senyum bahagia. Dokter Jane sepertinya mencari Richard, pria itu biasanya paling antusias setiap kali mereka datang untuk memeriksa kehamilan Christabell. Agak aneh Christabell datang sendirian hari ini, setidaknya itulah yang dipikirkan Dokter Jane.

"Anda datang sendiri?" Dia bertanya dengan rasa ingin tahu. Christabell duduk di depan dokter dan tersenyum, "Dengan sopir saya." Kata Christabell cepat.

Dokter Jane tersenyum. "Oh, Mr. Anthony akhirnya mengendalikan kecemasannya." Dia berkata. "Setidaknya membiarkanmu datang sendiri berarti kecemasan suamimu tentang kehamilan bisa dikendalikan."

Christabell tersenyum lebar. "Dia mungkin sangat sibuk hari ini, sebelum saya sampai di rumah sakit, saya mengirim sms kepadanya untuk tidak mengkhawatirkan saya."

"Baiklah, ayo kita temui bayi kecil kita hari ini." Dokter Jane meminta Bell untuk mulai berbaring dan melanjutkan rangkaian tes standar untuk kehamilan.

***

Sementara itu di kantornya, Richard tampak keluar dari ruang meeting dan terburu-buru berjalan ke ruangannya sambil memeriksa pesan singkat yang masuk di ponselnya.

"Sayang aku sudah di rumahsakit, kau tidak perlu menyusul. Pemeriksaannya akan berjalan cepat dan aku akan segera pulang setelah selesai diperiksa." Richard melihat kapan pesan singkat itu di kirim, sekitar sepuluh menit lalu. Dia berusaha menghubungi Christabell tapi tak dijawab.

Richard menatap layar ponselnya kemudian menghubungi supir Bell. "Halo." Rich membuka suara.

Suara supirnya terdengar di seberang, "Yes Sir." Jawab sang supir siaga.

"Apakah kalian sudah sampai di rumahsakit? Dimana isteriku?"

"Saya menunggu di luar ruangan Sir, Mrs. Anthony sedang di periksa dokter."

"Ok, jaga dia baik-baik. Jangan sampai dia pergi tanpa pengawasanmu."

"Yes sir."

Richard menutup panggilannya pada sang supir kemudian meninggalkan pesan suara pada Christabell. "Hubungi aku setelah selesai." Richard meletakkan ponselnya di atas meja sementara dia menyibukan diri dengan tumpukan pekerjaannya yang egois, menginginkan perhatian Rich sepenuhnya.

***

Dalam perjalanan pulang, Bell sengaja mengajak sang supir untuk mampir ke sebuah gerai penyedia pastry.

"Aku akan memebeli beberapa kue, tidak akan lama. Tunggu saja di mobil." Ujar Bell, tapi sang supir mencoba menolak.

"Katakan apa yang anda inginkan, saya akan belikan untuk anda. Sebaiknya anda tetap di mobil." Sang supir berusaha meyakinkan Christabell.

Christabell memutar matanya. "Aku sedang hamil, dan aku tidak ingin moodku rusak karena harus bernegosiasi denganmu. Tunggu dimobil dan aku akan menjaga ini sebagai rahasia kita. Suamiku tidak akan tahu, dan setelah aku menemukan apa yang aku inginkan, kita akan pulang." Janji Christabell, dan itu membuat supirnya tak bisa berkutik sama sekali.

Dengan cepat Bell keluar dari mobil dan masuk ke dalam gerai dan mengantri. Aroma butter yang wangi membuat Christabell sangat ingin menikmati beberapa cup muffin. Sang supir mengawasi dari balik dinding kaca lebar, memastikan Christabell ada dalam pengawasan, meskipun jaraknya cukup jauh.

Bell yang berdiri cukup lama mulai merasakan bahwa dirinya ingin buang air kecil. Kehamilannya yang mulai memebesar membuatnya lebih sering ke toilet di bandingkan orang lain. Bell menebar pandangan dan menemukan tanda keberadaan toilet, membuatnya beranjak dari antrian menuju toilet, tepat pada saat sang supir menerima panggilan dari Rich.

"Yes Sir." Jawab sang supir sigap.

"Kalian belum tiba di rumah?"

"Kami dalam perjalanan Sir." jawabnya.

Richard terlihat frustasi, pesan suara darinya tak berbalas. "Kau tidak bersama Bell sekarang?"

"Mrs. Anthony menginginkan membeli sesuatu jadi kami mampir Sir."

"Dimana dia, biarkan aku bicara dengannya."

"Mrs. Anthony, aku melihatnya ke arah toilet." James, sang sumpir tampak celingukan saat tak melihat lagi Christabell dalam antrian panjang itu. "Aku akan memeriksa kedalam Sir."

"Ok, minta Bell menghubungiku setelah kalian pulang."

"Yes Sir."

James masuk kedalam outlet dan mencari-cari Bell, bahkan hingga ke toilet. Namun Bell tak tampak di manapun.

***

Christabell keluar dari toilet dan berniat cuci tangan, saat seorang wanita yang berdiri di sampingnya.

"Halo Christabell..." Suara wanita terdengar, membuat Bell menoleh ke arahnya.

Wanita itu berjalan mendekat. "Kau ingat padaku?" Tanya wanita itu.

"Mrs. Parish?" Bell membelalak, membeku dalam keterkejutan menatap wanita itu.


CREATORS' THOUGHTS
Queenerri Queenerri

Apa yang terjadi apda Christabell setelah bertemu dengan Mrs. Parish?????

Kemana dia menghilang setelah itu???

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login