Download App
8.82% I don't know you, but I Married you / Chapter 46: Kay Sabier Seazon

Chapter 46: Kay Sabier Seazon

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.

Sore ini Kay mengantar pacarnya Dara pulang kerumahnya padahal dia masih ada kelas di kampusnya yang belum diselesaikan dan memilih menitip absen pada temannya. Kay memang sangat nakal dibanding saudaranya yang lain dan entah darimana sifat ini turun yang jelas Kenan sendiri belum tahu tentang kelakuan asli Kay di kampus dia hanya mendengar cerita dari Ara saja bahwa Kay seperti inilah seperti itulah karena mereka kuliah di tempat yang sama. Ini adalah tahun pertama Kay masuk dan tentu saja jadwal kuliah dia masih sangat padat. Ara meskipun sering bertengkar dengan Kay diam-diam memperhatikan kelakuan adiknya itu. Dia tahu jika Kay suka membolos dan dia juga tahu jika Kay kebanyakan bermain dengan teman-teman wanitanya dibanding mengerjakan tugas.

"Kay takut ada yang liat." Dara melepaskan ciumannya dari bibir Kay.

"Engga, ga ada." Kay tetap bersikeras dan tak mau menjauh dan melekatkan kembali bibirnya dengan cepat pada Dara. Meletakkan tangannya di leher Dara seolah menariknya agar lebih dalam menciumnya. Ini bukan yang pertama kali Kay berciuman dengan seorang wanita atau bahkan ini adalah ciuman ketiganya dalam seminggu ini. Kay lebih parah jika dibandingkan dengan kakaknya Ara. Dia mempunyai banyak wanita yang dijadikan pacar dan tak sampai disitu dia bahkan tetap mendekati wanita lain meskipun dia sudah punya pacar. Jika dia ketahuan Kay justru senang karena artinya dia tak perlu mencari alasan untuk putus dengan wanita itu namun tak jarang pipinya terkena tamparan keras dari wanita yang memergokinya selingkuh.

"Udah ya.."

"Iya, ya udah kamu masuk aku ke rumah Doni dulu ya.."

"Iya hati-hati sayang." Dara lalu keluar dari mobil Kay padahal setelah mengantar Dara, dia ada janji dengan wanita lain yang bernama Lani. Keterlaluan emang Kay.

- Halo.

Kay mengangkat teleponnya setelah Dara terlihat masuk pagar rumahnya.

- Kamu Dimana sih?ini aku udah di cafe nya nih.

- Iya sayang maaf, aku ada kelas kan tadi ini lagi diparkiran.

- Ya udah cepet.

- Kamu pesen aja duluan aku titip minum aja ya terserah kamu.

- Iya, jangan lama-lama.

- Iya sayang.

Kay menutup teleponnya dan langsung menginjak gas untuk segera pergi dari rumah Dara dan menemui pacar keduanya dilain tempat Ara baru saja keluar dari bioskop bersama David.

"Flimnya rame ya."

"Iya tapi sayang ga happy ending."

"Udah ini mau makan dimana?"

"Terserah kamu aja."

"Kalau terserah aku nanti kamu ga suka makanannya lagi."

"Ya udah aku lagi pingin...ramen."

"Ramen yang dimana?"

"Masih disini kok tinggal turun satu lantai."

"Ya udah yuk." David berjalan dengan santai. Mereka memang belum resmi jadian atau tepatnya David sedang mencoba mendekati Ara saat ini. Ara sendiri sebenarnya sudah tahu maksud David tapi dia hanya pura-pura tidak tahu karena jujur Ara sendiri tak begitu menyukai David. Dia hanya senang dengan perhatian David dan terlebih lagi David merupakan pria yang selalu ada saat Ara membutuhkan bantuannya. Kalau dipikir-pikir Ara terlalu kejam memberikan harapan palsu pada David.

"Makannya pelan-pelan masih panas ini." David memperhatikan Ara yang langsung menyantap mie dengan sumpitnya.

"Udah aku tiup kok." Ara sambil mengunyah sehingga suara yang dia keluarkan kurang jelas.

"Semalem sampe jam berapa ngerjain tugas?"

"Jam 2an baru selesai."

"Malem banget sih, ga baik loh nanti susah tidur."

"Habis giman kalo ga selesai skripsi aku kepending terus belum lagi Daddy pasti marah."

