Download App
78.57% Cyber Firmament / Chapter 11: Episode 10: Valkyrie

Chapter 11: Episode 10: Valkyrie

Hari Jumat

Jam 4 pagi

"Michael... Aku tidak mau ke sekolah." Rengek Aciel.

"Tuan, anda harus bersekolah, ini demi masa depan anda!" Paksa Michael sambil berusaha menarik Aciel keluar dari selimutnya.

"Di akademi aku hanya akan diejek!" Rengek Aciel lagi.

"Tuuuaaaaan... Ayo!" Paksa Michael. "Rumor itu sudah mati sebelum menyebar."

"NGGA MAUUUUUU!"

"TUAN ACIEEEEEL!"

Di pagi buta, mereka sudah ramai duluan di dalam kamar. Mereka berdua masih terus hingga akhirnya, Michael, memutuskan untuk memakaikan seragam secara paksa kepada Aciel. Aciel tidak mandi. Wajahnya hanya dibasahi oleh Michael dan Aciel hanya disemprot menggunakan pewangi oleh Michael. Setelah itu Aciel diseret oleh Michael ke akademi.

"Ayo, tuan!"

"TIDAAAAAAAAAK! Ngga mau, NGGA MAU!"

"ANDA HARUS SEKOLAH!"

"TIDAAAAAAAAAAK!"

Dan perjalanan pagi Aciel dimulai.

****

Sesampainya di sekolah

Sesampainya di sekolah, Aciel dan Michael mendapati ada kerumunan di lapangan. Mereka tidak tahu apa penyebabnya. Kerumunan itu terlalu ramai, seperti satu sekolah berkumpul di lapangan, berdesakan untuk menoton sesuatu yang hebat. Penonton bersorak-sorak menyemangati siapapun yang bertarung disana. Bahkan ada suara benturan suatu benda yang begitu keras dan dahsyat berulang-ulang. Terlihat dari kejauhan, ada sebuah gate besar yang menyala dan banyak sekali cahaya-cahaya yang bersinar dari sana.

"Ayo Nathasa! I Love you!"

"Go go Valkyrie, go go Valkyrie, go go Valkyrie!"

"Hail Natasha! Hail Natasha! Hail Queen Natasha!"

"Hail the Crimson Valkyrie! Hail to Crimson sky queen!"

Para penonton bersorak-sorak menyemangati suatu pertarungan. Nama orang yang disoraki sepertinya familiar dengan siapa yang Aciel dan Michael kenal.

"Tunggu, Valkyrie? Natasha?" Tanya Aciel.

"Jangan bilang, Natasha sedang bertarung dengan sang Valkyrie? WOHOOOO!" Sorak Michael semangat. "Ayo kita lihat, tuan, ayo!"

"Eng... Iya, ayo-"

Lalu bel akademi berbunyi. Seorang guru menggunakan microphone berteriak "Semuanya masuk ke kelas, sekarang! Bubar sekarang! Bubar!"

Kerumunan penonton kecewa. Semuanya mengeluh karena pertarungan yang belum selesai harus selesai pada saat itu juga. Perlahan mereka semua bubar dan kembali ke kelas mereka masing-masing.

"P-padahal aku belum lihat, hiks," Keluh Michael.

"Setidaknya tidak ada yang ingat tentang aku haha." Ucap Aciel bersemangat.

Lalu ada seorang siswa yang berpapasan dengan Aciel. Dia menoleh ke Aciel dan menatapnya beberapa saat. Aciel yang sadar lalu menatap siswa itu juga. Siswa itu lalu tertawa dan berkata "Kamp konsentrasi wuahhahahahha-" Lalu siswa itu pergi sambil tertawa.

"Kampret." Ucap Aciel. "Hariku akan menjadi sangat berat, aku yakin itu."

"Cih, bolehkah aku menghajarnya, Tuan?"

"Sudalah lupakan. Ayo kita ke kelas."

"Aku berjanji jika ada yang mengejek Tuan, aku akan menghajar mereka."

"Iya silahkan saja."

