Download App
77.19% Nikah Siri / Chapter 44: Bab 42~Sekuat aku Mencintaimu

Chapter 44: Bab 42~Sekuat aku Mencintaimu

1 bulan sudah berlalu dengan cepatnya. Nay semakin dekat dengan Daniel yang selalu ada untuknya. Daniel sering mengajak Nay makan diluar atau melihat pameran atau bercerita tentang seni. Setiap Nay ingin pergi bersama Daniel. Nay selalu meminta izin kepada Rey, dan Rey tidak pernah bertanya pergi kemana atau dengan siapa. Nay yang merasa Rey sudah tidak memperdulikannya lagi, semakin merasa curiga ketika ia tau jika Rey tidak pernah lembur, ia selalu pulang tepat waktu. Namun mengapa ia pulang kerumah selalu tengah malam bahkan sering pagi buta. Nay yang selalu menerka-nerka berusaha tetap mempercayai suaminya.

Hotel Aster Jakarta

"Pak Angga, ada meeting nanti jam 2 siang di kantor ibu Nania" ucap Nay

"Hmm ia Nay, Nay bisa ikut saya ke pantri sebentar?"

"Iya pak, ada apa ya pak?" sambil berjalan di samping Anggara

"Nay saya tanya sebagai atasan kamu juga sebagai sahabat kamu, apa kamu hamil?"

"Iya pak saya hamil"

"Kapan kamu menikah?"

"Sepulang dari Bali, itu kan saya izin mampir di Malang, saya menikah disana pak"

"Kenapa saya nggak tau kalau kamu menikah, kamu menikah dengan siapa?"

"Saya menikahnya sederhana pak, hanya keluarga saja, itu juga mendadak sekali kak, dan suami saya, hehehe rahasia dong pak, kenapa pak Anggara?"

"Nay banyak gosip di kantor kita, yang bilang kamu hamil di luar nikah, kamu simpanan client kita, dan macam-macam"

"Iyah pak, nggak apa-apa, saya sudah tau kok pak, hehehe sering orang melihat saya melihatnya dengan aneh"

"Apa kamu baik-baik saja Nay?"

"Loh ya lebih dari baik dong pak, kan saya tidak seperti yang dikatakan mereka, jadi saya santai aja" ucap Nay sambil tersenyum

"Baiklah, kamu hati-hati ya Nay jaga kesehatanmu, lain kali kita makan diluar, males banget aku kamu panggil pak"

"Hehehe kan lagi kerja pak,😂"

"Yasudah, eh Nay emang pak Rey sama tunangannya itu sudah menikah ya?"

"Haa tunangannya, hm nggak tau pak, kenapa pak?"

"Saya kemarin kan ada keperluan dengan teman saya, di apartemen yang sama dengan yang ditinggalin pak Rey, nah saya melihat Pak Rey masuk kedalam apartemen tersebut bersama tunangannya tersebut"

Nay bagai di sambar petir di siang bolong, ia melamun beberapa saat, hingga ia harus di panggil beberapa kali oleh Anggara.

"Nay,nay, hallo Nay, kok malah ngelamun sih" ucap anggara

"Eh iya pak, nggak apa-apa pak, yasudah pak saya ke toilet dulu ya pak" pergi meninggalkan Anggara.

Nay, pergi ke toilet. Ia melihat kaca di hadapannya. Ia berkata,

"Apa ini? Ada apa ini? Apa kak Anggara salah melihat? Atau memang itu Rey, apakah aku harus kesana, kuatkah aku melihat yang nanti akan kulihat, sanggupkah aku menerima kenyataan" ucap Nay menangis

Nay pun keluar dari toilet, ia berpas-pasan dengan Natasya, tanpa sengaja ia melihat bekas ciuman berwarna merah di leher Natasya. Ia tidak memperdulikannya, ketika hendak keluar toilet, Natasya berkata,

"Jangan halangi jalanku, kau hanya istri siri nya" ucap Natasya sambil tersenyum sinis melihat cermin.

Nay yang mendengar perkataan itu, ia enggan menanggapinya. Nay dengan perasaannya yang tidak karuan. Ia segera menghampiri Rey di ruangan nya. Vellycia dan Manuel memberitahu jika Rey sedang ada meeting, namun Nay tidak menghiraukannya. Nay langsung masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu. Seisi ruangan semua kaget melihat kedatangan Nay, terlebih Rey. Semua menoleh ke arah Nay, termasuk Rey. Rey mengerti maksut wajah Nay seperti itu. Akhirnya Rey meminta rekan-rekan bisnisnya untuk meninggalkan ruangan Rey. Setelah semua orang pergi, Nay berkata.

"Dimana kamu semalam?"

"Ada apa memangnya?"

"Apa aku masih istrimu Rey?"

"Apa maksutmu, ini masih jam kerja Nay"

"Lantas kapan aku bisa berbicara denganmu, 1 bulan sudah kita tak saling bicara, 1 bulan sudah kamu berubah seperti ini, ketika aku membahas ini di kantor kamu bilang ini jam kerja, sementara aku dirumah menunggumu setiap malam, tapi kau selalu pulang sangat malam, ketika aku hendak berbicara denganmu, kau sudah tertidur, katakan padaku apa sebenarnya yang terjadi, ada apa denganmu" tangis Nay berbicara sembari, memegang perutnya yang terasa nyeri

"Aku tidak ingin berdebat, keluar dari ruang kerjaku, kita bicarakan ini dirumah, nanti aku akan pulang lebih awal"

Nay tak menjawab, dia langsung keluar dari ruangan Rey. Ia melihat Vellycia dan Manuel yang hanya diam melihat Nay. Nay nampak kecewa, ia merasa sudah di bohongi oleh mereka semua.

