Download App
38% Terjebak di Dunia Albheit / Chapter 18: CH.18 Nostalgia

Chapter 18: CH.18 Nostalgia

Begitu aku menggunakan sihir yang aku ketahui untuk membuka segel itu aku kerahkan, segel itu pecah berkeping-keping dan aku bisa mendengarkan suaranya secara jelas. Jujur saja itu tidak terduga bahkan buatku karena sihir segel dunia ini dan sihir pembuka segel dari game itu berbeda. Mungkin sihir dari sistem game ini berkembang sesuai kebutuhannya.

"Benar saja, segelnya benar-benar pecah. Nona Fukoushi benar-benar orang terpilih. Bahkan kami yang belajar di akademi ini selama ini saja tidak sanggup membukanya."

"Itu hanya sebuah keberuntungan aku bisa membukanya. Kalau kalian bekerja keras dan belajar dengan rajin, membuka segel seperti ini akan jadi mudah."

"Kami akan ingat itu dalam pikiran kami selamanya nona!"

Namun yang sekarang aku pikirkan bukan bagaimana aku bisa membuka segel ini, tetapi kenapa aku merasa aku pernah merasakan sensasi ini walau aku sama sekali belum pernah memasuki ruangan ini atau melihatnya saja belum pernah.

Hal ini seolah-olah membuatku bisa merasakan rasa rindu ratu Kioku dalam diriku. Apa ratu Kioku sekarang merasuki diriku sehingga perasaannya tercampur denganku? Jangan-jangan itu yang mendasari kenapa perasaanku tadi semakin mendekati seperti perempuan pada aslinya?

[Kau tepat sekali Keena, aku memang merasuki tubuhmu sebagai tempat rohku. Umumnya orang lain yang tubuhnya aku masuki akan tersingkirkan jiwanya karena tidak kuat, tetapi kelihatannya berbeda kasusnya dengan dirimu.]

'Jadi sekarang Kioku ada dalam tubuhku dan pikiranku sehingga aku merasa ingat dan nostalgia terhadap kamarmu ini?'

[Tepat seperti yang kau katakan Keena. Sekarang kamar ini sudah jadi milikmu, selamat. Banyak memori yang terjadi di sini, semoga kau tidak merusak tempat ini.]

'Aku pindahkan barang-barangnya saja tidak akan, tenang saja.'

Rasanya ketika aku berbicara dengan ratu Kioku, aku sedang berbicara dengan seseorang yang bisa membuatku tenang dan bisa berpikir jernih dalam setiap saat. Kelihatannya ratu Kioku benar-benar memasuki pikiranku dan membuat sifatnya tertumpuk padaku juga.

Tentu saja ini bukan hal buruk malahan ini adalah hal yang baik. Hanya beberapa orang yang tidak tahan mempunyai sebuah kepribadian lain dalam tubuhnya. Ngomong-ngomong sekarang aku juga tahu memori yang dimiliki ratu Kioku, jadi aku tahu semua hal tentang memori masa lalunya dan juga tentang dirinya dulu punya kepribadian lain yang banyak.

Berbicara tentang kepribadian lain yang sangat banyak, mungkin ratu Kioku jadi terbiasa memasuki tubuh orang lain dan tinggal di dalamnya. Oh ya satu hal lagi, walau aku bisa melihat memori selama ratu Kioku hidup, tetapi aku tidak bisa menemukan memori bagaimana ratu Kioku bisa bertahan sampai sekarang, cukup aneh aku pikir.

"Kami jadi penasaran tentang kamar yang dulunya milik ratu Kioku ini. Apa kami boleh masuk dan melihat?"

"Tentu saja asalkan kalian jangan merusak dan memindahkan barang-barangnya tanpa seizin terlebih dahulu."

"Terima kasih!! Kami pasti akan berhati-hati."

Kalau aku mau bilang ini kamar, kurasa bukan. Daripada kamar ini lebih bisa disebut rumah pribadi di atas sebuah asrama. Memang sengaja dibentuk seperti ini oleh siapa pun yang membangunnya kurasa.

"Aku rasanya bisa melihat kejadian-kejadian dahulu yang dirasakan ratu Kioku di sini."

Terbayang dengan jelas olehku bagaimana kejadian-kejadian lampau dari sudut pandang ratu Kioku bagiku. Seperti bagaimana ratu Kioku bersama mamanya, bersama adiknya pangeran Senshi, bersama raja Koshiyu dan teman-temannya yang lain di sini.

