Aryk tiba di parkiran gedung sasana tinju. Hujan rintik-rintik membasahi bumi. Gheisha berjongkok di depan pintu masuk yang terkunci, tubuhnya telah basah karena tersiram air hujan yang disertai angin.
Ia keluar dari mobil sambil membawa payung. Menghampiri kekasihnya yang terlihat menggigil kedinginan, wajahnya tertunduk, bersembunyi di antara lutut yang ditekuk. "Sedang apa disini? Apa kau mencoba selingkuh dengan pemilik sasana ini?"
Aryk berpura-pura tidak tahu kalau kekasihnya itu telah menikah dengan Sammy. Akan lebih baik jika ia menikah secara terang-terangan dengan Gheisha. Ia bisa lebih bebas menyentuh wanita malang di hadapannya.
Gheisha mendongak saat mendengar suara Aryk. Entah mengapa, ia merasa hatinya semakin rapuh saat melihat pria itu. Ia yang memanggilnya, tapi ia tidak bisa memeluknya.