Keadaan menjadi semakin tegang. Ada dua kubu yang sedang saling emosi dan tak akan ada dari mereka yang mau mengalah. Tidak Arkan ataupun ibunya. Beruntung mereka tak ada di dalam sebuah sinetron. Kalau seandainya iya, maka akan ada lagu tegang yang mengiringi.
"Kalian pergilah." Suara kakek kembali terdengar, "Arkan jaga adiknya baik-baik. Kamu bertanggung jawab atas diri Amey sekarang." Amey merasa terharu mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang kakek. Karena bagaimanapun, lelaki tua itu juga menyayanginya.
"Ibu, Ayah, Amey pamit dulu. Amey bukannya mau membangkang, tapi nggak bisa dengan peraturan yang kalian buat. Aku ikut Abang bukan berarti aku akan menjadi perempuan yang nggak bener, karena bagaimanapun, Abang juga bukan orang yang membiarkan Amey begitu saja tanpa pengawasan." Setelah mengatakan itu, Amey menarik Arkan untuk pergi dari sana. Langkahnya lebar seolah dia takut dia kembali akan ditahan di sana.