Lexsa memberunggut kesal. walaupun sedari tadi dia memberi tanggapan pada celotehan teman-temannya. tapi tetap saja, ekspresi kesal dan jengkel itu tak bisa lepas dari wajah nya.
" lo kenapa sih sa" tanya salsa, sudah sedari tadi wajah kesal sahabatnya ini membuatnya ingin angkat suara.
" gak ada" ini lah sifat yang menyebalkan sari seorang Lexsa. dia tidak akan mau bercerita sebelum dipaksa.
" lo masih berantem sama Kak Alex" tanya salsa lagi. pasalnya tadi pagi sahabatnya ini diantar oleh pacarnya yang sejak kemarin ingin dilenyapkan oleh kakak dari sahabatnya ini.
" belum baikan juga" kali ini Feby angkat suara. lagipula sekarang disini hanya ada mereka bertiga. kalau Bella dan Monica tentu mereka sedang asik berpacaran sekarang.
" Dia dulu lah yang harus ada inisiatif buat minta baikan" akhirnya Lexsa mengeluarkan unek-uneknya . tapi sekali berbicara. membuat kedua sahabatnya menggerem kesal dengan kekeras palaan gadis yang bernama Alexsa Wilshon ini.
" memangnya lo mau, kalian marahan kayak gini sampai malam ulang tahun kak Alex, dua hari lagi lo" Salsa mencoba memancing. rasanya tidak enak juga melihat dua bersaudara cucu pemilik sekolah ini berantem hanya karena sifat ego dan possesif masing masing.
" bukan urusan gue" Lexsa masih kekeh dengan kekeras kepalaannya.
" yak...." dentuman keras dari pintu kelas yang dibuka kasar menarik atensi Feby dari acara introgasinya itu.
" lo kenapa sih Bella" tanya Feby heran. sahabatnya ini pergi di jemput sang pacar, dan sekarang kembali lagi kekelas mereka tampa diantar.. sudah datangnya bawa rusuh lagii.
" lo pada tahu gak" ucap Bella heboh yang hanya di balas anggukan malas teman temannya.
" ihh gue serius" Bella kesal sendiri. ini di depannya musuh atau sahabatnya sih.
" iya iya apa" Salsa menengahi. kalau kalau Bella juga ikutan merajuk bisa kewalahan mereka.
" tadi gue lihat Karin lagi bergelayut manja di lengan Kak Alex" ucap Bella dengan semangat dan itu sukses membuat Lexsa menatap jengkel atas berita yang dibawa temannya ini.
" dimana" balas Lexsa dengan nada marah. bukan Lexsa namanya kalau hanya membiarkan begitu saja kakaknya asik bermestraan sama si cabe. kalau dia di larang bermestraaan dengan pacarnya maka kakak nya yang gatal itu juga tak boleh bermestraan dengan cewek mana pun. lebih lebih ini si Cabe musuhnya lagi.
" taman belakang sekolah" balas Bella dalam satu tarikan nafas.
mendengar itu Lexsa langsung bangkit dari kursinya dan berhambur keluar kelas. acara gatal gatalan saudara menyebalkan nya itu harus di gagalkan. Lexsa menyusun rencana balas dendamnya. membuat kakaknya jengkel sekaligus membuat musuhnya yang gatal itu marah besar. sekali tembak dua sasaran kena. Lexsa tertawa setan dalam hatinya.
" hee tunggu dong" teriak Bella yang sudah di tinggal pergi oleh ketiga sahabat keponya itu. dia kan juga ingin menyaksikan musnahnya sang cabe. ih ini malah dia sang pembawa informasi yang di tinggal.
sungguh baik teman-temannya itu.
Jauh disana di tempat yang mereka tuju. seorang lelaki sedang mengumpat kesal. sambil sesekali memukul kesal udara di depannya. semua ini akibat rencananya yang gagal total. semua strategi yang sudah diaturnya gagal total.. dan semua ini karena seorang gadis. putri kesayangan orang tuanya. yang entah sejak kapan. menariknya untuk tak pernah memalingkan pandangan dari gadis cantik itu.
sadar atau tidak. mungkin dia pernah berharap. agar mereka tidak dilahirkan dari rahim yang sama. sehingga tindakan nya sekarang tidak akan dinilai terlalu berlebihan. sehingga dia benar-benar bisa menempati hati adiknya dalam status yang berbeda. tapi ternyata tuhan berkehendak lain. mereka dilahirkan oleh wanita yang sama. dan semua orang tahu mereka putra putri pewaris semua kekayaan Wilshon. semua orang tahu mereka bersaudara.
