Download App
66.66% Nikah Siri / Chapter 38: Bab 38~Menikahimu

Chapter 38: Bab 38~Menikahimu

Setelah proses lamaran Manuel dan Dewi di kediaman Dewi. Penetapan hari pernikahanpun sudah di lakukan dengan hasil pernikahan akan di selenggarakan 2 Minggu lagi berlangsung di hari Jum'at pukul 08.00 WIB.

Akad nikah di adakan di salah satu ruang di sebuah Masjid dekat dengan hotel Aster, dan resepsi pernikahan di selenggarakan di Hotel Aster Bandung. Dewi dan Manuel pun mulai sibuk mengurus surat-surat perlengkapan yang di perlukan untuk meresmikan pernikahan mereka. Dewi dan Manuel mengurusnya bersama, di temani oleh beberapa sahabat Dewi agar tidak menjadi fitnah di antara mereka.

Sementara Nay melakukan tugasnya, ia mengurus sendiri persiapan di masjid dan hotel untuk acara akad nikah hingga resepsi pernikahan. Nay mengurus penataan ruang, dekorasi, dan lain-lainnya walau Rey sudah melarang namun Nay tidak mau mendengarkan. Nay rasa ini saatnya ia melakukan keahliannya untuk pernikahan sahabatnya yang sudah di anggap kakak itu.

Sementara Vellycia sedang menyiapkan 2 busana untuk acara tersebut yakni acara waktu akad juga untuk resepsi, untuk kedua pengantin, juga untuk keluarga mempelai, Vellycia sangat sibuk dengan waktu 2 minggu ia harus mendesain dan membuat busana pengantin, lengkap dengan busana yang digunakan para keluarga dan para sahabat. Sementara Rey sangat sibuk untuk mengurus keamanan yang di kerahkan untuk menjaga rumah Dewi, Villa, dan Masjid serta Hotel.

Mengenal Manuel sendiri merupakan orang yang penting di bisnisnya, memiliki banyak musuh sama seperti Rey, membuat Rey lebih waspada untuk menghindari hal yang tidak di inginkan.

Jika malam sudah tiba setelah lelah seharian mengurus pernikahan, Rey dan Manuel menyempatkan untuk membahas pekerjaan, dan jika ada waktu Vellycia, Rey, dan Manuel menulis list tamu yang akan di undang. Pernikahan yang mewah itu harus selesai dalam 2 minggu maka dari itu mereka semua mengerahkan banyak anak buah untuk membantu.

*H-10

Villa

(Ruang Tamu)

"Dewi kamu maunya cadar ini dengan desain yang mana coba kamu pilih" tanya Vellycia sambil menunjukan beberapa gambar

"Yang ini sepertinya bagus Vell" jawab Dewi yang sudah akrab dengan  Vellycia yang seumuran dengannya itu

"Ok, warnanya senadain ama gaun nya ya Dew?"

"Iyah samain ajah, jangan berat-berat ya Vell, samain aja ama ukuran yang kemarin, kata Nay acaranya yang Resepsi itu lumayan lama, takut nggak kuat nantinya" jelas Dewi

"Hahaha ia ia calon pengantin, eh Nay mana dia?" tanya Vellycia

"Tadi sih lagi telepon pihak hotel, Nay repot banget tau, dia sampek cari bunga-bunga ke toko bunga, maunya dia bunga hidup lagi Vell" jelas Dewi

"Haha Nay itu mau buat pesta kalian sebaik mungkin, ya sayangnya manjanya ampun banget, pihak WO aja kemarin nghubungin Rey, mereka bilang ke Rey katanya udah ganti desain dekorasi sampai 3x semua nggak ada yang cocok ama Nay" jelas Vellycia

"Hahahaha kasihan mereka,,, Rey juga mau ngelarang, nggak bisa di larang juga pasti nangis dia" ucap Dewi menambahi ucapan Vellycia yang sedang menghitung ukuran kain

"Sudah jangan di obrolin bumil nanti keselek" ucap Dewi dengan bijaknya sambil menulis di buku daftar tamu yang nantinya akan diundang dari pihak dirinya dan keluarganya.

