Seketika aku terjatuh di atas jalan beralasankan paving block itu, tanganku terluka, berdarah. Seketika orang yang ku tabrak itupun mengulurkan tangannya untuk membantuku "Maaf, aku tidak melihatmu sedang berjalan. Aku sedang melihat handphone ku tadi. Apakah kamu terluka?". aku mendengar suaranya, aku tak sempat memperhatikannya ketika aku terjatuh tadi. ternyata yang menabrakku seorang laki-laki. ku tarik tangannya yang ia ulurkan agar aku bisa berdiri "Ooh,, yaa. hanya sedikit lecet. aku sedang terburu-buru. Ini bukan salahmu, aku tidak memperhatikan sekitar" jawabku dengan memperlihatkan tanganku. "Oohh, tidak. Kamu terluka, bisa kita mampir beli obat sebentar? aku ingin mengobatinya". Aku sedikit terpana, wajahnya terlihat khas, kulit sawo matang dan rambut acak-acakannya. Kaos dengan kemeja, Jins dengan sepatu kets dan juga tas ransel yg digendongnya sebelah. Aku memandang matanya, alisnya tebal dan warna matanya terlihat biru tua. Dia .. Manis sekali! Namun, aku ingat sesuatu hingga mengabaikannya "Ah, astaga! Kelasku akan dimulai. Ujiannya!! iyaa ujiannya!!" aku memaksakan diriku untuk berlari. Meski sedikit sakit, aku berlari dengan tidak normal, seperti pincang saja. Aku meninggalkan laki-laki tersebut. Aku lupa untuk berterima kasih padanya karna telah membantuku berdiri. Ah, sudahlah, aku tak yakin akan bertemu dengan dia lagi.
Di depan kelas..
"Huuftt. akhirnya, eh tapi kenapa kelasnya kosong yak?kok cuma ada rachel?" , rachel teman kelasku tak melihat ku berdiri didepan kelas, aku memanggilnya "chelll, kok kelasnya kosong?", rachel dengan mulut manyunnya menjawab "yaah, lo ga lihat hp ya sya?", Aku teringat pagi ini kalau aku dapat tragedi karna lupa ngecas hp "Gak chel. Hp aku lowbat, kenapa si?", "Yaudah, gw kasih tau ke elo deh. Tadi ketua ngasih info ke grup kalau Mr. Evan undur ujiannya karna bininya melahirkan" jawab Rachel. "Ooo, yah kalau gitu kita gada kelas dong hari ini, aku tadi nabrak laki-laki chel, sampai kaya gini lo", jawabku sambil memperlihatkan tanganku, "Ya elo sih, gak hati2 sya. Makanya bangun itu tepat waktu!" ah, aku hanya memutar mataku, Rachel mengomel, dia memang gak tau kejadiannya. jadi cukup diam saja.
"Ah, kosong seharian. Duduk dulu deh diperpus baca novel", Gumamku sendiri sambil melangkahkan kaki ke perpustakaan kampus.
setiba di perpustakaan kampus...
"hhmm, buku mana yaa yang enak dibaca, ambil ini deh" gumamku sambil mengambil novel berjudul The Alchemist. Ketika ingin mencari tempat duduk, seseorang menyapaku dari belakang. "Eh, mbak.." aku menoleh kebelakang. Pikirku, siapa ya? karena aku tak mengenalinya. Keningku mengkerut. Seolah-olah dia bisa membaca pikiranku lalu berkata "Ah, ternyata benar kamu, gimana tangan kamu? Masih sakit? Ini aku ada beli obat. Aku tadi cari kamu sekitar sini karena tadi kejadian tadi. aku rasa kamu anak jurusan sastra ya?aku singgah bentar ke perpus mau nungguin kamu, eh gataunya ketemu kamu disini" bicaranya tanpa henti. Ehm. Aku baru sadar dia laki-laki manis itu. Lantas, aku menjawab "Ooh, iya. gapapa sih" Pura-pura ku agar tak merepotkannya. lalu dia langsung memegang telapak tanganku yang lecet, sontak aku terkejut dan sedikit menjerit "Aaww,sakit!" keluhku. Dia mengomeli ku "kan benar dugaan ku. ayo kita cari tempat duduk diluar, biarku bantu bersihkan lukamu". aku menyerah untuk berbohong, akhirnya aku mengikuti sarannya.
Lalu kami keluar dari perpustakaan dan duduk di taman kampus.
Dia mengambil tisu basah dari kantong kresek belanjaannya. lalu mengelap telapak tanganku yang terluka dengan lembut. memberinya obat merah dan membalutkannya dengan handsaplas bermotif kupu-kupu biru. Aku sungguh heran, laki-laki seperti dia sungguh telaten, memperlakukan wanita dengan baik. Bukan karena dia tampan, tapi maksudku karena sekarang sungguh jarang ada laki-laki yang mau memperhatikan wanita asing dan memperlakukannya dengan baik. Aku masih berpikir ketika dia membersihkan luka ku yang lain, aku termenung "apa dia melakukan ini ke setiap wanita? wah, hebat sekali. kalau seperti ini semua wanita juga pasti bakalan jatuh cinta sama dia" guman ku dalam pikiranku. lalu suara itu mengejutkanku "Hey, kamu gapapa? aku sudah bersihkan lukanya ni, masih sakit?" dengan cepat akh menjawab "Ahh, gak kok. Gak sakit. Makasi banget yaa. padahal aku yang nabrak, harusnya aku yang minta maaf. maaf yaa, gimana kalau aku ganti biaya obat-obatnya?" Pikirku tak mau berutang budi padanya. Dia tersenyum, astaga.. membuat hatiku meleleh, manis sekali. "Gak perlu kok, aku ikhlas bantuin kamu. dan ini juga salah aku. oke? gada salah menyalahi diri sendiri". Ucapnya dan hanya ku balas dengan anggukan. Seketika jadi hening diantara kami, dari posisinya di depanku, lalu berpindah duduk di sampingku. Aku tak tau apa yang dipikirkannya, aku tak ingin menebak, tapi tetap saja dugaan-dugaan ku muncul, dia ingin berkenalan.
lalu, dia memecahkankan keheningan "Ehmm, kamu benar anak sastra ya?"
— New chapter is coming soon — Write a review