Patra menoleh ke kanan dan kiri "Ngomong-ngomong, di mana Hadyan?"
Mendengar nama itu, Tasia langsung menegang. Ia bisu sejenak sebelum membuka mulutnya "Hadyan ada saat nenek terjatuh. Ia ada di sana dan sangat dekat. Hadyan berada di atas tangga dan nenek.. sudah terjatuh tepat di bawah tangga."
"Maksudnya?" Tanya Tata bingung.
"Aku mengundang Hadyan ke rumah untuk pertama kalinya. Saat Hadyan pergi ke dapur, aku mendengar suara gaduh yang sangat kencang. Ternyata nenek terjatuh dan Hadyan ada di atas tangga."
"Kau.. tidak menuduhnya, kan?" Patra menampakan wajah tidak senang.
"Tidak mungkin. Lagipula tidak ada gunanya juga ia melakukan itu." Ucap Jordi santai. Dia adalah anak yang paling rasional diantara mereka semua. Namun sebenarnya, ia juga yang paling tidak tau apa-apa mengenai semua temannya akibat sikapnya yang cuek.
Trimakasih buat kalian yg masih setia baca cerita ini teman2!!.. yuk yg suka sama cerita ini bisa sumbang power stone/review/komen yahh.. Biar author makin semangat nulisnya dan bisa tau juga pendapat kalian tentang cerita ini.. Hehehe..
Selamat membaca teman2.... Trimakasih \^^/