"Tapi semalem beres?"

"Beres tapi tetep aja masih ada yang kurang tadi."

"Mau aku bantuin?"

"Engga, ga usah aku pingin nyusun skripsi dari usaha aku sendiri supaya sidang juga paham."

"Wih..hebat."

"Skripsi kamu gimana?"

"Udah mulai ngolah data juga."

"Udah lulus mau lanjut kuliah?"

"Iya kayanya, kalo kamu?"

"Masih galau sebenernya, Daddy nyuruh lanjut tapi aku udah terlalu cape buat lanjut."

"Kan bagus jadi tambah ilmu lagi."

"Iya tapi udah pingin kerja aja."

"Daddy kamu kan punya usaha Ra."

"Iya tapi aku ga sanggup deh takut malah ancurin."

"Kok pesimis gitu sih kali aja makin maju."

"Habis aku belum bisa apa-apa."

"Kan nanti juga belajar Ra pasti bisa."

"Ga tau deh, usaha Daddy kan gede lagian menurut aku yang pantes jadi penerus Daddy tuh Jay."

"Jay adik kamu yang kembar itu?"

"Iya, dia tuh pinter. Sekarang aja dia sekolah di kampus paling favorit, paling tenar dan paling bagus, aku malah mikirnya dia bisa aja kuliah ke luar negeri disana kan bagus-bagus juga sekolahnya."

"Terus kenapa dia ga disuruh kesana kan sayang punya bakat."

"Dia tuh anak mommy banget. Dikit-dikit pingin sama mommy apa-apa pingin ditemenin mommy, mana mau dia jauh-jauh dari mommy nya."

"Pasti manja banget deh sama ibu kamu."

"Iya emang, lagi nonton tv aja duduk wajib sebelah mommy sampe kasian Daddy pingin pacaran sama mommy ke ganggu sama Jay." Ara tertawa sendiri saat mengingat-ngingat moment itu.

"Ra..." David mulai memegang tangannya diatas tangan Ara membuat Ara terkejut.

"Hm.."

"Aku suka sama kamu.." David dengan cepat mengatakan hal yang sudah diduga Ara sebelumnya tapi Ara belum fokus pada perkataan David tadi dia sedang mengamati seseorang diseberang sana. Seseorang yang sedang duduk sambil tertawa.

"Bentar-bentar." Ara mengeluarkan ponselnya dan mulai memotret seseorang yang jelas-jelas dia kenal sebagai Kay.

"Fotoin siapa sih?"

"Adik aku."

"Kenapa mesti di foto?"

"Biar Daddy tahu kelakuan dia."

"Cuman nongkrong aja ga papa kali."

"Aku tahu dia tuh ada kelas sore hari ini harusnya dia masih di kampus vid, ini malah keluyuran sama cewek lagi." Ara terus memotret kebersamaan Kay dan Lani yang tak sadar jika seseorang mengamatinya.

"Lama banget sih, aku udah habis 2 gelas nih."

"Iya-iya maaf sayang, halamannya macet." Kay memegang tangan Lani dengan lembut.

"Lain kali on time dong."

"Iya nanti aku on time, ya udah mau kemana lagi habis ini?"

"Aku pingin belanja boleh?"

"Boleh, bentar aku bayar dulu." Kay segera menuju kasir dan setelah itu pergi sambil merangkul mesra kekasih keduanya itu. Uang saku yang selalu diberikan Kenan ternyata dia gunakan untuk membayar semua kebutuhan kekasihnya makannya tak jarang Kay meminta uang saku yang lebih pada ibunya tanpa sepengetahuan Kenan karena dia takut jika Kenan tahu uangnya habis maka Daddy nya itu akan marah padanya. Jesica sendiri memaklumi karena dia pikir Kay mentraktir pacar yang sesungguhnya bukan selingkuhan atau siapapun bahkan untuk menghemat tak jarang Jesica menyuruh Kay untuk mengajak kekasihnya ke restoran miliknya namun Kay menolak karena dia tahu jika dia mengajak kekasihnya maka dia akan ketahuan suka gonta ganti pacar oleh ibunya.

****To be Continue


CREATORS' THOUGHTS
Keyatma Keyatma

Ini si kembar pertama ya

Jenis kelaminnya cowok loh guyss hihi

Don't forget leave comment and vote :)

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C46
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login