"Hayyoo kalian ngobrolin aku ya, aku makan apel keselek ni tadi" ucap Nay sambil berjalan dengan membawa bukunya dan ponselnya

"Hehehe, sini-sini bumil yang manjanya ampun banget, kemarin kamu minta umi di buatin mangga muda ya?" ucap Dewi

"Iya ih, kemarin aku sampek nangis minta Rey nggak di kasih, katanya suruh tanya Anita dulu, kan kemarin Anita nggak ikut kerumah kak Dewi" jelas Nay

"Iya, tadi aku udah tanya ke Anita, katanya boleh makan mangga muda tapi jangan banyak-banyak ini dari umi" memberi Nay sekotak mangga muda yang sudah diiris.

"Yeeee aaaa kak Dew Dew sayang banget deh, maacih kakak" ucap Nay manja sembari memeluk Dewi. Vellycia yang melihat mereka hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum senang.

"Iya sama-sama, Nay... Manuel tadi masih sama Rey?"

"Iya kak mereka masih bahas tentang apa ya tadi, masalah keamanan kalau nggak salah, kakak rencananya hari ini mau urus apa?" tanya Nay

"Kakak hari ini sepertinya urus cincin, Nuel bilang kemarin ada janji dengan orang yang desain cincin sih, surat-surat alhamdulilah kurang dikit lagi kok paling besok lusa udah selesai semuanya"

"Kakak masih ditemenin sama kak Alya dan kak Nisa?"

"Iya Nay, hehehe mereka selalu nemenin kemanapun kakak urus ini dan itu bersama Nuel, di utus oleh abi, agar tidak terjadi fitnah, dan kita bisa tetap saling menjaga Nay" jelas Dewi

"Hahaha, wah kasihan Alya dan Nisa dong jadi nyamuk ama laler" canda Vellycia

"Justru yang jadi nyamuk ama laler pak supir ama Nuel, hehehe abis kalau aku udah ama mereka ber2 Nuel di abaiin deh" ucap Dewi sambil tertawa

"Apaan sih kalian ngomongin laler sama nyamuk" ucap Manuel sembari berjalan bersama Rey, Rey yang saat itu sedang sibuk melihat berkas-berkas ditangannya dan berkata,

"Dew nanti orang yang berjaga di rumah mu aku tambah 4 orang lagi ya?" ucap Rey

"Loh kenapa Rey?"

"Nggak apa-apa, hanya aja biar lebih aman" ucap Rey sambil melihat Manuel, dan Manuel pun melihat Rey.

"Oh ia terserah kalian saja, tapi nanti tolong kamu jelasin ke abi ya"

"Iyah Nuel tadi sudah telepon Abimu"

"Oh baik, yaudah Nuel kita berangkat sekarang, karena aku baru dapat chat masuk, kita sore ini harus periksa kesehatan kan dirumah sakit"

"Iya sudah ayuk, itu Anisa dengan Alya sudah siap?" tanya Manuel

"Sudah, kita sambil berangkat jemput mereka" ucap Dewi.

"Eh iya kamu nggak ngasih tau aku ya kalau papah mamah lagi sama paman dan bibik?" tanya Nuel

"Astagfirullah aku lupa, ia tadi Abi sama umi pergi di jemput sama papa mamahmu katanya mereka mau lihat masjid" jelas Dewi

"Lah, pantes tadi aku telepone paman, ada suara papah" ungkap Nuel

"Hehehee aku lupa, maaf ya"

"Iyah nggak apa-apa yasudah ayuk pergi" ucap Nuel

Dewi dan Manuel pun berpamitan dan mereka bergegas pergi mengurus urusan mereka. Sementara Rey yang melihat Nay masih terus saja makan buah tidak mau makan nasi merasa bingung, dan memikirkan gizi istrinya yang sangat manja dan cengeng ini. Vellycia yang selesai menghitung kain, segera mengerjakan pekerjaan nya yang menumpuk sambil membantu anak buahnya yang sedang bekerja diruangan lainnya.

Seluruh keluarga dan sahabat bekerja sama saling bantu dan meringankan tugas satu sama lain. Hingga semua terasa ringan. Lelah memang, namun jika dilakukan bersama semua tidak akan terasa.

Hari berlalu dengan cepatnya sebelum pernikahan Manuel dan Dewi berbicara dari hati ke hati di teras rumah Dewi. Manuel dan Dewi mengutarakan perasaan mereka satu sama lain.

