Davie bukannya menjawab, lelaki itu diliputi ketenangan atau justru monster di dalam dirinya akhirnya akan keluar dan memerlukan ketenangan tersebut agar kemunculannya tak mengagetkan semua orang. Tatapannya lurus ke depan dan otaknya bekerja dengan sangat cepat. Dia mencerna satu demi satu dan memflashback semuanya.
"Dav?" panggilan itu sama sekali tak membuat Davie menoleh dan memberi perhatian lebih terhadap Arkan. Pikirannya masih melayang, Tapi telinganya masih bisa menangkap suara-suara yang ada di sekitarnya.
Arkan saling tatap dengan teman-temannya dan mengedikkan kepalanya dan seolah hanya dengan melakukan itu, dia bisa berkomunikasi dengan yang lainnya. Sayangnya gelengan dari teman-temannya membuat Arkan harus mendesah lelah.
Kenapa ada saja hal yang menimpa mereka. Bukan hanya Davie, Arkan juga memiliki masalah yang patut untuk dipikirkan juga. Dan kenapa harus dalam waktu yang berbarengan? Itulah yang terkadang tidak masuk di akal Arkan sekarang.