Sesuai janjinya, Anthony mengantar pulang Audy dengan sepeda motornya. Anthony lalu berpamitan dengan mama Theresia sementara Audy langsung kembali ke kamar tidurnya.
Begitu ia sudah sampai di dalam kamar tidurnya, ia tiba-tiba teringat pada pria asing yang mengaku padanya sebagai seorang malaikat sewaktu dulu di dalam café.
"Azalel…"
Tanpa sadar Audy mengucap nama tersebut.
PLOP!! Azalel langsung muncul di hadapannya dengan wajah datarnya seperti biasa.
"Kau memanggilku??"
Audy terpana. ASTAGA!!! IA TERNYATA BISA MEMANGGIL MALAIKAT JUGA!!!
"Ehmmm….iya, maaf… boleh tolong kau ceritakan lagi tentang kalian?" tanya Audy malu-malu.
Ia berusaha mengalihkan pikirannya yang dari tadi terus menerus memikirkan Anthony tanpa sebab. Aishhhhh!!! Dia bisa gila kalau begini terus.
"Tentang apa? Kalau kau hanya iseng memanggilku karena tidak bisa berhenti memikirkan pemuda tersebut. Lupakan saja! Byee….."
PLOP! Azalel langsung menghilang lagi.
Audy mendengus kesal lalu berteriak keras-keras. "DASAR MALAIKAT BODOHHHHHHH!!!!"
ZRRRTTTTTTT.....Hujan deras tiba-tiba turun di atas kepalanya!
SIALANNNNNN!!!!! Audy langsung mengumpat-umpat kesal.
"Aza, tidakkah kau sedikit terlalu kejam padanya?" tanya Reuben dengan prihatin.
"Ia baru saja mengejekku bodoh…" balas Azalel dengan wajah datar tanpa merasa bersalah.
.........................
Tiga hari setelahnya….
Bu Julia lalu memanggil Audy dan Anthony ke ruangannya dan menunjukkan kalau mereka berdua ternyata lolos dalam babak 100 Besar tingkat kota dan diharapkan untuk bersiap-siap menuju ke babak penyisihan kedua yang akan dilaksanakan tiga hari dari sekarang.
Hubungan Adrian dan Audy semakin lama semakin merenggang karena ia lebih sering berkomunikasi dengan Anthony sehubungan dengan konsep yang harus mereka bawakan untuk di babak penyisihan berikutnya.
Malam itu, Audy sudah membuat janji dengan teman-teman parkournya untuk merayakan kemenangan mereka menembus 100 Besar tingkat kota dan sekaligus mengenalkan Anthony pada mereka. Adrian termasuk diantaranya. Tapi air mukanya terlihat sendu dan murung. Ketika mereka sibuk berpesta di salah satu warung bakso langganan, Adrian hanya duduk diam di salah satu sisi meja tanpa mengatakan apapun sambil menghabiskan baso pesanannya.
Jovelyn yang dari tadi mengamati Adrian lalu bangkit berdiri dan mengajak pemuda tersebut untuk berjalan-jalan dengannya.
"Dri, temenin gue beli sate padang buat orang rumah yuk.." ajak Jovelyn pelan. Adrian mengangguk dan berjalan bersama gadis tersebut menuju tukang sate padang terdekat. Menjauhi rombongan kecil mereka yang masih sibuk tertawa cekikikan tanpa henti.
"Kenapa, Dri? Dari tadi diem aja. Ada masalah?" tanya Jovelyn penuh simpati.
Adrian membuang muka sambil membayangkan wajah Audy. "Tidak apa-apa.."
"Hmm… pasti soal Audy dan cowok baru yang dibawanya tadi bukan?"
Adrian hanya terdiam tanpa bilang apa-apa. Jovelyn tahu kalau tebakannya benar.
"Kenapa lo ga ngomong aja perasaan lo sebenarnya ke Audy, Dri? Kalian sudah lama jalan bareng kan?"
"Di matanya, gue tidak lebih dari sahabatnya, Jov. Kami berdua sudah sama-sama merasa nyaman dengan kondisi ini. Sulit untukku jika ingin melangkah lebih jauh dari tahap ini…"
Adrian menghela nafas dengan berat hati.
Jovelyn tersenyum sambil menepuk pundak Adrian dengan simpati.
"Gue tahu. Tapi yang terpenting adalah Audy tahu perasaan lo gimana sama dia. Setidaknya kalau lo jujur, beban perasaan lo akan berkurang sedikit…"
Adrian mengangguk sambil tersenyum. "Thanks, Jov.."
Mereka berdua lalu kembali ke tempat teman-teman mereka berada. Sekarang semuanya sudah bersiap pulang. Adrian memandang ke arah Audy dengan tatapan nanar sekali lagi.
((Dy, gue suka sama lo. Banget… dari dulu…))
"Eh??" Audy langsung menoleh ke arah Adrian yang segera membuang muka ke arah lain.
Apa ia baru saja mendengar perasaan Adrian kepadanya?
.........…���......
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Anthony.
"Hai, Anthony. Ini Anastasia, kakaknya Audy. Maaf ganggu kamu malam-malam.."
Anthony lalu bertanya pada Audy yang sedang berada di sampingnya.
"Kamu kasih nomor aku ke kakakmu?"
"Iya, kenapa?"
"Dia baru saja mengirimkan pesan singkat padaku.."
Audy mendadak merasa ngilu di dalam hatinya.
................
Di dalam rumah, Anastasia melompat-lompat kegirangan ketika Anthony membalas pesan singkatnya.
"Hai, Anas. Salam kenal juga…"
Anas selalu berusaha keras untuk menjadi yang terbaik karena ia tahu dirinya hanyalah seorang anak angkat. Ia sangat ambisius dan kompetitif dalam hal apapun. Termasuk dalam hal mencari pacar idaman. Anthony adalah tujuan berikutnya yang harus ia dapatkan dengan berbagai cara.
.
Kau dekat tapi juga jauh
Ada jarak tak terlihat diantara kita sekarang
Masihkan dirimu orang yang sama yang kukenal dulu?
jangan lupa review, comment & vote powers stone yaaa, readerku tercintahhh....