Download App
50% FALLEN ANGEL ( SLOW UPDATE ) / Chapter 13: 12 BABAK PENYISIHAN DIMULAI

Chapter 13: 12 BABAK PENYISIHAN DIMULAI

Audy tidak masuk sekolah hari itu. Ia dan Anthony diberikan ijin khusus untuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar karena mereka berdua akan mengikuti babak penyisihan lomba graffiti tingkat kota hari ini. Ada sekitar 80 sekolah yang berpartisipasi dalam lomba ini dan mereka semua mempersiapkan dirinya dengan sangat baik. Mereka akan bertanding di sebuah lapangan besar dimana pihak panitia sudah mempersiapkan media gambar untuk lomba graffiti para peserta.

Audy sedang mengemasi semua peralatan gambar miliknya dan memasukkan semuanya ke dalam ranselnya. Anthony akan segera menjemputnya untuk mereka berdua biasa langsung menuju tempat pertandingan pagi ini ketika tiba-tiba Kak Anas mengetuk dan membuka pintu kamarnya dengan pelan dari arah luar.

"Dy, kamu ada waktu?"

Audy tertegun. Jarang-jarang Kak Anas mau mengobrol dengannya karena biasanya ia sibuk belajar untuk mempertahankan gelar rankingnya. Untung hari ini masih pagi.

"Iya, Kak?"

Anas lalu duduk di depan Audy sambil bertanya,"Kalau laki-laki yang waktu itu datang ke rumah, siapa, Dy?"

"Oh, itu Anthony. Dia partnerku dalam lomba graffiti nasional untuk mewakili sekolah. Kenapa, Kak?" tanya Audy bingung.

((Aku menyukainya…))

Suara Anas terdengar sangat jelas di dalam kepala Audy. Tubuh Audy langsung menegang kaku.

"Kalau kakak ingin berkenalan lebih dekat dengannya, boleh, Dy?"

((Aku benci padamu, Dy…))

((Kenapa kau selalu dapat yang terbaik??))

((Kenapa kau bisa mendapat beasiswa gratis di sekolah mahal itu??))

((Kenapa kau sangat dicintai oleh mama Theresia, melebihi aku??))

((Kenapa pemuda itu memilihmu daripada aku, Dy?? Kenapa??))

((Padahal aku selalu berjuang keras untuk dapat yang terbaik, tapi aku selalu kalah darimu. Kenapa, Dy?))

Suara-suara hati Kak Anas terdengar sangat jelas di dalam kepala Audy. Seperti gong yang bertalu-talu tanpa henti. Ia terhenyak. Audy tak pernah menyangka kalau sikap Kak Anas yang pasif kepadanya ternyata merupakan akumulasi dari rasa cemburu dan dendam yang sudah ditumpuknya selama bertahun-tahun.

"Kau akan mengetahui apakah hati mereka tulus atau tidak….."

Ucapan Azalel kembali terngiang-ngiang di dalam kepalanya. Inikah maksudnya??

"Dy, boleh?" tanya Kak Anas sekali lagi.

"Eh?"

Audy mengangguk lemah.

Sebuah senyum lebar langsung menghiasi wajah Kak Anas. "Boleh aku minta nomornya?"

Audy lalu memberikan nomor Anthony pada Kak Anas.

"Makasih banyak ya, Dy. Kamu emang adikku yang paling baik…"

((Akan kurebut dia darimu…))

Kak Anas langsung keluar dari kamar Audy. Meninggalkan Audy yang matanya berkaca-kaca dengan hati perih serasa dihantam bertubi-tubi oleh sebuah tombak.

Setelah memastikan Kak Anas sudah berangkat sekolah, Audy turun ke lantai bawah pelan-pelan dan melihat mama Theresia sedang memasak makan siang.

"Ma…."

Mama Theresia lalu menoleh pada anak kesayangannya tersebut sambil tersenyum manis.

"Ya? Kenapa?"

"Kak Anas dan aku…. apa… kami…" tanya Audy gagap. Ia sendiri bingung dengan kata-katanya.

"Oh, jadi kau sudah tahu, Sayang?" tanya mama Theresia.

"Tahu apa, Ma?"

"Kalian berdua bukanlah saudara kandung…"

Mata Audy seketika melotot kaget.

.........................................

Babak penyisihan lomba graffiti tingkat kota.

