Download App
45% Sword Art Online Alternative - Lost Legion Online / Chapter 9: Chapter 8 - Second Member.

Chapter 9: Chapter 8 - Second Member.

Chapter 8 – Second Member.

"Terimalah, aku sudah menambahkan biaya perawatan untuk senjata milikmu Lyn."

Ucap Rein sambil menekan tombol Accept di menu transaksi di depan tubuhnya. Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya Rein mengembalikan Ancient Sword of Typareht kepada XiaoLyn yang merupakan pemilik asli senjata itu.

Dengan wajah lesu, Rein terlihat duduk di kursi pojok toko milik XiaoLyn sambil membenamkan wajahnya pada permukaan meja.

"Ada apa denganmu Rein, apa kau masih teringat kekalahan kemarin itu?... Aku pikir kekalahanmu itu memang wajar, apalagi lawanmu adalah seorang pemimpin Legion terkuat LLO. Tidak perlu merasa kesal, seharusnya kau bangga bisa menebas tangan kanannya."

"Aku tidak memikirkan hal itu, sebaliknya aku memang sudah tau bahwa aku tidak akan bisa menang melawan Lucius."

"Uah apa-apaan ini?"

Tiba-tiba XiaoLyn berteriak kaget.

"Kenapa?"

Melihat XiaoLyn yang sedang membuka menu Controller miliknya, Rein mulai mengetahui alasan kenapa dia bisa sekaget itu.

"Bukan kenapa, lihatlah status pada pedangku ini. Daya tahannya turun drastis seperti ini. Ah jadi alasan kenapa kau menambahkan uang pada transaksi barusan karena ini."

TIdak bisa mengelak, Rein hanya bisa merasa bersalah kepada XiaoLyn kali ini.

Setelah pertarungan sengit kemarin melawan Lucius, Ancient Sword of Typareht milik XiaoLyn yang memiliki daya tahan sangat tinggi kini turun hampir 30%. Turunnya daya tahan senjata itu memang tidak begitu berbahaya karena memang sejak awal daya tahannya sangat tinggi, namun jika sampai turun sebanyak itu maka pertungan itu memanglah sangat keras.

Tidak bisa dipungkiri, kedua senjata milik Lucius « Sword of God » dan Rein « Ancient Sword of Typareht » banyak sekali terjadi gesekan pada pertarungan kemarin. Tidak hanya Lucius yang menggunakan senjatanya sebagai pertahanan, Rein juga melakukannya juga. Hasilnya daya tahan senjata tersebut turun hampir 30%.

Selain itu, ketika Rein menggunakan skill combo miliknya pun dapat berdampak pada turunnya daya tahan senjata tersebut. Semakin banyak skill yang digunakan, maka daya tahan senjata pun akan semakin berkurang.

Jika daya tahan senjata semakin berkurang akan berdampak pada serangan pengguna, sebagai contohnya adalah damage yang berkurang dan sering meleset « Miss » . Selain itu, hasil terburuk jika daya tahan sebuah senjata terus berkurang dan mencapai angka 0 maka senjata tersebut akan hancur.

Karena itulah daya tahan senjata juga sangat berpengaruh dalam game ini.

Semakin bagus item yang gunakan untuk membuat senjata dan perawatannya, maka daya tahannya pun akan semakin besar.

Karena Ancient Sword of Typareht milik XiaoLyn adalah salah satu senjata yang termasuk kedalam type istimewa, maka bahan untuk perawatannya pun pasti sangatlah istimewa. Membutuhkan banyak item yang sangat langka seperti Adamantite, Wootz, Titanium, Logam Sorel, Borazon, Lonsdaleite, bahkan Diamond.

Sword of God serta seluruh armor « Guardian Arc Holy Armor set » milik Lucius pun dikatakan harus menggunakan material Diamond sebagai bahan utama perawatan.

Meskipun harga Diamond terbilang sangatlah tinggi di Lost Legion Online mencapai 25 juta Gallant, tentu saja untuk sekelas Legion Master seperti dirinya harga segitu bukanlah masalah besar.