Setiap memori berharga milik ratu Kioku mengalir dengan derasnya ke dalam otakku. Untung saja otakku mampu memprosesnya sehingga aku tidak menjadi gila layaknya orang yang punya dua atau lebih kepribadian dalam dirinya.

[Semuanya itu memang nyata Keena, tidak bisa dipungkiri bahwa kasus tentang dirimu itu berbeda. Makanya kau adalah orang yang terpilih olehku.]

'Namun aku masih sedikit bingung walau bukan masalah lagi tentang kenapa harus aku. Apa ini ada hubungannya tentang diriku yang terjebak secara tidak sengaja di dalam dunia ini?'

Seseorang seperti Guirusia Sin yang adalah pemilik perusahaan Guirusia.co dan penyumbang ide juga pembuat game Albheit Online ini memutuskan server tanpa memastikan tidak ada orang yang tertinggal. Memang tidak kenal langsung, tetapi aku bisa memutuskannya lewat anak-anaknya yang jadi temanku.

Kalau game-game lainnya yang bukan VR mungkin masuk akal kalau servernya ditutup sedangkan karakternya masih tersambung. Namun dalam kasus ini jiwa orang itu ikut terpindah dalam karakter game, memindahkannya secara paksa akan merusak jiwa. Yang lebih beratnya ya seperti aku ini, jiwaku tertinggal dalam tubuh karakterku.

[Tunggu Keena, kau tadi berpikir tentang siapa?]

'Siapa? Guirusia Sin maksudmu? Memangnya kenapa?'

[… itu, itu adalah kepribadian lainku dulu selama aku masih hidup.]

Seketika itu aku hening tidak bisa berpikir apa-apa tentang hal ini. Seingatku dengan jelas bahwa Guirusia Sin itulah yang memutuskan servernya secara manual sesuai berita, bagaimana dia juga adalah kepribadian lain ratu Kioku yang sudah mati?

Kalau aku mau bilang, ini tidak masuk akal sama sekali. Sebelumnya aku pahami tentang bagaimana ratu Kioku masih hidup dalam bentuk roh karena ini adalah dunia sihir, serba tidak masuk akal. Namun sekarang ini sudah menyangkutkan seseorang dari dunia nyata.

'Bagaimana bisa!? Bahkan aku ketahui saja Guirusia Sin itu masih hidup saat aku terjebak dalam dunia ini. Dan sekarang Kioku katakan bahwa dia adalah kepribadian lainmu?'

[Memang aneh, tetapi itu kenyataannya Keena.]

'Jangan-jangan ketika kamu tahu tentang bunga-bunga untuk teh penenang dan semua hal yang lain itu adalah memori dari Guirusia Sin, manusia dari dunia nyata?'

Aku mohon jangan katakan iya, kalau ratu Kioku berkata iya aku mungkin bisa pingsan seketika itu juga dengan muatan fakta yang membebaniku. Ini sama sekali tidak ada masuk akalnya. Tidak… mungkin ada satu jalan yang memungkinkan itu jadi masuk akal, hanya satu dan itu adalah konsep ruang dan waktu.

[Sayang sekali memang dari Sin lah aku tahu tentang semua itu.]

'Tidak mungkin… ini semakin membuat pikiranku jadi rumit. Kenapa ini jadi seribet ini ya?'

[Maafkan aku, singkirkan pemikiranmu itu untuk sementara. Ingat Keena kau masih bersama yang lainnya. Mereka akan merasa aneh kalau kau tidak bergerak sedikit pun dari tempat kau berdiri sekarang.]

Ucapan ratu Kioku benar juga, ketika aku terfokus berbicara dengan ratu Kioku dalam pikiranku sendiri, badanku berhenti bergerak entah kenapa. Mungkin aku tidak bisa menguasai tubuhku dengan benar karena pembicaraan ini.

Akhirnya setelah menyingkirkan pemikiran yang merumitkan otakku itu untuk sementara, aku menjelajahi lantai 9 dan 10 ini dari kamar milik ratu Kioku. Lantai 10 semakin mengejutkanku, aku bisa melihat ratu Kioku yang terbaring di atas kasur dalam keadaan lemahnya dengan semua orang di sekitarnya.