****

Di kelas

"Lihat, itu Aciel!" Teriak Faisal. "Bagaimana kamp konsentrasinya? Lancar?"

"Apakah kau mencari mati?" Ancam Michael.

"E-engga kok, tapi satu kelas tahu tentang Aciel!" Lalu Faisal tertawa bersama seisi kelas. "Ayolah, cuma bercanda."

Lalu Michael mencekik leher Faisal. "Jangan, membully, tuanku!"

"A-ada videonya kok, bukan aku. Yang nyebar bukan aku!" Ucap Faisal membela diri.

"Mana videonya?"

"Ini..." Faisal menunjukkan smartphonenya. Terlihat disitu ada rekaman wawancara Aciel dengan tiga panitia OSIS itu. "Aku ngga tahu siapa yang menyebarkan, di grub angkatan tiba-tiba sudah dapat ginian."

"Oh, jadi OSIS itu membully ya? Hah? Akan kuhajar mereka." Ucap Michael. "Tuan, aku akan... Tuan? Anda tidak apa-apa?"

"Mentalku down, Michael. Aku harusnya ngga sekolah lagi di akademi ini." Ucap Aciel.

"Lihat? Dia sekarang down kan?" Tanya Michael marah kepada Faisal.

"Justru sekarang dia diterima menjadi OSIS lho, jalur VIP?"

"Maksudnya?" Tanya Michael. Aciel yang mendengar itu menoleh pada Faisal dengan tatapan ingin tahu.

"Kalian ngga tahu? Di grup angkatan, Aciel dianggap punya imajinasi yang bagus dan akan langsung dijadikan anggota OSIS. Kalian ngga denger?"

Lalu Aciel berkata, "Entah kenapa itu membuatku sedih dan bahagia di saat yang sama."

Tidak lama kemudian, Natasha masuk ke dalam kelas dengan ekspresi sebal. "Sial, padahal aku masih ingin bertarung..." Ucapnya. "Padahal ini pertama kali aku bisa menikmati pertarungan."

"Ada apa, Natasha?" Tanya Michael.

Lalu seorang perempuan berkacamata dan berambut hitam datang ikut masuk ke pembicaraan. Mata birunya begitu dingin. Dia berkata "Mereka berdua imbang. Natasha melawan sang Valkyrie. Pertarungan yang sangat sengit."

"K-kamu siapa?" Tanya Michael.

"Anastasya Widya. Salam kenal. Aku tidak masuk kelas selama seminggu penuh karena aku masih liburan di pulau Bali."

"Weh..." Jawab Michael. Lalu Michael berbisik kepada Aciel, "Orang kaya nih, Tuan, deketi gih."

"Gak!" Jawab Aciel.

Tak lama kemudian, seorang guru masuk ke dalam kelas. Semua murid yang bergerombol langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing setelah melihat sang guru. Semua murid lalu memberi salam.

"Anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru dari Jerman. Dia blasteran Indonesia-Jerman. Dia mendapat pendidikan di Jerman dan memutuskan kembali ke Indonesia untuk mengejar cita-citanya." Ucap sang guru. Sepertinya hampir semua murid tahu siapa yang akan datang. Terlihat hanya Michael dan Aciel saja yang penasaran.

"Perasaanku tidak enak." Ucap Aciel.

"Tuan, jangan memelihara hal semacam itu, itu tidak baik."

"Tapi, serius, perasaanku ngga enak."

Lalu sang guru mempersilahkan murid baru tersebut masuk. "Silahkan masuk, Valkyrie."

"Apa? Valkyrie?" Tanya Aciel dalam hati. "Apa yang dikatakan kakak ternyata benar, ini berbahaya."

Lalu masuklah seorang perempuan cantik berkulit putih, berambut pendek dan berwarna coklat. Sebagian poni rambutnya menutupi mata kirinya. Dia mengenakan jaket kulit berwarna coklat dengan tulisan-tulisan Jerman di jaketnya. Hidungnya mancung dan bibirnya begitu indah. Dia adalah blasteran Indonesia dan Jerman. Dan yang paling mengejutkan adalah,

"Perkenalkan, nama saya Firza Schneider, salam kenal..." Ucapnya sambil tersenyum. Langsung saja semua laki-laki di kelas mimisan. Bahkan siswa kelas lain yang mengintip dari jendela juga mimisan.