"Huh, di tambah dengan uang kemarin pun biasa perawatan untuk pedang ini pun masih kurang tau. Kau tau berapa banyak yang sudah kukeluarkan untuk perawatan senjata ini Rein?"

Terlihat marah, Rein hanya bisa memalingkan wajahnya dan meminta maaf.

"Maafkan aku." Menempelkan kedua telapak tangannya. "... Aku akan membayar sisanya setelah aku selesai melakukan Quest."

"Boleh saja, tapi kau tidak boleh meminjam senjataku ini untuk melakukan Quest sebelum kau bisa melunasi biaya perawatannya."

"Benarkah itu?"

Kaget mendengar itu, Rein terlihat mulai putus asa sekarang.

"Tentu saja, aku tidak ingin senjata ku hancur. Kau pasti akan melakukan Quest tingkat tinggi dan melakukan boss Raid sendirian kan?"

Tidak bisa mengelak kembali, Rein hanya bisa terdiam saat ini. XiaoLyn yang sudah kenal Rein cukup lama, tau kebiasaan Rein melakukan boss Raid sendirian sejak dulu. Melakukan Quest tingkat tinggi dan melakukan boss Raid memang sudah menjadi ciri khas seorang Chaser seperti Rein, meskipun dia selalu melakukannya sendirian.

Karena dia akan menyerap seluruh serangan yang dilancarkan oleh monster yang di lawannya, maka sudah pasti seluruh daya tahan armor maupun senjata akan terfocus padanya. Berbeda dengan melakukan boss Raid secara party yang memakai strategi.

Jika melakukan boss Raid secara party, maka akan ada satu atau 2 orang dari anggota party yang berperan sebagai seorang Tangker « Defensive Player », Support Player, dan Attacker « Killer ».

Sebagai seorang Tangker, player tersebut akan berperan sebagai umpan dan menerima seluruh serangan dari monster tersebut. Biasanya seorang Tangker adalah seorang Knight, terutama defender maupun Paladin yang memiliki pertahanan dan daya tahan yang sangat tinggi.

Sementara sebagai Support Player, biasanya di isi oleh Magicians ataupun Cleric dan berada di belakang Tangker sebagai pelindung mereka.

Sementara para Killer akan bertugas menyerang dan mengalahkan boss monster yang meraka lawan setelah Tangker melakukan tugasnya.

Strategi ini memang banyak sekali digunakan oleh para Chaser dalam melakukan sebuah boss Raid di Lost Legion Online karena memiliki rasio keberhasilan yang sangat tinggi.

Tetapi itu tidak berlaku untuk Rein, dia melakukan 3 peran itu sekaligus dan melakukan boss Raid sendirian.

Memang sangat berisiko tinggi dan bisa dibilang gegabah, namun Rein selalu melakukan itu dari sejak lama sampai akhirnya mencapai level maksimal.

"Kau harus mulai menghilangkan ketergantunganmu terhadap senjataku ini Rein, aku tidak akan memberi pinjam senjataku ini padamu terus. Meskipun senjata ini hanya bisa digunakan olehmu saja dan dengan terkuaknya kekuatan senjata ini, mungkin akan ada beberapa player yang ingin memilikinya. Kau tau aku adalah seorang pedagang kan, dan jika ada yang mau membeli senjata ini dengan harga yang pantas aku pasti akan melepasnya. Selama ini aku menyimpannya hanya karena dirimu saja, tapi kali ini sudah berbeda. Kau mengerti?"

"Ah, aku mengerti Lyn."

Rein tau apa maksud dari perkataannya.

Sudah hampir 1 tahun berlalu semenjak dia meminjam Ancient Sword of Typareht itu darinya dan menggunakannya untuk melakukan Boss Raid. Rein tau bahwa dia tidak bisa terus menerus meminjam senjata tersebut darinya, namun klausal harga yang diberikan oleh XiaoLyn untuk pedang tersebut masih belum bisa di capai oleh Rein sampai saat ini.

XiaoLyn mematok harga Ancient Sword of Typareht sebesar 10 miliar Gallant.