Rasanya kepala nya mau pecah sekarang. adiknya itu dengan seenak jidatnya pulang dengan pacar yang tidak dicintainya itu di depan matanya sendiri. karena itu juga dia gagal adu otot dengan pewaris perusahaan Corner itu. sangat menyebalkan..
" Alex.. sayang" seorang gadis yang entah sejak kapan mengganti kembali warna rambutnya itu menjadi coklat bergelayut manja di lengan Alex.
" menyingkirlah Karin" Alex berucap dingin.
Entah kemana teman temannya itu. mereka malah meninggalkannya dengan wanita barbar ini. lengkap dengan sahabat penghianatnya Dion. yang sedang asik main Game di taman belakang sekolah.
dasar penghianat negara, lo pikir gue gak tahu. lo masih coba dekatin adik gue diam diam.
Cup!!.
Alex Melotot tak percaya. gadis yang sedari tadi dia biarkan begitu saja. sekarang malah berani menciumnya. walaupun Ciuman Kilat, tapi tetap saja itu ciuman di bibir..
" woooooo, lo agrasif banget Karin" Dion yang sedari tadi asik dengan dunianya sendiri. berucap heboh saat melihat adengan dewasa di depannya itu.
" gak usah lebay deh Di, kayak gue gak tahu aja kalau lo sering main kan sama mainan lo" balas Karin mengejek. mengetahui fakta yang menabjubkan dari seorang Dion , benar-benar sebuah kemenangan tersendiri untuk Karin. paling tidak sekarang dia bisa menutup mulut sahabat cowok disampingnya yang sejak tadi pagi membiarkannya berdekatan dengan cowok tampan ini.
" jaga sikap lo Karin. gue biarin lo dekat gue lagi. bukan bearti lo bebas berbuat semena-mena. " Tegas Alex, tanpa sadar sepasang mata menatap tajam kearahnya
" kak Alex" Lexsa yang sudah sejak kapan tiba disana . menyaksikan dalam diam perbuatan laknak musuhnya itu. yang sudah berani mencium kakaknya.
Lexsa memegang dadanya pelan. namun lama kelamaan seolah pegangan itu menciptakan tekanan yang kuat dari pemilik tangan. seolah itu semua menyiratkan ada sesuatu yang hancur di dalam sana. ada perasaan yang tak rela yang membanjiri hatinya. rasa tak ingin orang lain menyentuh miliknya. rasa kepemilikan yang kuat yang entah sejak kapan seolah itu semakin tumbuh kokoh dalam hahinya.
Alex yang menyadari kehadiran seseorang yang berjalan mendekat kearahnya. langsung memalingkan pandangannya. langkah pelan seolah ingin mengejutkanya. yang dikiranya itu sahabat penghinat nya. yang sejak tadi sudah hilang entah kemana.
" kemana saja kal..." seolah kata lanjutan itu tak bisa dia lanjutkan. kenyataan yang melenceng dari perkiraannya. bukan sahabat-sahabatnya yang berdiri di belakangnya. melain adiknya yang sedari tadi memenuhi pikirannya. dan sekarang berdiri menatap marah dan kecewa kearahnya. bersama ketiga sahabat adiknya itu.
" oh hy Calon adik Ipar" sapa karin dengan PD nya. sambil semakin merapatkan tubuhnya pada Alex.
" thank ya atas kesempatan yang sudah lo kasih ke gue. buat dekat lagi dengan kakak lo. dan sekarang lo lihat. kita bisa dekat lagi kayak dulu" ucap Karin berbangga hati. Alex rasanya ingin menyingkirkan gadis disampingnya ini yang entah apakah masih gadis. tapi semua itu dia urungkan akibat ucapan Karin yang membuatnya menatap tak percaya ke arah adiknya.
dia memberikan kesempatan. apa dia lupa kalau aku pernah memintanya menjauhkan wanita barbar ini dari ku. ok ok baiklah, kalau itu yang kamu mau Lexsa. kamu ingin aku dekat lagi dengannya. ok. aku akan kabulkan
.
