Chapter 21. Gelombang Baru
Dihamparan pada rumput yang luas, angin berhembus dan memberikan aura menenangkan dan ceria. Selain padang rumput, terdapat beberapa ekor sapi yang sedang memakan rerumputan.
Lalu, di tengah-tengah kerumunan seekor sapi, terdapat wanita yang cantik sedang berbaring di hamparan pada rumput. Wajahnya terlihat sedingin es, tetapi itulah pesonanya.
Walaupun rambutnya berwarna hitam gelap penuh misteri, tetapi kulitnya seputih salju di musim dingin.
Ukuran payudaranya hanya B-cup tetapi itu justru adalah keunikannya, ditambah ia mengenakan gaun berwarna hitam berenda.
Tangannya yang terlihat elegan dengan sarung tangan hitam panjang yang menyelimutinya, itu memberikan kesan yang eksotis.
Rambutnya yang panjang dihias bando hitam yang warnanya hampir menyatu dengan rambutnya.
Sesekali kupu-kupu yang sepertinya terbuat dari cahaya beterbangan ke arahnya dan menghinggapi tubuhnya yang sedang tertidur.
Setiap orang biasa mungkin melihatnya sedang tertidur, tetapi jika orang yang melihatnya tersebut adalah seorang penyihir, maka mereka akan menganggap wanita itu sedang bermeditasi sambil berbaring. Alasan mengapa penyihir berpendapat demikian adalah karena penyihir sensitif akan gelombang energi mana, dan energi mana disekitar wanita itu terlihat bergelombang dan setiap gelombangnya menghembuskan angin sejuk.
Tetapi wanita itu merasakan sesuatu mendekat kearahnya dengan sangat cepat. Wanita itu membuka matanya yang merah darah, ia bangun dan duduk di rerumputan yang menurutnya nyaman.
Matanya cantik, walaupun setengah dari wajahnya tertutup oleh poninya yang agak panjang, itu tetap memberikan kesan sangat cantik. Mata merah darah itu memancarkan cahaya yang berbahaya tetapi memikat.
Saat suara guntur terdengar walaupun cuaca cerah, kemudian suara melengking tetapi sangat berat terdengar. Pada awalnya itu terdengar seperti suara sayap nyamuk, tetapi setelah lebih lama menunggu, suara itu segera semakin keras dan berat.
Wanita itu adalah seorang penyihir dan ia memiliki pengelihatan yang baik, segera ia melihat apa yang membuat suara begitu keras, dan setelah ia melihat apa itu, ia merasakan detak jantungnya meningkat.
Meteor.
Meteor yang membelah awan nampak sangat indah, jika dilihat lebih baik maka meteor itu sebenarnya sangatlah dekat dan akan jatuh tidak jauh dari sini.
Saat meteor melewati wanita itu, angin berhembus dengan kuat hingga poni rambut yang menutupi wajahnya terhembus dan sebagian wajahnya terlihat.
Seperti yang diduga, itu sangat indah seolah-olah para dewa yang memahatnya secara pribadi.
Dibalik keindahannya, terdapat keanehannya. Mata sebelah kiri wanita itu memiliki warna mata yang berbeda dari yang satunya, warnanya emas berkilau. Itu sangat menakjubkan melihat mata yang sangat indah tersebut, tetapi pulil sebelah kirinya telihat seperti sebuah jam dan jarumnya yang menunjuk pada angka yang sama, 12.
Wanita itu berbalik, melihat kearah mana meteor itu jatuh. Ia melihat meteor itu secara perlahan ketinggiannya mulai jatuh. Hingga akhirnya meteor itu menabrak sebuah bukit setinggi 900 meter dan menghancurkan bukit itu dalam proses pendaratannya.
*BOOOOOOOOMMMMMM!!!!!*
Suaranya begitu menggelegar dan batuan dari bukit yang hancur itu meledak dan melesat menuju ke segala arah termasuk arah wanita itu.
*Mooo!!*
Para sapi ketakutan dan mulai berlari menuju bagian belakang wanita itu.
Wanita itu melambaikan tangan kirinya dan sebuah jam raksasa muncul di depannya. Dengan kemunculan jam raksasa tersebut, sekelompok sapi yang ketakutan mulai tenang dan memakan rumput kembali.