Harga tersebut memang sangatlah tinggi dan bahkan bisa membeli sebuah wilayah Lost Legion Online, namun harga tersebut setara dengan kekuatan senjata tersebut. Skill berpindah tempat yang dimiliki Ancient Sword of Typareht adalah kelebihan yang sangat hebat. Hanya ada beberapa senjata saja yang memiliki kelebihan special seperti ini, karena itulah harga 10 miliar Gallant dipatok XiaoLyn untuk senjata milinya ini.

Selain dengan uang, XiaoLyn pun pernah memberikan sebuah pilihan pada Rein yaitu untuk menukar senjatanya itu dengan pet Bahamut miliknya, namun Rein menolaknya.

Dengan terongkarnya senjata ini ke publik, tentu saja Rein tidak bisa tinggal diam kali ini karena bisa saja kepemilikan pedang ini akan berpindah kepada orang lain suatu saat nanti. Dengan Skill berpindah tempat yang dimiliki pedang ini, para Swordmaster selain Rein di luar sana pasti sangat menginginkannya. Meskipun mereka tidak bisa menggunakannya karena loyalty point mereka belum bisa mencapai angka minimal dari senjata ini, tetapi mungkin saja beberapa dari mereka pasti akan ada yang berpikir untuk memilikinya terlebih dahulu dan bermaksud menyimpannya untuk nanti digunakan.

Klausal 10 miliar Gallant memang tinggi, namun pasti ada player yang bisa mencapai harga tersebut.

Sementara itu, XiaoLyn pun sebagai pedagang mungkin akan berpikir ulang jika ada seseorang yang ingin melakukan barter dengan harga setimpal nantinya.

Karena itulah Rein harus segera memilikinya sekarang, dia sudah menduga semua ini akan terjadi sejak saat pertama kali dia menantang Lucius bertarung. Meskipun dia sudah sejak lama berniat membeli senjata itu, sampai hari ini dia belum berhasil mendapatkan uang seharga klausal yang diberikan XiaoLyn.

"Baguslah jika kau mengerti." Menutup menu Controller miliknya, XiaoLyn melanjutkan perkataannya. "... Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Tentu saja, aku melakukan seperti yang biasanya."

"Huah, kau pasti sudah gila. Dengan hanya menggunakan Great Sword of Escalion milikmu, apa kau bisa melakukan boss Raid sendirian?"

"Meskipun harus mati berkali-kali, aku tetap harus melakukannya bukan. Jika tidak, aku tidak akan punya uang untuk menebus senjata itu darimu."

"Bukan berkali-kali, mungkin bisa sampai puluhan kali. Mau berapa lama kau akan melakukan hal seperti itu?... Sebaiknya kau merubah cara bertarungmu itu Rein, kau tau kan semakin lama boss Raid di Game ini semakin kuat ."

Karena Rein sudah menyelesaikan hampir semua Quest tingkat tinggi di game ini, maka dia hanya bisa bergantung pada Quest baru yang terupdate tiap bulannya atau Hidden Quest.

"Mengubah caraku bertarung?"

"LunaClaire, master dari Ludnica. Dia adalah temanmu kan?... Kenapa kau tidak mencoba bergabung denganya, kau juga pernah melakukan boss Raid bersamanya bukan?"

"Beberapa kali, itupun sudah lama."

"Lalu kenapa kau tidak bergabung saja dengannya, kau sering berada di tempatnya bukan?"

"Sebenarnya, aku membuat sebuah janji dengannya."

"Janji?"

"Jika aku kalah dari Lucius, aku akan bergabung dengan Legionnya. Tapi, saat ini aku sedikit bingung untuk bertemu dengannya."

XiaoLyn Tertawa beberapa saat kemudian setelah mendengar perkataan Rein dengan wajah kebingungannya.

"... Jadi sejak tadi kau kebingungan karena hal seperti itu, hahaha Lucu sekali. Kau memang lucu sekali Rein."

"Berhentilah menggodaku Lyn."

"Jika situasinya seperti ini, kau tidak punya pilihan lain selain menepati janjimu itu."

"Bicara sih mudah—"

"Aku mengerti, kau pasti malu benarkan?"

"... Cih, aku pergi."

