Pagi itu sinar mentari terang benderang di Pulau Dewata pulau nan indah lagi nyaman, menyapa Nay yang sedang tertidur pulas dengan berselimut di sebuah kasur yang luas. Rey yang sudah mandi sudah siap-siap ia memesankan makanan untuk Nay, Rey melihat Nay yang sedang tertidur pulas pun tersenyum.
Ia menuliskan pesan di sebuah kertas yang di taruh di dekat sarapan Nay. Isi tulisan di kertas itu adalah:
"Calon istri, aku datang menemui pemahat itu, aku akan segera kembali, jangan lupa makan pagi mu, dan minum susu itu"
Rey sudah berada di rumah pemahat tersebut, dan mereka berbincang-bincang sambil makan pagi bersama dengan keluarga sang pemahat dirumahnya.
°Kamar Hotel
Di kamar hotel Nay terbangun karena suara berisik di depan kamarnya, ia terbangun melihat Rey tidak ada dan di atas meja sudah ada makanan dan ia membuka tudung saji, lalu menemukan kertas itu ia membacanya dan berkata "ini dari Rey" ia tersenyum bahagia.
Setelah menghabiskan makanan nya ia langsung mandi dan merapikan dirinya" lalu ia merapikan tempat tidur yang ia tempati sendirian itu. Setelah itu Nay membuka ponselnya dan menghubungi ayah dan bundanya yang sedang berada dirumah.
"Hallo"
"Ia ada apa Nay"
"Ayah bunda apa kabar?"
"Baik"
"Bunda, Nay dilamar seorang pria, ia berniat menikahi Nay"
"Apa? dengan siapa?"
"Namanya Rey dia atasan Nay"
"Kenapa mendadak sekali?"
"Diapun melamar Nay mendadak sekali ayah bunda"
"Tapi kakakmu belum menikah"
"Tapi bunda"
"Apa kamu hamil duluan"
"Tidak bunda ayah, Nay nggak hamil duluan"
"Kamu ada dimana sekarang?" tanya sang bunda
"Nay masih di Bali, bund"
"Yasudah selesaikan urusanmu di Bali, setelah itu pulang ke rumah jangan langsung ke Jakarta"
"Ya baiklah bun"
"Ya" tutup sang bunda
Tut...tut...tut... Telvon terputus belum selesai Nay berbicara, Nay pun tampak kecewa.
Rey yang sedari tadi di depan pintu, mendengarkan percakapan Nay, memilih pura-pura tidak tau apa-apa.
Ia masuk ke dalam kamar sambil tersenyum ia berkata,
"Morning Honey" sapa Rey sambil berjalan menghampiri Nay.
"Pagi juga pak"
"Sampai kapan sih mau panggil pak terus?"
"Lah terus saya harus panggil siapa pak?" tanya Nay
"Pak lagi, haiiih panggil sayang kek"
"Bapak itu atasan saya, dan saya ini karyawan bapak" jelas Nay
"Baiklah jika saat ini saya melamarmu kembali, apa kali ini saya akan di tolak kembali" tanya Rey sambil duduk di kasur menghadap Nay.
"Sebenarnya apa tujuan bapak ingin menikahi saya?" Nay bertanya sambil duduk menghadap Rey dengan menyilangkan kakinya.
"Maksutnya tujuan?" Tanya Rey
"Saya ini bukan wanita yang cantik, yang pintar, yang kaya raya, saya bukanlah seorang bangsawan, tidak ada hal yang bisa dibanggakan dari saya pak, mengapa bapak ingin menikahi saya?"
"Karena wanita itu kamu Nay, kalau itu bukan kamu, saya tidak akan menikahimu" jelas Rey
"Saya takut tidak bisa menyamai bapak, saya takut tidak mungkinkah bisa membantu bapak nantinya" jawab Nay
"Saya tidak mencari pembantu untuk membantu saya, saya tidak mencari partner bisnis yang bisa menyamai saya, saya mencari seseorang yang tidak melihat siapa saya" jelas Rey
"Tapi pak, saya sungguh-sungguh tidak pantas untuk bapak" tegas Nay
"Menikahlah dengan saya, saya akan menjadi suami yang bertanggung jawab, biarkan saya menebus kesalahan yang pernah saya perbuat, biarkan saya bertanggung jawab atas apa yang sudah saya perbuat terhadapmu, maka izinkan saya menjadikan kamu calon istri saya yang nantinya akan menjadi istri saya pendamping saya"
"Maaf pak boleh nanti saya memberi jawaban?"
"Wah syukurlah kali ini jawabannya bukan sebuah penolakan" canda Rey
"Maaf ya pak" kata Nay
"Baik kalau begitu saya maafkan, tapi dengan syarat jangan panggil saya pak lagi" jelas Rey
"Aduh jangan pak boleh saya panggil bapak dengan sebutan pak saja dulu. Abis canggung pak kalau panggil kakak atau yang lain"
"Biasain lah Nay, panggil Anggara aja pak jadi kak cepat dan mudah gitu"
"Yah beda lah pak, kak Anggara kan orang jawa sama kayak saya, dan dia sudah seperti kakak bagi saya"
"Abis kalau saya?"
"Pak dulu ajah ya pak?"
"Ia, ia terserah kamu ajah"
"Hehehehe makasih pak"
"Iah sama-sama hari ini kita langsung balik ke hotel atau mau jalan-jalan dulu?" tanya Rey
"Hmm bentar tadi bapak belum cerita loh, bagaimana sama si pemahatnya sudah ketemu? Sudah deal? Bagaimana hasilnya pak"
"Sudah sih, nanti dia dan anak buahnya mulai pengerjaan, dan besok malam mulai di antar,"
"Loh kok cepet banget pak"
"Ia tadi sengaja ambil yang pemahatan kayu kalau buat patung atau keramik tembikar semacamnya butuh waktu lama"
"Oh ia pak, hmm kalau begitu kita langsung pulang saja ke hotel pak, karena pasti pekerjaan di hotel banyak sekali pak, ini masih jam kerja saya pak" kata Nay
"Baik kalau begitu" jawab Rey.
Merekapun kembali ke Aster Hotel, sepanjang perjalanan Rey dan Nay mengobrol suasana di dalam mobil tidak secanggung saat berangkat, ketika pulang ini suasana yang awalnya dingin hening sepi kini mulai hangat dan penuh dengan obrolan serta canda tawa yang bermakna di hati mereka berdua.
Setibanya di hotel mereka pun beristirahat di kamar masing-masing. Nay dengan senyuman nya berbaring di kasur mengingat semua ucapan Rey saat melamar nya, membuat hati Nay berdebar-debar.
Jatuh Hati
Gadis ini sedang tersipu malu melihat langit kamarnya
Gadis ini sedang menyentuh ponsel nya berkali -kali ia menulis pesan namun di hapus nya kembali
Gadis ini sedang bergulingan di kasur ia menghentak-hentakan kakinya di kasur sembari teriak dan tersenyum.
Saat itu orang yang mengerti cinta akan berkata dia sedang jatuh cinta
Namun jika orang yang tidak mengerti cinta mereka akan mengiranya sudah gila
Ya benar dia gila karena sesuatu yang disebut dengan cinta
Cinta membuatnya hilang akal tersenyum bahagia tanpa bisa ia menjelaskan apa yang membuatnya menjadi seperti itu.
Di kepalanya mendadak berubah seperti bioskop pribadi yang hanya menayangkan wajah dari seseorang, menghadirkan suara dari seseorang, ya orang itu yang telah membuatnya jatuh cinta.
🍁Nayy