Lalu saat puluhan batu berukuran besar dan sedang, akan menabrak jam raksasa itu, mereka semua tiba-tiba berhenti di udara tanpa bergerak sedikitpun sekitar 10 meter dari jam raksasa.
Segera batuan berukuran sedang dan kecil lainnya yang menyusul, mendadak berhenti seperti sebelumnya.
"Aku akan pergi untuk memeriksa sesuatu dan kalian tetap disini." Suara wanita terdengar dingin saat ia menatap kelompok para sapi.
*Moooo!!* para sapi mengeluarkan suara menandakan mereka mengerti kemudian mereka melanjutkan makan.
Hanya butuh sesaat dan wanita itu melompat ke batu sebesar 10 meter dan duduk diatasnya.
*Tik!*
Jarum yang menunjukan angka setiap detik, mulai berjala mundur hingga akhirnya jarum itu berhenti setelah berdetik 10 kali.
Kemudian, semua batu-batu dari berukuran besar maupun kecil, mulai melesat ke tempat asal mula mereka berada secepat kilat.
*Tik* ia menjentikan jarinya dan batu-batu itu kembali berhenti dalam keadaan tetap mengambang.
Wanita itu melihat kristal berbentuk oval dengan warna hitam penuh kegelapan.
Wanita itu penasaran, ia tanpa sadar menjilat bibirnya saat senyuman indah terhias di wajahnya.
Ia turun, melompat dari satu batu ke batu lain hingga akhirnya ia berhasil turun dengan kakinya menyentuh tanah yang agak panas.
Tetapi terlihat dari ekspresinya bahwa Wanita itu tidak terganggu sama sekali, ia justru mengelilingi kristal gelap berbentuk oval itu dengan takjub.
"Setelah menabrak bukit sebesar itu, dan benda ini tetap tidak tergores sama sekali? Luar biasa!"
Ia penasaran dan menyentuh kristal gelap itu, saat ia menyentuh permukaan kristal itu, ia merasa tubuhnya tersetrum oleh semacam aliran listrik yang membuatnya bersemangat. Ia melepaskan sarung tangan hitam itu dengan bibirnya yang tipis dan menariknya.
Sepasang lengan yang indah dan ramping terlihat, ia melepaskan keduanya dan mulai menyentuh kristal oval itu lagi.
Kali ini setrumannya lebih berasa di tubuhnya. Ia merasa sangat bersemangat sekali dan perasaan kesenangan aneh mulai menjalar di tubuhnya.
"I-ini, luar biasa!"
Nadanya yang dingin penuh sarkastik berubah menjadi penuh pesona dan centil.
Ia ingin merasakan hal yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, ia merasa penasaran dan mencoba bagaimana rasanya jika ia menyerap energi kristal itu kedalam tububnya.
Saat ia menyerap energi yang berada di dalam kristal tersebut, wanita itu terkejut karena jarum jam di mata kirinya mulai menunjukan tanda-tanda bergerak.
Wanita itu memegangi wajah sebelah kirinya dan sensasi panas ditubuhnya semakin menggebu saat ia berbicara.
"Menarik! Terlalu menarik! Aku ingin! Aku ingin benda ini!!!!" Ia menjilat jari-jarinya berupaya merasakan bagaimana rasa dari energi itu, seperti kopi, pahit dan agak manis.
Ia mulai ketagihan, rasa dari energi ini dan sensasi yang tubuhnya terima saat ia menyerapnya. Ia tidak pernah mengalami itu sebelumnya dan ia merasakan tubuhnya memanas dan agak gatal di beberapa bagian intim tubuhnya. Ia ingin menggosoknya sekarang tetapi ia memiliki hal yang lebih penting.
Wanita itu meletakan kembali telapak tangannya di permukaan kristal gelap dan mulai menyerap energinya, tetapi ia menyadari bahwa ia tidak bisa menyerapnya lagi.
"Apa? Apakah sudah habis? Eh? Bukan? Lalu apa?"