Berdiri dari tempat duduknya, Rein terlihat mulai keluar dari toko XiaoLyn.

"Berjuanglah Rein." Ucap XiaoLyn saat melihat Rein meninggalkan toko miliknya. Namun beberapa saat sebelum pintu itu ditutup, XiaoLyn memanggil Rein dan menahannya. "... Rein, aku akan memberikanmu waktu selama 3 bulan. Jika kau tidak berhasil, maka aku akan mengambil Bahamut milikmu. Mengerti?"

"... Tunggu saja, aku akan membeli senjata itu."

Dengan suara lantang dan penuh percaya diri, Rein akhirnya menutup pintu toko tersebut.

***

Berada di sebuah arena yang gelap dan lantai berbatu berbentuk melingkar, seorang gadis elf kecil yang memegang tongkat terlihat melemparkan sebuah cahaya hijau-putih pada LunaClaire di depannya sambil berteriak.

"Heal!!"

"Terima kasih Cecilia.".

Ucap LunaClaire.

Mereka berdua saat ini berada disebuah Arena boss Raid di lantai ke 5 Graveyard dan sedang mencoba menyelesaikan Quest Save the Girl Soul. Berada di tingkat terakhir dari Quest tersebut, Mereka berdua hanya harus mengalahkan penghuni lantai terakhir ini yaitu Skeleton Scyte King yang berada di depan mereka saat ini.

Hanya tulang berulang setengah tubuh saja wujud monster tersebut, melayang di udara sambil memegang sebuah Sabit berukuran sangat besar dengan kedua tangannya. Tengkorak kepalanya seperti tengkorak binatang, memiliki moncong serta 2 tanduk yang muncul di bagian atas kepalanya. Sebuah cahaya merah seperti api berkobar di tengah tengkorak dadanya.

Melayang dan mendekati mereka berdua, monster itu melepaskan sebuah serangan dengan Sabit besarnya pada LunaClaire yang berada di depan Cecilia.

"Protect!!"

Cecilia menambahkan sihir pertahanan kepada LunaClaire yang kini menahan ujung sabit tersebut dengan tinjuan tangan kanannya. Gelombang udara sangat kuat menghempas keseluruh arena ini ketika LunaClaire menahan serangan itu.

Sarung tangannya terlihat diselimuti oleh cahaya putih, itu adalah efek dari sihir Protect yang diberikan oleh Cecilia kepadanya.

"Hyaaaaaaaaaaa!!"

Mendorong tinjunya ke depan, monster itu terlihat terpental kebelakang dan terjatuh permukaan. Kembali bangkit dan melayang di udara, monster itu kini mulai melancarkan kembali serangannya. Beberapa kobaran bola api muncul di sekitar tubuhnya berwarna ungu dan kemudian bergerak cepat seperti peluru.

Berlari ke depan, LunaClaire mulai menahan serangan itu dengan kedua tinju dan kakinya yang diselimuti oleh api.

Fire Fist dan Fire Kick, itu adalah skill serangan dari Class Fighter yang digunakan oleh LunaClaire untuk menahan serangan bola api itu. Namun LunaClaire hanya menahan bola api yang sejajar dengan posisi Cecilia saja, sementara sebagian bola api yang tidak mengarah pada Cecilia dia hiraukan.

Ledakan membuat seluruh arena seperti ditelan oleh kobaran Api.

Berdiri kembali tepat di depan Cecilia, LunaClaire langsung berteriak padanya.

"... Cecilia, kita akan mengalahkannya sekarang."

"Baiklah, aku juga sudah siap." Mengangkat tongkatnya kedepan dan mengarahkannya pada LunaClaire, Cecilia memberikan sebuah skill support padanya. ":... Cele. Force!"

Cahaya putih menyelimuti tubuh LunaClaire saat ini setelah Cecilia memberikan skill support untuk meningkatkan kecepatan serta serangan miliknya.

"Yosh, RAMPAGE!" LunaClaire pun mengaktifkan skill Rampage miliknya untuk meningkatkan serangannya, seluruh tubuhnya bagaikan diselimuti oleh aura berwarna merah. Memposisikan dirinya dengan kaki kanannya berada di belakang sebagai tumpuan, dia akhirnya mengaktifkan kembali skill support miliknya.