[Itu terjadi ketika aku pertama kali koma saat menggunakan kekuatan dewiku untuk pertama kalinya. Koma selama satu hari, atau mungkin setengah hari sih.]

'Sebegitu menyakitkan ya menggunakan kekuatan dewi? Lalu kenapa Kioku malah membagi kekuatan dewimu jadi tiga kepada anak-anakmu?'

[Aku sudah memberikan kontrol kepada mereka atas kekuatan itu. Mereka tidak akan mengalami apa yang kualami saat menggunakan kekuatan dewi.]

Kehidupan ratu Kioku memang kelihatannya enak, hartanya melimpah, banyak tersenyum, tetapi itu semua hanyalah sebuah topeng yang menutupinya dari penderitaan yang dialaminya. Aku jadi ikut merasakan sakit dan sedih ketika memikirkan itu.

Kenapa seorang seperti ratu Kioku yang sangat baik harus menderita demi kebahagiaan semua orang yang ada, bahkan semua orang di dunia ini. Dirinya seharusnya mengalami kehidupan yang lebih bahagia tanpa harus mengalami rasa sakit sedikit pun.

'Kau begitu baik Kioku, aku tidak tahu harus berbicara apalagi.'

"Nona Fukoushi, kamar dewi Kioku ini begitu indah dan besar. Kami begitu takjub. Eh, kenapa nona menangis?"

Eh apa yang dikatakan oleh Noniki-san, aku menangis? Seketika itu juga aku memegang mukaku dan benar saja aku memang menangis. Mengetahui itu aku langsung mengusap air mataku, tetapi itu terus saja mengalir.

"Eh, kenapa air mataku terus mengalir. Ini begitu aneh."

"Tenangkan dirimu dulu nona Fukoushi."

Mereka berdua langsung mengelus pundak dan punggungku untuk membantuku tenang. Aku tidak tahu kenapa aku bisa menangis padahal aku hanya berpikir saja. Namun rasanya seluruh perasaan yang dialami ratu Kioku mengalir dalam darahku, seolah-olah penderitaannya, rasa sakitnya, bahkan kebahagiaannya terjadi bagiku secara tidak langsung.

Perasaanku benar-benar tidak stabil, aku merasa sedikit menghargai rasa sakit yang dialami oleh ratu Kioku dan perasaanku jadi meluap-luap. Benar mungkin bahwa aku orang yang dipilih oleh ratu Kioku, aku bahkan bisa berbagi perasaan dengan ratu Kioku dan memahami bukan kebahagiaannya saja yang sebagai topeng untuk menutupi rasa sakit, tetapi juga kepedihan dan kesedihan yang harus ditahan agar orang-orang di sekitarnya bahagia.

"A-aku… aku tidak tahu kenapa aku bisa menangis. Begitu masuk ke dalam kamar ini, semua memori yang bahkan tidak pernah aku alami dan mungkin orang yang dekat dengan ratu Kioku mengalir ke otakku. Seketika itu juga aku merasakan rasa sakit yang ditahan oleh ratu Kioku."

"Walau kami tidak tahu, tetapi kami berusaha mengerti bahwa nona Fukoushi benar-benar orang yang dipilih oleh dewi Kioku bahkan memori yang diketahui oleh dewi Kioku saja diketahui oleh nona Fukoushi."

"Itu benar. Karena itu jangan bersedih lagi atau dewi Kioku akan kecewa karena nona Fukoushi menangis hanya karena seperti ini."

Perkataan Noniki-san membuatku sadar bahwa aku ini harus menahan rasa sakit tersebut seperti ratu Kioku menahannya atau ratu Kioku akan sedih juga. Tujuan ratu Kioku memilihku adalah karena aku bisa memahaminya dan membantunya menyelesaikan segala masalahnnya. Memang tidak ada imbalan yang jelas, tetapi hatiku mengatakan untuk melakukannya karena hal baik akan terjadi.

"Sudah ya, nona istirahat saja dulu untuk hari ini, kami harus pergi masuk ke kelas. Nanti jam istirahat kami akan kunjungi nona Fukoushi lagi."

"Yang tenang ya nona, mungkin ini adalah cobaan yang sengaja dilakukan oleh dewi Kioku untuk menilai seberapa sanggupkah nona."

"Terima kasih, aku tidak akan menangis lagi, kalian boleh pergi."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C18
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login