H-7

Kediaman Dewi

(Teras)

"Terimakasih Dewi sudah mau memilihku dan menerima ku" ucap Nuel sambil melihat halaman rumah Dewi

"Terimakasih juga Nuel sudah memperjuangkan ku, dan menjagaku" ucap Dewi sambil menundukan pandangan

"Selama 1 minggu ini aku tidak akan bisa melihatmu atau menghubungi mu, aku hanya berharap, semoga engkau selalu bersamaku" ucap Nuel

"Janganlah pernah berhenti untuk mencintaiku, layaknya Rasulullah SAW yang tak pernah berhenti mencintai Aisyah" ucap Dewi

"Bagaimana aku bisa berhenti, aku hanya tau cara memulai dan mempertahankan, menganggumimu menyebut namamu dalam doa dan ikhtiarku, aku tak tau cara untuk mengakhirinya. Aku hanya takut aku tak bisa membimbingmu, aku takut aku yang bodoh dan miskin ilmu ini justru tidak bisa membawamu ke syurga-Nya" jelas Manuel

"Janganlah engkau canggung, lihatlah Rasulullah SAW ketika ia menjalani rumah tangganya bersama Sayyidah Khadijah. Selisih usia tidak menjadikan Rasulullah SAW canggung apalagi kehilangan kendali sebagai seorang suami. Apalagi Khadijah berasal dari keturunan suku yang mulia. Di samping akhlak dan pribadinya yang luar biasa." jelas Dewi lagi

"Aku akan berusaha belajar memperbaiki imanku, agar jauh dari kekufuran dan kefakiran, dan berusaha istiqomah dengan hijrahku ini, agar aku bisa membawamu kesurga-Nya"

"Ma shaa allah, sesungguhnya tidak ada yang paling membahagiakan bagi seorang istri selain mendengar suaminya berjanji untuk mengajaknya ke surga bersama" ucap Dewi, dan Dewi menimpali lagi..

"Tak pernah sekalipun Khadijah meninggikan kata-kata terhadap suaminya tercinta, menjadikan hati Rasulullah tenang, tentram dan membuat Nabi merasa dihormati.

Kenangan hidup Nabi dan Khadijah luar biasa. Putra-putri mereka luar biasa, karena rumah tangga yang dibangun dengan cinta dan ketaatan pada Allah SWT, Nuel semoga pernikahan kita sekuat pernikahan Rasulullah SAW dengan Khadijah, yang terpisahkan hanya terpisahkan oleh maut dan perpisahan ini menjadi tahun duka cita yakni Aamul Huzni." ucap Dewi

"Aamiin ya allah, sebaik kita menjaga cinta kasih kita dengan menjaga ketaatan kita dengan Allah, semoga Allah meridhoi kita sebagaimana beliau meridhoi pernikahan Rasulullah SAW dengan para istrinya"

"Aamiin Ya Robbal Alamin, astaslim faqat lilah narju 'an tastaslim lilah faqat" ucap Dewi

"In shaa Allah, sebaik engkau berserah kepada-NYA hal yang sama akan aku lakukan." Nuel menjawab dengan penuh ketulusan.

Akhirnya percakapan dari hati ke hati itupun selesai. Manuel berpamitan. Dan mereka menjalani proses pingitan, proses dimana mempelai pria dan wanita tidak akan bertemu sampai hari pernikahan tiba. Kedua mempelai di larang keluar rumah.

Mereka tidak saling berkomunikasi, juga tidak saling bertemu. Mereka hanya saling berdoa dan mendoakan satu sama lain. Tak henti-hentinya mereka bersujud syukur kehadirat Allah SWT. Berdzikir dan bersholawat  di tengah malam. Mereka selalu terbangun di sepertiga malam tiada henti mereka mememohon kelancaran meminta keberkahan dan keridhoan dari sang pemilik kehidupan.

Semoga Allah menjaga hubungan ini.

Semoga hanya maut yang memisahkan kita.

Semoga kita bisa menjadikan pernikahan ini sebagai tempat kita beribadah.

Saling bersatu bersama untuk mengejar ridho Allah dan mendapatkan syafaat Rasulullah.

Memikirkan akhirat agar siap untuk melepaskan dunia yang kelak akan di tinggalkan.

Menjadi orangtua yang baik untuk anak-anaknya.

Mengajar mereka akhlak yang baik sebagaimana Rasulullah mendidik anak-anaknya.

Bismillah kami siap ya Allah untuk mengikrarkan janji atas namamu di depan penghulu di saksikan kedua orang tua kami dan dilihat oleh banyak orang.

Bismillah kami siap ya Allah.

🍁🍂Dewi&Nuel


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C38
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login