Sebanyak 80 papan kayu besar sudah disiapkan oleh pihak panitia untuk para peserta lomba dan mereka diberikan waktu kurang lebih sekitar 3 jam untuk menyelesaikan lukisan graffitinya secara berpasangan. Anthony sudah siap dan meletakkan peralatan gambarnya di bawah papan untuk memudahkan keduanya mengambil cat yang diperlukan. Audy sendiri tampak sudah siap dan mengenakan earbud untuk menyamarkan suara-suara asing yang didengarnya serta memfokuskan diri pada media gambar di hadapannya.

Pihak panitia lalu memulai aba-abanya dan menghitung mundur.

"TIGAAA… DUAAAA…. SATUUU!!!!"

Lomba dimulai. Jam pertandingan dinyalakan. Tangan para peserta langsung bergerak lincah melukiskan warna-warna cemerlang dalam berbagai wujud visual. Anthony mulai mengerjakan bagian bawah sementara Audy mengerjakan bagian atas. Sesuai kesepakatan awal mereka. Bau cat memenuhi udara tapi para peserta tak peduli. Jari-jari mereka terus bergerak tanpa henti.

Sementara pikiran Audy mulai membayang pada obrolan ibunya tadi pagi.

"Anas adalah anak angkat mama pada waktu ia berusia 7 tahun. Mama dan papa belum punya anak waktu itu dan kami berpikir mungkin dengan mengangkat anak, maka kami akan lebih cepat punya momongan. Rumor itu benar. Tiga tahun setelahnya, pada hari perayaan ulang tahun pernikahan kami yang kesepuluh, kamu lahir…"

"Walaupun dokter dan bidan yang membantu mama pada waktu itu sempat menyatakan kalau kamu meninggal sesaat setelah dilahirkan, tapi rupanya Tuhan masih berbaik hati pada kami berdua. 15 menit kemudian setelah kamu dinyatakan meninggal, kamu hidup kembali…."

"Dan kami sepakat untuk menamaimu Audy. Seorang wanita perkasa penjaga warisan keluarga…"

Mata Audy berkaca-kaca saat mendengar cerita kelahirannya. Walaupun ia sudah mendengarnya dari mulut Azalel tetap saja hatinya bergetar oleh ketulusan ibu kandungnya tersebut. Ia lalu memeluk wanita tersebut erat-erat. "I love you, Ma…"

"Love you too, my princess. From the moon and back…."

.................................….

"Dy?"

"You ok?"

Suara Anthony menyadarkannya kembali pada kenyataan. Ah iya, ia sedang bertanding sekarang.

Fokus, Dy! Fokus!! Fokus!! Fokus!!!

Sudah dua setengah jam berlalu. Anthony sudah menyelesaikan bagiannya. Audy juga. Mereka sekarang tinggal melakukan finishing touch.

Sretttt…sretttt…

15 menit berlalu dengan cepat.

Sejumlah besar peserta sudah menyelesaikan karya mereka dan mulai membereskan perlatan mereka.

10 menit berlalu…

Audy masih menambahkan beberapa detail khusus pada karyanya.

5 menit…. 3 menit… 2 menit… 1 menit.

Panitia mulai menghitung mundur. Sepuluh… Sembilan… Delapan… Tujuh.. Enam… Lima… Empat… Tiga… Dua… Satu..

SELESAI!!!

Audy dan Anthony lalu memandang hasil karya mereka dengan puas. Hari itu mereka memilih tema Earth Day sebagai konsep dasar yang menggaungkan pesan visual untuk menjaga dan mencintai bumi dengan sepenuh hati.

Anthony lalu tersenyum manis dan kedua lesung pipitnya muncul lagi. "Well done, Dy!"

Melihat senyum itu, jantung Audy kembali berhenti berdetak sekali lagi.

DEG!!!

..............................…

"Kita ada masalah besar…" kata Azalel sambil mengusap-ngusap wajahnya dengan tampang kalut.

"Kenapa lagi?" tanya Reuben bingung.

"Dia mulai jatuh cinta…"

"Siapa? Althea?"

Azalel mengangguk. "Tapi ia belum menyadari perasaannya sekarang…"

"Jatuh cinta? Apakah itu berbahaya, Aza?"

.

Aku ada di sana…

Melihatmu terlahir kembali…

Dadaku terasa sesak karena benci dan cemburu…

Karena aku tahu…

Dimulai dari hari itu…

Cinta utuh milikku…

Akan terbagi…


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C13
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login