"Lighting Step."

Berlari kedepat begitu cepat mendekati monster itu, LunaClaire mulai meloncat keudara tepat sesaat Skeleton Scyte King mengayunkan sabit miliknya. Dentuman keras terdengar ketika senjata milik monster itu menyentuh permukaan tanah.

Sementara itu LunaClaire yang berhasil menghindarinya, kini sudah melayang di udara tepat di sejajar dengan tubuh monster itu yang berada di bawahnya.

Memutarkan tubuhnya di udara lalu kemudian menghempaskan bagian tumit kaki kanannya ke bawah tepat pada kepala monster tersebut.

".... Dragon Kick!"

Kekuatan yang sangat dasyat dari serangan itu membuat tubuh monster seakan kehilangan keseimbangannya, melayang-layang dan mundur beberapa meter dari tempat LunaClaire yang mendarat di udara.

Namun itu tidak berlangsung lama. Ketika sorot kedua mata merah monster itu kembali menyala, monster itu kembali mengaktifkan sebuah skill serangan yang berskala besar kali ini. Sebuah lingkaran sihir muncul di bagian bawah tubuh dan semakin membesar. Kobaran api berwarna hitam-keunguan pun kembali muncul disekeliling tubuh monster itu kali ini.

Ini adalah serangan terkuat dari monster itu.

Seluruh kobaran api itu kini bergerak dan menyelimuti sabit besarnya, sebelum akhirnya dia mengempaskannya pada lawan. Ini adalah kali ke 3 dia menggunakan pola serangan seperti ini, namun kali ini LunaClaire tidak akan diperkuat skill Protect Cecilia jika menahan serangan itu. Hanya bisa mengandalkan kekuatan kedua sarung tangan yang melekat pada tangannya.

Namun, sebuah suara kecil menggema di ruangan itu.

"... Lux Illa Quae Expellit, Dispell!!."

Teriak Cecilia yang berada di belakang sambil mengarahkan tongkatnya kedepan.

Seluruh tubuh monster itu seketika di kelilingi oleh cahaya putih. Untuk beberapa saat kemudian seluruh kobaran api disekitar tuuh monster itu terlihat mulai mengecil dan menghilang.

Melihat efek itu, Cecilia terlihat tersenyum lebar.

"... Berhasil."

"Akhirnya berhasil Cecilia."

Lux Illa Quae Expellit, Dispell adalah sihir tingkat ke dua dari Banish yang dapat dipelajari oleh Cleric di level 20. Sebuah skill type cahaya yang memiliki efek menonaktifkan sebuah skill. Cecilia mempelajarinya skill ini beberapa saat lalu setelah dia mencapai level 20 sebelum turun ke lantai ke 5 ini untuk melakukan Raid Boss.

Meskipun skill ini masih lemah karena masih level 1, akhirnya setelah beberapa kali percobaan pada Skeleton Scyte King skill ini bekerja untuk pertama kalinya. Karena perbedaan level yang besar, maka kemungkinan skill milik Cecilia berhasil memang sangat kecil. Bisa dikatakan 5% berbading 95% saja skill miliknya dapat berhasil pada Skeleton Scyte King

Meskipun hanya keberuntungan saja, Cecilia memuka sebuah peluang untuk LunaClaire.

"Yosh sekarang giliranku!!"

Meluncur kedepan monster itu, LunaClaire mulai memposisikan tubuhnya bersiap untuk menyerang. Membuat kuda-kuda yang terlihat sangat kokoh dengan posisi tangan kanan di depan dan tangan kirinya bersiap meluncur dari belakang.

Menarik nafas dalam-dalam dan menahannya.

"AShURA STRIKE!!"

Melepaskan skill combo miliknya pada monster tersebut, dalam hitungan beberapa detik kemudian monster tersebut akhirnya berhasil dikalahkan. Tubuhnya hancur menjati ribuan cahaya putih seperti efek kaca pecah di udara.

Melepaskan beberapa serangan combo dengan sangat cepat menggunakan kedua tangan dan kakinya, LunaClaire dan Cecilia akhirnya berhasil mengalahkan monster tersebut.

