"Kamu juga baik di mata Nico, sama dengan aku di mata Aiden. Kalau suami istri saling mencintai, mana mungkin wanita di luar sana punya kesempatan?" kata Anya sambil tersenyum sebelum melanjutkan. "Tara, di dunia ini, wanita tidak hanya kamu saja. Banyak orang yang rela membayar untuk bisa mendapatkan hidup nyaman yang kita miliki sekarang. Keluarga Atmajaya tidak menuntut kita untuk melakukan apa pun. Mereka hanya ingin kamu membahagiakan keluargamu."
"Aku bekerja keras untuk menghasilkan banyak uang," kata Tara dengan serius.
"Keluarga Atmajaya tidak kekurangan uang, tetapi anak-anakmu bisa saja kekurangan kasih sayang ibunya," kata Anya. Setelah itu, Anya memanggil Maria, "Kak Maria, Tara ingin melihat anak-anaknya. Apakah kamu bisa membantunya membawa salah satu anaknya yang masih bangun?"
"Baiklah," Maria tersenyum dan menggendong anak perempuan Tara yang baru saja bangun.
Anak perempuan Tara sangat mirip dengan ibunya. Ia baru saja bangun sehingga ia menangis.