Setelah mengetahui di mana letak kota Artha, Namara bersama dengan Gallos dan Lyco segera melanjutkan perjalanan. Kuda mereka bergerak cepat menyusuri jalanan yang ramai.
Sekali lagi mereka menjadi pusat perhatian. Banyak orang menoleh dan menatap mereka dengan perasaan penasaran. 'Siapa orang-orang hebat itu?'
Benua Amaldus itu meskipun memiliki pengaturan yang berbeda dengan Saint Kingglen, mereka masih tetap manusia. Jadi, Namara tetap berhati-hati pada semua orang.
Ketika hari sudah gelap, kelompok itu akhirnya tiba di depan gerbang kota yang terlihat tua. Gerbang yang terbuat dari tugu batu itu sudah lapuk dan ditumbuhi lumut hijau.
Udara di sana terasa lebih dingin. Lampu-lampu dari rumah penduduk tampak berpendar dengan cahaya lembut.
"Benarkah ini tempatnya?" tanya Namara pada Gallos dan juga Lyco.
"Namara, tapi apa tidak masalah jika kita masuk?" tanya Gallos dengan ragu.
"Kenapa?" Namara menatap Gallos. "Apa naga tua sepertimu takut pada rumor yang penduduk katakan?"