Vincent pergi menuju pintu air. Di sanalah dia melihat ada tumpukan bebatuan yang menghalangi jalan air. Vincent tahu bebatuan itu bukan batu sembarangan. Tumpukan batu di sana tidak bisa dihancurkan dengan upaya tenaga manusia biasa.
Vincent lantas mencobanya. Dia mengayunkan pedangnya ke batu tersebut. Berharap bongkahan batu itu hancur. Tetapi seperti yang dapat dia duga, batu-batu itu masih bergeming. Bahkan retak pun tidak. Vincent hanya merasakan gelombang kekuatan magis dari susunan bebatuan tersebut. Pantas saja para penduduk tidak bisa menjebol batu ini, karena mereka sudah berusaha keras tetapi sadar tidak bisa dilakukan hanya dengan tangan manusia.