Wanita itu memasang wajah kecewa saat ia memiliki pemikiran bahwa energi kristal hanya bisa digunakan sekali, tetapi ia segera mengubah ekspresinya menjadi kebahagiaan saat ia merasakan energi itu masuk kembali kedalam tubuhnya.
Tetapi ia harus kecewa karena itu sangat sedikit.
"Mungkinkah ... Aku bisa menggunakan ini berulang kali tetapi dalam jeda waktu tertentu? Jika begitu menarik." Wanita itu mengangguk penuh kegembiraan saat memahami beberapa hal.
"Maid-san? Kamu disini?" Wanita itu berteriak di tempat yang sunyi.
Tetapi di tempat yang sunyi ini, kekosongan di sisi wanita itu bergelombang kemudian, sesosok wanita tua mengenakan seragam maid tiba-tiba muncul dari kekosongan. Setelah 2 detik sejak kemunculannya, gelombang itu akhirnya berhenti dan mendapatkan kembali ketenangannya.
"Aku ingin kamu membawa benda ini kembali kerumah secepatnya."
"Dengan senang hati Nona muda, tetapi ijinkan saya mengatakan keinginan saya karena membantu anda."
"Huh~ Katakan apa yang kamu inginkan?"
"Tolong beri saya, 50 tahun kemudaan."
"Apakah hanya itu? Huh~ baiklah, lagipula kamu sudah begitu setia melayaniku selama ratusan tahun."
Wanita itu membaca beberapa mantra dengan mata tertutup, saat ia menyelesaikan mantranya, ia menjentikan jarinya.
Kemudian Jam raksasa berwarna emas kembali muncul, tetapi jam kali ini memiliki mulut sangat besar, jam itu memakan pelayan wanita tua dalam sekali lahap. Kemudian, jarum jam yang semuanya menunjuk di angka 12, mulai berjalan mundur dari lambat hingga ke cepat.
Dan akhirnya semua jarum jam itu berhenti kembali tepat di angka 12.
Jam raksasa itu kemudian membuka mulutnya dan seorang wanita dewasa cantik berambut hitam muncul dan berjalan secara perlahan menuju wanita yang menyilangkan lengannya.
Wanita pelayan itu berdiri di depan nona muda dan memberi hormat layaknya ia seorang putri.
Tidak salah mengatakan jika penampilannya sekelas putri dari sebuah kerajaan. Rambutnya yang panjang beruban sekarang berubah warnanya menjadi hitam penuh kilau.
Kulitnya yang dulu keriput dan pucat sekarang telah mendapatkan kembali rona masa mudanya, warnanya saat ini adalah putih, seputih salju dan ia memiliki tatakrama yang baik dan cara bicara yang baik.
"Nona muda, bolehkah aku bertanya?"
"Silahkan."
'Nona muda memberikan persetujuan dengan mudah, sepertinya ia dalam suasana hati yang baik. Dan itu pasti karena ... Benda ini?'
"Nona muda, benda ini terlihat sangat gelap dan kami tidak bisa memastikan apakah benda ini berbahaya atau tidak, jadi kenapa anda mengambil resiko dari menarik perhatian Acnologia atau Zeref nii-sama sekaligus hanya demi benda ini?"
Wanita yang telihat arogan itu menyipitkan matanya saat menatap si pelayan.
"Karena benda ini penting bagiku. Walaupun aku sudah membuat perjanjian untuk tidak bertindak selama waktu tertentu. Tetapi ... Bukan berarti aku tidak bisa melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Kan? Maya?"
Wanita pelayan dengan nama Maya, terdiam. Ia merasakan hal yang sama, ia tidak terlalu suka dikekang oleh suatu perjanjian atau aturan. Tetapi karena ia secara murni menginginkan untuk menjadi pelayannya, ia akan senang dengan sesuatu yang sesuai dengan kata hatinya.
"Aku tidak bisa memberikan pendapat untuk itu, Kurumi-sama."
Wanita berpakaian gaun hitam gotic mengangguk.
"Ngomong-ngomong Maya, kamu masih memanggil Zeref itu dengan sebutan Nii-sama? Kenapa?"
"Karena dialah yang membuatku menderita, sekaligus dialah yang menganggapku sebagai adik imajinernya. Sebagai adik yang baik, saya harus memanggilnya dengan hormat baik ia hadir atau tidak."