You Got Girl Soul.

Sebuah menu pemberitahuan akhirnya muncul di depan tubuh LunaClaire dan Cecilia yang kini duduk karena kelelahan.

"Uah, akhirnya selesai juga."

Keluh Cecilia yang tubuhnya roboh karena lelah.

"Kerja bagus Cecilia dan Selamat karena kau berhasil menyelesaikan misi tingkat tinggi pertamamu"

Mendekati Cecilia, LunaClaire mulai mengucapkan tanda selamat kepadanya.

"... Uahh sangat melelahkan, aku tidak percaya game ini begitu menakutkan."

"Haha benarkah?"

"Tentu saja, aku tidak pernah mengikuti pertarungan semenakutkan ini sebelumnya. Ini adalah kali pertama aku melakukan hal seperti ini. Tapi, aku bisa merasa senang bisa bertarung di sampingmu."

"Jika ini pertama kalinya kau melakukan ini, kau luar biasa. Terutama saat terakhir itu, aku kira kau tidak akan menggunakan skill itu Cecil-chan."

"Ouh karena waktu cooldownya sudah habis, aku cuman mencobanya saja. Aku tidak mengira skill itu akan berhasil."

"... Dengan begini kita berhasil menyelesaikan Quest Save the Girl Soul. Kau mendapatkannya kan?"

"Ya aku mendapatkan Girl Soul beberapa saat lalu."

"Kita hanya perlu menyerahkannya pada gadis di Graveyard untuk menyelesaikannya."

Berdiri dari posisinya dengan bantuan LunaClaire, Cecilia akhirnya menutup menu pemberitahuan yang berada di depan tubuhnya. Menekan tanda silang di depannya, Cecilia akhirnya mengeluarkan scroll untuk berteleportasi ke lantai paling atas.

"Kalau begitu ayo kita kembali."

"..."

Ucap Cecilia pada LunaClaire yang terlihat diam sesaat ketika membuka menu Controller miliknya. Melihat itu, Cecilia bertanya pada LunaClaire yang diam saat ini.

"Ada apa?"

"Tidak, hanya saja aku mendapatkan sebuah pesan dari Rein."

"Pesan."

"Ya, katanya dia ingin bertemu dan berbicara denganku. Dia sudah menunggu di Ludnica."

"Kalau begitu, ayo kita kembali ke Ludnica dan menemuinya."

"Tidak, kita akan menyelesaikan misi ini terlebih dahulu. Kita hanya perlu menyerahkan item ini saja, setelah itu kita kembali."

"Apa tidak apa-apa membuatnya menunggu?"

"Tidak apa-apa."

"Baiklah kalau begitu."

***

Setelah menggunakan Scroll untuk berteleportasi ke Graveyard, LunaClaire dan Cecilia akhirnya menemui NPC Gadis kecil untuk menyerahkan Item « Girl Soul » yang di dapat mereka dari mengalahkan boss Raid Skeleton Scyte King.

Quest Save the Girl Soul ini adalah misi tingkat tinggi untuk mengambil kembali jiwa gadis kecil yang dicuri oleh iblis di kuburan. Meskipun misi ini termasuk misi tingkat tinggi, namun Cecilia bisa mengambilnya karena misi ini bukan termasuk main Quest dari NPC Terresa.

Quest bulanan adalah misi yang hanya aktif 1 bulan saja dan termasuk kedalam special Quest.

Karena Quest bulanan adalah quest tingkat tinggi maka player dengan level rendah tidak berani mengambilnya meskipun mereka bisa menyelesaikannya. Selain faktor dari kekuatan monster yang dihadapi sangatlah tinggi, misi ini mempunyai setting cerita yang perlu dilalui.

Memerlukan waktu cukup lama dan misi tersembunyi yang harus di selesaikan untuk menuju tingkat terakhir yaitu Raid Boss menjadi misi ini perlu dilakukan oleh party yang sudah level tinggi dan berpengalaman.

Meskipun ada player dengan level rendah yang berhasil menyelesaikannya, kemungkinan besar mereka bergabung dengan party yang berisi player level tinggi.