"Oy, ngapain kalian disana Hah?" Teriak sang guru yang langsung saja keluar untuk mengusir siswa-siswa yang di luar kelas.

"F-f-f-f-f-f-f-f-Firza?" Aciel lalu mencubit pipinya. "Bukan mimpi."

"Bukannya dia yang kemarin malam... Cewe tomboy itu... Sang Valkyrie... Firza?" Lalu Michael menampar pipinya sendiri. "Ini bukan mimpi. Ternyata perasaan Tuan benar."

"Ayah saya adalah orang Jerman dan ibu saya orang Indonesia." Lanjut Firza dengan nada bicara yang sopan dan manis. "Saya suka ice cream vanilla dan saya suka kucing. Mereka imut. Aku sementara ini akan tinggal di apartemen dekat dengan akademi ini. Aku kembali dari Jerman karena aku ingin menjadi ujung tombak negara Indonesia di ajang Cyber Firmament International. Salam kenal." Lalu Firza tersenyum dengan sangat manis. Hampir seluruh kelas jatuh cinta padanya seketika.

Lalu Natasha berdiri, "Kebetulan ibuku adalah orang Russia. Kau tahu di perang dunia ke-2 siapa yang menang iyakan?" Tanya Natasha dengan senyuman yang juga manis.

"Oh iya, itu sejarah dunia, tapi aku mampu untuk menulis sejarah yang baru kok." Balas Firza dengan senyuman yang manis. Lalu terasa aura membunuh dari kedua perempuan itu. Mereka seperti rival yang sudah ditakdirkan untuk bertarung di dunia.

Lalu ada Aciel dan Michael yang menganga dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. "Aku pasti bermimpi." Ucap Aciel. "Aku bahkan kalah dari dia karena fisiknya begitu kuat, apalagi nanti dia di cyber firmament. Bahkan dia setara dengan Natasha jika kau pikir baik-baik."

"Semangat, Tuan. Semangat."

"Semangat tidak cukup!"

Lalu sang guru masuk lagi ke dalam kelas. Dia berkata "Mulai sekarang, Firza akan bersama kita, jadi tolong tunjukkan sopan santun yang baik kepada dia, mengerti?"

"Mengerti, Bu!" Ucap seluruh kelas.

Lalu saat Firza menoleh ke sekeliling kelas, dia mendapati ada Aciel di dalam situ, dia spontan berkata, "Aciel?" Lalu seluruh kelas dan siswa yang masih mengintip di jendela menoleh kepada Aciel.

"Kok dia bisa tahu namanya Aciel?"

"Dia siapanya Aciel?"

"Lho-lho, ada apa ini?"

Lalu Aciel menjawab, "Hai, Firza... Hehe... Aku pasti bermimpi."

Seketika nada dan logat bicara Firza berubah menjadi dirinya yang sebenarnya. Ke tomboy an nya keluar seketika saat melihat Aciel. "Oh, jadi lu sama si Michael ada disini. Gini gua baru suka!" Seluruh kelas seperti tidak percaya bahwa Firza menjadi tomboy dalam sekejap setelah melihat Aciel dan Michael. "Aciel..." Ucap Firza dengan nada mengancam.

"Ng... Iya?" Aciel mulai malu dan ketakutan. Jantungnya berdebar dengan kencang saat mendengar Firza memanggil namanya.

Setelah itu Firza mendatangi Aciel dengan cepat. Aciel mulai ketakutan dengan apa yang akan terjadi, mengingat dia telah dihajar oleh Firza kemarin malam. Lalu Firza menarik kerah baju Aciel. Aciel mulai sangat ketakutan dan gemetar. Dan tiba-tiba, Firza mencium Aciel. Aciel terkejut dan matanya terbelalak tidak percaya. Ciuman pertamanya adalah seorang gadis cantik bernama Firza yang menghajarnya tadi malam. Mereka berciuman sedikit lama. Setelah itu Firza berkata, "Aku sedang menyelamatkan diriku, tolong jangan melawan." Lalu Firza mencium Aciel lagi, bahkan lebih panas lagi. Bahkan sang guru tidak tahu harus melakukan apa. Setelah puas mencium bibir Aciel, Firza mencium keningnya Aciel dan memeluknya.