Karin menatap haru pada lengan yang bertengger diatas bahunya. lengan lelaki yang dicintainya kini bertengger indah diatas bahu kecilnya. Lexsa yang melihat itu. memejamkan matanya sejenak seolah ingin mengerti kalau kakaknya memang menginginkan ini.
" aaa gue baru ingat pernah mengatakan itu" balas Lexsa sambil menyentikkan jarinya, seolah baru menemukan idenya yang hilang.
" selamat ya. gue gak nyangka, lo berhasil ngerayu kakak gue lagi" Lanjut Lexsa bernada sinis.
" tentu saja. ini semua karena memang dari awal Alex sayang aku" balas Karin dengan percaya dirinya.
" oo tentu. mana mungkin Kakak gue yang ganteng ini salah memilih wanita koleksinya," balas Alexsa sinis. diikuti tawa sinis ketiga temannya yang berdiri disampinnya.
Karin yang mengerti maksud perkataan musuhnya hanya tertawa mengejek. seolah semua itu memang perlu ditertawakan.
" kalau gue mainannya. tentulah gue ini mainan terakhirnya, yang akan mengisi penuh ruang dihatinya. iya kan sayang" balas Karin seolah ingin ikut memanasi.
" mainan yang mengisi ruang di hati. emm kedengarannya bagus. itu artinya Kak Alex tak perlu lah. cari mainan yang lain. dalam waktu panjang" balas Lexsa meremehkan.
"ada apa kamu kesini Lexsa" entah kenapa rasanya dia ingin membuat adiknya itu sadar. kalau adiknya salah dalam melangkah.
" untuk apa. " Lexsa mengulang pertanyaan kakaknya itu sinis. lelaki yang duduk diatas bangku di depannya ini, bahkan dari cara dia berbicara. Lexsa tidak mengenalnya.
" tentu saja untuk memberi selamat pada kakak ku tercinta. Akhirnya kakakku ini memutuskan untuk membawa Karin Billiendra ke acara Ulang tahunnya. yang hanya tinggal dua hari lagi itu.
" tentu saja" balas Karin tersenyum penuh kemenangan.
" Aaa.. sepertinya pacarku tersayang akan sangat senang mendengarkan ini. dia bisa datang dengan tenang ke acara itu dengan ku. tanpa ada pengganggu" balas Lexsa tersenyum mengejek.
mengejek keputusan kakaknya. mengejek rencana kakak nya yang gagal total. mengejek wanita di depannya. yang entah untuk berapa lama bertahan menjadi mainan kakaknya itu.
" Aaaa sebelumnya aku ingin tahu. apa kakak juga akan membawanya ke apartemen kakak. wah wah kalau iya. dia ini wanita keberapa yang menghangatkan ranjang mu kak. semoga berhasil ya.. " ucap Lexsa membongkar kebiasaan buruk kakak sialannya itu. sebelum berlalu pergi dari sana.
Paling tidak dia merasa puas. sudah mengingatkan wanita jalang di depannya itu tentang kedudukannya disini. menghancurkan sisi angkuhnya. meletakkan dia di derajat paling rendah tak layak bagai penghangat ranjang para lelaki yang ingin di puaskan.
Alex mengumpat kesal dalam hati nya. memang pernah beberapa kali dia membawa wanita untuk menghangatkan ranjangnya. tapi itu bukan di apartemennya. dia punya ruang VVIP tersendiri di salah satu Clup malam terbesar di ibu kota. dan tentu itu tanpa sepengetahuan adiknya. Clup malam atas nama Ken sepupunya yang sudah satu tahun terakhir ini berada di Thailan yang sebelumnya dia berada di Australia dan Brazil. tapi sepertinya dia ingin mencari penghias baru Clup mewahnya itu.
Tapi sayang sekali adik cantiknya itu tidak tahu semuanya. dia hanya tahu sedikit tentang sifat buruknya. tapi karena itu pula dia tahu. ada bahaya yang selalu mengancam mereka. dan itu pasti akan dia musnahkan. walaupun dia tahu siapa lawannya.
Untuk adiknya tercinta. biarkan saja dia berbuat semaunya. karena Alex akan mengikuti permainan ini sampai akhirnya nanti dia temukan waktu yang pas. yang akan membuatnya berhenti. sekaligus mengambil kembali apa yang menjadi miliknya.
itu Pastii.. Pastii.
***