Jam pulang kantor pun tiba, Nay bergegas pulang. Ia menunggu Rey dirumah, hingga pukul 20.00 WIB, Rey tak kunjung datang. Nay menghubunginya justru di tolak. Nay berfikir dalam kerisauan, ia semakin menerka-nerka. Akhirnya Nay memutuskan untuk pergi ke apartemen Rey yang lama. Sepanjang jalan Nay berusaha untuk kuat. Berusaha untuk tegar.

{Apartemen Rey}

Nay mengetuk pintu, tak lama kemudian Rey membukanya. Nay melihat Rey telanjang dada hanya memakai handuk putih di pinggang nya. Rey sangat kaget melihat kedatangan Nay, dan Nay berusaha tenang berhadapan dengan suaminya.

"Nay apa yang kamu lakukan disini?"

"Bolehkah aku masuk, tadi aku menunggumu dari jam 5 sore sampai jam 8 malam, katamu kau akan pulang lebih awal, aku penasaran kamu pulang kemana" ucap Nay sambil berjalan masuk kedalam.

Ia melihat baju Rey dan baju perempuan yang berceceran di lantai, Nay menutup matanya, ia gemetar namun ia mencoba kuat, ketika ia hendak masuk kedalam kamar Rey. Rey meneriaki Nay.

"Nay, sudah mari kita pulang, menghentikan tangan Nay yang memegang gagang pintu"

"Tidak usah, aku sudah lama tidak melihat apartemenmu, aku ingin melihatnya" ucap Nay sambil membuka pintu kamar Rey.

Nay terdiam melihat Natasya sedang tersenyum dikasur sembari mengenakan selimut putih. Nay melihat Rey, Rey hanya menundukkan kepala. Nay pun berkata,

"Natasya bisakah kau tinggalkan kami berdua?" ucap Nay berusaha kuat

"Hmm baiklah" jawab Natasya sambil berdiri dan melepaskan selimut tersebut. Ia berjalan kearah Rey dan Nay yang berada di depan pintu, tanpa sehelai kain sama sekali.

Nay melihat itu ia hanya menutup matanya, ia mendengar ia mencium Rey. Hati Nay sangat terluka. Namun dengan tegar ia berusaha menyembunyikan air mata nya.Setelah Natasya mengenakan pakaian nya kembali, Natasya pun pergi meninggalkan Rey dan Nay.

"Apa ini yang kau bilang bisnis Rey?" tanya Nay

Rey hanya diam.

"Kau tau aku sedang hamil, aku membutuhkan mu, siang malam aku menunggumu, aku melakukan semua kewajibanku sebagai istri, namun mengapa kau lakukan ini padaku Rey?" ucap Nay sambil menangis

"Dia adalah tunangan ku Nay" ucap Rey membuyarkan perasaan Nay

"Lantas aku ini apa??,aku ini istrimu Rey, aku sedang mengandung anakmu, aku ini istrimu, ya Allah, aku istri mu Rey, setiap hari aku menunggumu, setiap malam aku menanti mu, aku tidak perduli dinginnya malam, aku tetap menunggumu didepan rumah setiap malam, jika penantian ku selama itu hanya untuk menunggumu selesai meniduri wanita jalang itu, seharusnya kamu memberitahu ku agar aku tak menunggumu setiap malam"

"Jaga ucapanmu Nay" teriak Rey

"Ucapanku yang mana, yang harus aku jaga" teriak Nay kepada Rey sembari menahan sakit di perutnya

"Kau bilang ini hanya pertunangan di depan media demi bisnis keluargamu, apa menidurinya juga kau lakukan di depan media?" tanya Nay teriak sembari memukul dada Rey

Ray kembali diam, ia berusaha menenangkan Nay, sembari menahan tangan Nay.

"Tinggalkan dia Rey, ku mohon" pinta Nay dengan lembut

"Mengertilah kedudukanmu Nay, kau hanyalah istri siriku"

Nay kaget bukan main, mendengar perkataan dari mulut suaminya tersebut, ia memegangi perutnya yang mulai sakit Nay berkata,

"Dulu sewaktu perjalanan dari Bandung ke Jakarta, kau menyuruhku berhati-hati dan bersabar jika nanti kedua orangtuamu atau Natasya melukai perasaanku, namun ternyata aku salah, mereka justru tidak mengatakan apa-apa, justru kau yang melukaiku Rey bukan mereka"

"Ketahui saja kedudukanmu" ucap Rey sembari ia memakai bajunya.

"Apa salahku Rey?, mengapa kau tega melakukan ini padaku?, apa yang sudah aku lakukan kepadamu, hingga kau tega menyakitiku hingga seperti ini" ucap Nay lemas, ia berusaha duduk.

Rey tidak menjawab,

"Baiklah, Rey lakukan sesukamu" ucap Nay sembari meninggalkan Rey.

Nay di dalam lift, ia menangis tersedu-sedu. Nay dengan hatinya yang terluka. Ia tetap berjalan ia berusaha untuk berjalan dengan kuat. Nay pun pulang kembali ke rumahnya  bersama Rey.

Setibanya dirumah ia melihat foto pernikahan di ruang tamu, ia melihat semua kenangannya bersama Rey, ia duduk menangis. Sambil merasakan nyeri di perutnya yang belakangan terakhir ini sering ia rasakan.

Aku istrimu

Aku istrimu

Aku adalah istrimu

Namun ternyata dimatamu

Aku hanya istri sirimu

Aku hanya istri sirimu

Aku tidak lebih dari itu

Kuatkah aku mencintaimu Rey?

Sekuat aku mencintaimu, mungkinkah aku bisa mempertahankan mu?

🍁Nay


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C44
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login