"Bu, aku pergi dengan kak Evan!" ujar Khanza ragu-ragu.
Ibu Khanza menghentikan aktivitas kerjaannya lalu menatap tajam wajah putrinya itu.
"Hem, pergilah! Hati-hati, dan sampaikan salam ibu pada menantu ibu," ujar ibunya.
Dengan riang gembira Khanza beranjak pergi menuju sepedanya. Dia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan pak Gibran. Namun tanpa dia ketahui, tanpa dia sadari, ibunya tidak bisa dia tipu. Seorang ibu akan selalu memiliki firasat yang kuat untuk anak-anaknya.
"Hah, Tuhan. Akankah aku harus ambil tindakan untuk semua ini?" ibunya mengeluh dengan helaan napas dalam setelah Khanza pergi.
Setelah sampai di tempat biasa dia akan bertemu dan di jemput oleh pak Gibran, Khanza langsung saja memasuki mobil pak Gibran yang telah lebih dulu sampai di tempat.
"Kau lama sekali!" tegur pak Gibran menyambutnya.
"Maaf, aku harus mencari alasan untuk bertemu denganmu, mas!" jawab Khanza.