"Kalau kaya gini, gua bakal betah disini, asalkan sama Aciel..." Ucap Firza.

Lalu Aciel hanya bisa diam memerah tidak tahu harus melakukan apa. Jantungnya berdegup sangat kencang sampai-sampai dia tidak tahu harus melakukan apa. Semua murid laki-laki yang ada di dalam kelas dan di luar kelas mengeluarkan aura membunuh kepada Aciel.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Natasha dengan marah. "Aciel itu milikku, dan aku tidak akan menyerahkannya kepadamu!"

"Oh, jadi nih anak milik lu, ha?" Tanya Firza. Lalu Firza mencium bibir Aciel lagi dengan lebih lama dan lebih ganas.

"AAAAAAA!" Teriak Natasha yang langsung saja menerjang Firza. Mereka berdua lalu bertengkar seperti dua ekor kucing yang bertarung merebutkan kekuasaan. "YMEP!" Teriak Natasha. (bahasa Russia untuk 'mati!'.

Lalu semenjak hari itu, Aciel tidak bisa hidup tenang karena dia dimusuhi oleh satu sekolah karena satu sekolah menganggap bahwa Firza adalah pacarnya Aciel. Dan Natasha yang merupakan idola sekolah ternyata juga suka kepada Aciel.

Dan tidak lupa, dia dan Firza dipanggil BK ke ruang BK untuk mempertanggung jawabkan tindakannya. Aciel dan Firza mendapatkan 10 point pelanggaran. (Jika poin pelanggaran mencapai 12, orang tua mereka akan dipanggil dan di skors oleh sekolah.)

****

Sore jam 5

Sepulang Sekolah

"Jadi... Tuan... Kau tidak apa-apa?"

"Aku rasa aku akan beli sarsaparilla di minimarket."

"Perlu ku dampingi?"

"Tidak usah. Aku ingin sendiri saja. Dan jangan ikuti aku lagi! Aku ingin sendiri..."

Terlihat bahwa Aciel mengalami tekanan di dalam dirinya dalam hari pertama sekolah memusuhinya. Dia kesusahan mendapat contekan dari teman sekelasnya. Untungnya hanya Veronika yang masih mau membantunya, walau dia meminta bayaran pujian.

Aciel berjalan sendirian ke minimarket. Dia berjalan diiringi matahari terbenam. Cahaya emas sore hari dan langitnya yang indah dengan sapuan awan putih yang tertiup angina menghias angkasa. Burung-burung terbang bersama-sama ke arah matahari terbenam. Aciel menghirup nafas sedalam mungkin dan menghelanya. "Mungkin aku memang ditakdirkan untuk sial." Ucap Aciel.

Aciel masuk ke dalam minimarket dan mengambil sarsaparilla kesukaanya. Dia lalu berbaris di antrian yang panjang selama bermenit-menit hingga akhirnya tiba gilirannya untuk membayar. Setelah itu dia berjalan pulang ke akademi. Cahaya langit mulai sirna dan suasana perlahan menjadi biru. Dingin mulai terasa sedikit di badan Aciel. Tetapi Aciel tidak menghiraukannya. Sebelum pulang, Aciel memutuskan untuk pergi ke taman kota sebentar, tempat pertama dia bertemu dengan Aristide saat itu.

