Download App
32.24% I don't know you, but I Married you / Chapter 168: Persiapan kejutan

Chapter 168: Persiapan kejutan

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.

"Sayang...." Kenan langsung mengelus pelan lengan Jesica yang sedang tidur memunggunginya.

"Mas udah kasih tahu tuh Jay sama Kay, kamu salah paham sayang soal Jay. Dia ga lagi gitu.." Kenan berbicara lagi.

"Maksud Mas gimana?" Jesica membuka matanya lalu membenarkan posisi tidurnya kini dia melihat wajah Kenan diatasnya.

"Dia ga sengaja sayang, ada iklan katanya tiba-tiba muncul dengan suara gitu, dia mau ngeclose ga bisa dan karena panik air disampingnya tumpah kena celana, celananya basah tuh dia elapin pake tisu karena terlalu basah ya dia buka karena mau diganti pas kebeneran kamu masuk kamar dia sayang..."

"Kok tiba-tiba muncul iklan gitu?berarti dia ada history dong Mas ngebuka situs apa.."

"Mungkin dia ga sengaja sayang ngebuka situs apa."

"Ga bisa gitu dong Mas, Mas harusnya periksa laptop dia, liat historynya terus bersihin.."

"Iya-iya besok Mas periksa laptop Kay sama Jay. Udah malem tadi cerita-ceritanya sayang jadi ga sempet keburu anaknya ngantuk, jangan marah terus dong sama Mas. Mas salah terus nih.."

"Ya emang Mas salah.."

"Iya Maaf, Mas tadi udah kasih tahu mereka kok sayang. Udah ya sayang, mereka aman ga aneh-aneh."

"Mas harus lebih perhatian dong Mas sama yang begini-begini. Anak-anak kita tuh udah dewasa Mas... Udah tahu mereka sekarang hal yang kaya gitu. Aku ga mau ada kejadian apapun entah itu anak perempuan aku atau anak lelaki aku. Semuanya harus dijagain, kalo tiba-tiba ada cewek datang minta tanggung jawab anak kita gimana?aku ga habis pikir deh Mas.."

"Ish...kamu ngebayanginnya udah kejauhan. Engga akan kaya gitu sayang, Mas jagain.."

"Ya kan aku mikirnya tuh kedepan gitu loh, anak-anak tambah dewasa tuh harus dibikin ngerti. Kaya kakak tuh dia diem-diem gitu ngerti Mas makannya suka senyum-senyum kalo kita bahas begituan, aku cepet-cepet kasih warning deh buat dia. Untungnya dia ngerti maksud aku."

"Iya sayang, Mas bakalan lebih perhatian."

"Teknologi sekarang tuh bikin anak-anak gampang akses apapun termasuk hal yang begitu."

"Alisnya mengkerut terus, cape loh ngomong sambil gitu.." Kenan memijat pelan area sekitar dahi Jesica.

"Udah dong marahnya, ga enak loh tidur sambil marah. Ga akan bisa tidur juga."

"Iya maaf Mas.."

"Mas tuh sekarang mikirnya bisa ga ya Mas nganterin anak-anak sampe nikah. Semakin Mas sadar mau nikahin kakak Mas jadi kepikiran bisa ga ya Mas anterin Kris nikah kasian kan kalo cuman dia yang nikah ga ada kitanya." Kenan memandang wajah Kris sebentar yang tidur disamping Jesica.

"Impian Mas sekarang cuman itu aja, nikahin Kakak, anterin Kay, Jay, sama Kris nikah kalo mereka udah seneng Mas kan ga ada tanggungan apapun. Harusnya Mas mikir waktu Mas pingin anak lagi, kesampean ga ya sampe situ." Perkataan Kenan membuat Jesica sedih sekarang.

"Mas ga salah..."

"Jangan sedih sayang, Mas kan cuman mikir kedepan kaya kamu." Kenan menghapus sedikit air mata disudut mata istrinya.

"Kita bisa kok nganterin Kris nikah Mas.." Jesica sedih sambil meletakkan kedua tangannya dibelakang punuk Kenan memainkan rambutnya dengan lembut disana.

"Iya sayang bisa kita atau salah satu dari kita yang nganterin Kris.."

"Mas ih..ngomongnya jangan gitu."

"Ga enakan?Perasaan Mas juga ga enak kalo kamu ngomong-ngomong mau pergi."

"Jadi Mas balas dendam?"

"Eh udah dong jangan marah lagi, manjain Mas kek.."

"Mas pingin apa?"