"Cukup ... Segera pergi dan bawa benda ini kerumah, ingat ini Maya jangan pernah sekalipun kamu menyerap energinya."
Kurumi menatap matanya secara langsung dan memperingatkannya.
Tetapi Maya sebagai Maid profesional akan dengan senang hati melaksanakan perintah tuannya, ia tidak akan mengikutsertakan perasaan pribadinya seperti penasaran ke dalam pekerjaannya.
"Ya, Kurumi-sama." Wanita itu menyentuh permukaan kristal gelap itu dan menggunakan mantra teleportasi.
"Kalau begitu, aku pamit. Kurumi-sama." sosoknya kemudian mulai buyar dan tiba-tiba menghilang ke kekosongan bersama krital gelap.
Saat ini, hanya Kurumi yang berada di tempat yang sunyi ini, tetapi ia tidak segera pergi melainkan memandang ke salah satu arah.
"Jika kamu berpikir bisa bersembunyi dariku dengan energi kutukan yang begitu besar di sekitarmu, maka kamu bodoh! Keluar sekarang kamu Zeref!"
"Sepertinya ... Aku ketahuan, seperti yang diharapkan dari Ratu mimpi buruk. Anda masih setajam biasanya. Ah! Mungkinkah harus kukatakan bahwa kamu sekarang adalah putri yang tersegel?"
"Aku tidak merasa senang dengan pujianmu saat kamu memberikan wajah baru bangun tidur seperti itu."
"Hahaha maaf-maaf ... Aku sedang tidur di batang pohon dan tanpa sepengetahuan kuketahui benda keras menabrak pantatku, itu membuatku terpental agak jauh."
"Heee ... Apakah itu benar? Meh, abaikan itu! Kamu seharusnya mendengarnya bukan? Sudah seharusnya kamu menghentikan permainan saudara imajiner seperti itu."
Zeref tiba-tiba memasang ekspresi sedih.
Walaupun ia sering menampilkan ekspresi main-main, ia sebenarnya merasa sangat sedih kehilangan adiknya.
"Kupikir memang sudah waktunya ... Aku harus menciptakan yang lain."
"Kecintaanmu pada adikmu tidak normal, kamu membuat Maya menderita hanya demi memuaskan permainan adik dan kakak imajiner? Kamu kekanak-kanakan sekali Zeref."
"Apakah kamu akhirnya menjadi seorang pembela kebenaran yang melindungi orang lain?"
"Hmmp! Maya bukanlah orang lain! Dia adalah pelayanku!"
"Heee ... Aku rasa aku bisa menitipkannya padamu, si Maya-chan ini."
Kurumi jelas kesal dan jengkel mendengar nada main-main Zeref.
"Anak-anak!"
"Aku memang masih kanak-kanak dibandingkan denganmu yang sudah hidup puluhan ribu tahun. Huh~ kurasa sampai disini saja, selamat tinggal Kurumi. Juga jika acnologia datang kemari beberapa saat kemudian, katakanlah padanya bahwa aku akan menendang pantatnya di kemudian hari." Zeref berbalik dan melanjutkan, "Walaupun dia hanyalah adik imajinasiku, dia tetaplah adik ku, tolong rawat dia untuk ku."
"Jika saja kamu mengatakan itu tepat di depannya, ia akan segera meninju wajahmu dan menangis dengan air mata kebahagiaan karena mengetahui bahwa ia telah lepas dari kekangan 'Kakak'nya itu."
"Ucapanmu sakit seperti biasa ya, Kurumi, kemudian selamat tinggal." Zeref melambaikan tangannya pada kurumi dan berbalik, melanjutkan penggembaraannya yang sunyi.
Kurumi tidak menjawab, ia diam-diam menyaksikan kepergian Zeref.
Setelah memastikan Zeref benar-benar pergi, ia kemudian kembali menaiki batu menuju kelompok sapi siap kurban.
...
halo-halo semuanya! selamat datang di volume ke-2
untuk yang mengkomen, maaf saya tidak sempat menanggapi, tapi saya ucapkan terimakasih banyak kepada kalian yang terus menantikan chapter terbaru novel ini.
terimakasih banyak.