Cahaya lampu jalanan sudah menyala. Cahaya jingga keemasannya menyinari jalan. Dia berjalan memasuki taman. Dia melihat orang-orang sudah mulai pergi darisana dan hendak pulang ke rumah. Dia berjalan dengan pelan dan santai sambil menikmati alam. Hingga dia melihat Natasha, di atas jembatan, di bawah naungan lampu taman, sendirian dan menangis. Tetesan air matanya berkilat oleh cahaya lampu taman saat dia terjun jatuh dari dagunya. Dia menangis dalam kesedihan yang mendalam. Dia memasukkan tangannya ke dalam sakunya, mencoba mencari kehangatan. Tetapi dia tidak bisa mendapatkannya.

Aciel berjalan mendekatinya. Dia berhenti di samping Natasha dan lalu mengulurkan tisu. "Natasha..." Panggil Aciel. Lalu Natasha menoleh kepada Aciel...

"Aciel.... Aciel!" Lalu Natasha memeluk Aciel.

"Ng... ada apa Natasha?"

"Aku tidak ingin kehilanganmu! Aku tahu aku tidak memilikimu, walau begitu aku takut kehilanganmu!" Selama beberapa saat Natasha memeluk Aciel. Aciel ganti memeluknya dalam pelukan itulah mereka berbicara.

"Aciel... Apa kau ingat tentang masa kecil kita?"

"K-kita punya masa lalu?"

"Iya... Aku sudah tahu kau lupa denganku semenjak kita bertarung di cyber firmament di akademi. Aku tahu namamu tapi kau tidak tahu namaku."

"Jujur aku tidak tahu, serius..."

"Aciel Ezra, kita dulu pernah berjanji, bahwa kita akan terus bersama..."

"Benarkah?"

"Maafkan aku kalau aku bersikap angkuh di depanmu, tetapi sebenarnya aku... Aku menyayangimu!" Lalu pelukan itu semakin erat. "Waktu kita masih kecil di Jakarta, kita adalah teman masa kecil... Kita selalu bermain bersama saat itu. Dan kita pernah berjanji, kita akan terus bersama selamanya..."

"Teman masa kecil..." Lalu Aciel mencoba mengingat-ngingat lagi. "Dani, Roy, Lintang, Yara... Aku lupa."

"Waktu kecil... Kita selalu bermain bersama... Aku sudah berulang kali memberitahumu bahwa aku adalah anak perempuan, tapi karena dulu aku tomboy seperti Firza, kau tidak pernah percaya..."

"Tunggu sebentar, kamu... Nathan?"

"Natasha! Grrr..." Lalu Natasha memukul perut Aciel.

"Ow... Sakit!"

"Ini aku, Natasha!"

"Sebentar, Nathan itu laki-laki, jangan bilang kamu-"

"Aku bukan transgender, sialan!" Lalu Natasha memeluk Aciel dengan sangat erat hingga tulang-tulangnya mulai tertekan.

"ow-ow-ow-ow... Nathan, jadi kamu beneran perempuan?"

"IYA!"

"J-jangan marah hehe." Lalu Aciel memeluk Natasha begitu erat. "Nathan, aku kangen sama kamu! Nathan... Hiks."

"Kamu nangis?"

"I-iya."

"Kamu ingat saat kita bermain bersama di taman? Bersama Dani, Andre, dan Jacob?"

"Iya, kita main benteng-bentengan kan waktu itu."

"Iya! Lalu Dani terpeleset masuk ke dalam got."

"Aku ingat! Aku ingat! Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu Natasha,"

"Tapi, sepertinya... Aku akan keluar dari akademi..."

"Lho, kenapa?"

"Aku akan dilamar oleh anak dari teman ibuku. Aku dilamar oleh anak dari perusahaan komersial Maskarov dari Russia."

"Tapi, bukannya kamu suka di cyber firmament?"

"Ayahku bilang masa depanku lebih cerah bersamanya..."

"Tapi kamu ngga akan bahagia bersamanya."

"Aku tahu... Tapi mungkin ini takdir yang terbaik." Lalu Natasha pergi meninggalkan Aciel. Dia pergi meninggalkan Aciel sendirian di atas jembatan taman, meninggalkan rasa sedih bagi Aciel.

"Natasha..." Ucap Aciel pelan sambil memandangi Natasha pergi. "Nathan.... Aku akan menyelamatkanmu..." Ucap Aciel.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login