"Hm....Mas..pingin mommynya Kris desah-desah kaya cewek dilaptopnya Jay.." Kenan senyum-senyum nakal.

"Desah gitu doang gampang, ahh...ahh...ahh..." Jesica mempraktekkan sesuai yang didengarnya.

"Ih kok gitu sih?belum juga Mas masuk.."

"Kan katanya Daddynya Kris pingin mommy desah-desah kaya cewek di laptopnya Jay ..." Canda Jesica.

"Mas ralat deh, Daddy pingin bikin mommynya Kris desah-desah kaya cewek dilaptopnya Jay..." Kenan membenarkan kalimatnya membuat Jesica tertawa sekarang.

"Kok ketawa, mau ga nih?" Kenan ikut tertawa kecil saat melihat istrinya.

"Iya-iya, ayo..." Jesica yang tak lama langsung mencium bibir Kenan.

***

Ara sedang asyik menggoda adiknya yang sudah tak mau diam sekarang sementara Kay sibuk memainkan PS dengan Jay di depannya.

"Kak ngasih apa sama Dariel?"

"Ada deh mau tau aja Daddy.."

"Beda ya sama orang spesial diumpet-umpetin ntar juga ketahuan sendiri.."

"Pokoknya ada artinya deh aku ngasih ini.."

"Apa kasih tahu dong kalo engga mommy sama Daddy juga ga akan kasih tahu."

"Emang mommy sama Daddy kasih apa?"

"Ada deh mau tahu aja.." Balas Kenan membuat Ara menatapnya.

"Dad..kasih apa?nanti takut sama lagi."

"Ya makannya kamu juga kasih tahu, itu Jay sama Kay juga beliin kado kalo samaan kan ga seru."

"Kay kamu kasih apa?"

"Aku beliin kak Dariel sepatu.."

"Jay kamu beli apa?"

"Aku beliin sepeda soalnya kak Dariel suka ngajakin sepedahan.."

"Kakak licik nih semua orang dikasih tahu tapi kakak engga.."

"Kalo samakan bisa aku beli lagi mom. Daddy sama mommy beliin apa?"

"Kita beliin mobil buat Dariel.."

"Hah??!!!" Ketiga anaknya serempak membuat Kris kaget.

"Pelan-pelan kris kaget nih.." Jesica segera menegur anak-anaknya dan mengusap dada Kris sementara Kris tampak lucu dengan mata melototnya.

"Dariel kan udah baik sama keluarga kita, Kay sama Jay malah seneng main bareng nih sama Dariel dan yang paling penting Dariel udah bikin kakak seneng.."

"Daddy baik banget..." Ara segera naik kepangkuan Kenan.

"Baik-baik sama Dariel jangan macem-macem lagi.."

"Iya Daddy." Ara mencium pipi ayahnya.

"Giliran gini aja dicium-cium."

"Dad..aku bawa temen aku ya.."

"Pacar?" Semua orang kaget juga dengan pengakuan Kay.

"Bukan....baru deket aja."

"Boleh-boleh, Daddy pingin liat pacarnya Kay sekarang, Kris kapan nih punya pacar...." Kenan memandang Kris yang kini dipangku Jesica.

"Aku kan bilang bukan pacar dad..." Kay masih fokus dengan permainannya.

"Daddy kapan aku boleh nikah sama Dariel?"

"Liat kelakuan kakak kaya gini, Daddy jadi tambah ragu." Canda Kenan.

"Daddy....aku seurius"

"Nanti Daddy kasih tahu kalo udah boleh sayang.."

"Kasian Dariel Dad, umurnya aja udah tambah tua sekarang 27an.."

"Nikah bukan karena umur.."

"Ya aku kan udah hampir setahun tunangan sama dia."

"Ya terus kenapa?"

"Ih Daddy ga ngerti.."

"Sayang, jangan gara-gara nafsu doang nikah kan engga sehari dua hari, apalagi Daddy liat kamu sering marah-marah sama Dariel. Kasian dia kak.."

"Orang Dariel yang salah.."

"Cowok tuh emang selalu salah dimata cewek.." Kenan melirik kecil istrinya.

"Iya dad betul." Jay setuju.

"Apa kamu betul-betul.." Ara protes sambil beranjak berdiri.

"Udah sini kakak jangan kemana-mana, kapan lagi Daddy gendong kakak.." Kenan mendekap anaknya lagi.

"Ih kenapa sih Daddy mom?"

"Kalo kakak udah nikah ga bisa nih Daddy gini.."

"Aku tetep sayang Daddy kok.." Ara kini memeluk ayahnya.

***To be continue


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C168
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login