"Tuan, aku ...."
Lyco mengedipkan mata beberapa kali setelah melihat apa yang ada di depan sana. Tuannya sedang mencium wanita itu dengan tangan yang menjamah ke area senonohnya.
Namara yang menyadari kehadiran orang lain segera mendorong Eros menjauh. Wajahnya berubah semerah tomat ketika melihat Lyco yang berdiri di depan pintu.
"Ah, silakan ... lanjutkan …." Lyco segera menutup pintu dengan canggung. Kehadirannya ternyata mengganggu momen mereka.
Namara menunduk lalu melangkah mundur beberapa kali. Perasaannya menjadi campur aduk antara malu dan canggung.
"Tuan, aku … aku harus kembali," ucapnya yang kemudian melarikan diri. Jangan sampai Eros meminta melakukan itu sekarang. Dia harus segera pergi.
Sosok Namara melesat pergi. Eros terdiam sejenak sebelum akhirnya terkekeh pelan. Dia menutup guci yang masih berisi setengah anggur Stecha lalu meletakkan kembali ke tempatnya.
***