Seperti yang dilakukan oleh Cecilia yang menggunakan Legion Party untuk menyelesaikan misi ini, bersama dengan LunaClaire.

Karena LunaClaire sudah menyelesaikan hampir 80% dari misi ini selama sebulan terakhir, dia dengan mudah bisa menuntun Cecilia untuk menyelesaikan seluruh sub-mision sebelum akhirnya menyelesaikannya Quest ini bersama-sama.

Dengan membawa dan memberikan Girl Soul di wilayah Graveyard kepada NPC gadis kecil di depan sebuah kuburan, misi ini akhirnya selesai.

NPC gadis kecil yang mendapatkan jiwa kembali akhirnya berbicara sesaat sebelum tubuhnya mulai menghilang menjadi kilauan cahaya di udara.

"...Terima kasih."

Ucap NPC gadis kecil itu dengan senyuman di wajahnya.

Quest Save the Girl Soul Complete.

Menu hologram muncul di depan LunaClaire dan Cecilia beberapa saat kemudian berisi informasi yang menandakan bahwa misi ini telah berakhir. Dalam menu hologram itu pun beberapa imbalan di dapatkan oleh mereka berdua berupa Item, Uang, dan juga Exp.

Setelah meneria imbalan tersebut, sebuah icon Next Level muncul di atas tubuh Cecilia.

"Uahh." Kaget, Cecilia kemudian mulai membuka menu Controllernya dan melihat statusnya. Dia terlihat juga terlihat terkejut ketika dia mengetahui bahwa saat ini dia sudah berada di level 31. "... Level 31. Cepat sekali?"

"Itu karena EXP yang di dapatkan cukup banyak dalam quest ini. Tidak heran kau bisa naik level sebanyak itu."

"..."

Ketika Cecilia sedang melihat status miliknya, tiba-tiba sebuah icon Legion Wars muncul tepat di depannya. Tentu saja menu hologram yang sama muncul di depan LunaClaire saat ini karena mereka berdua berada di Legion yang sama.

"Legion Wars?"

Cecilia yang terkejut.

Sesaat kemudian seluruh tubuhnya diselimuti oleh cahaya putih yang menyilaukan mata. Karena Legion Wars sudah dimulai, secara otomatis mereka akan diteleportasi ke wilayah milik mereka yaitu Ludnica.

Membuka kedua mata ketika tubuh mereka selesai di teleportasi ke wilayah Ludnica, kini mereka mulai menyadari bahwa tuuh mereka di pindahkan tepat di luar rumah kayu markas Legion mereka. Pandangan mereka pun semakin jelas kali ini.

"... Apa kita dipindahkan ke Ludnica?"

Tanya Cecilia yang melihat LunaClaire berdiri di depannya.

"Ya, karena Legion Wars sudah dimulai maka secara otomatis kita dipindahkan ke Ludnica."

"Legion Wars, apa kita akan bertarung lagi?... Aku belum melakukan persiapan."

"Tidak usah khawatir Cecil-chan, kau tidak perlu ikut bertarung kali ini."

"Kenapa?"

Melihat LunaClaire yang terus menatap kearah depan, Cecilia pun terlihat penasaran dengan apa yang dilihatnya. Menengok sedikit ke arah yang sama, kini dia melihat sesosok pria yang tidak asing lagi baginya.

Sosok pria yang berdiri di depan sana adalah Rein.

"Rein?"

"Y-yah maaf mengganggu kalian berdua."

Rein memulai pembicaraan dengan mereka berdua dengan nada terdengar sangat gugup. Setelah duel melawan Lucius sekitar 4 hari yang lalu, ini adalah kali pertama Rein bertemu kembali dengan LunaClaire dan Cecilia. Jika biasanya dia selalu bersantai di dalam markas Ludnica, namun dia tidak ada melakukannya.

Seperti menghilang begitu saja tanpa kabar.

Tidak hanya di dalam game, bahkan Rein pun tidak melakukan kontak dengan LunaClaire di dunia nyata.

Karena sudah hampir 5 hari berlalu, LunaClaire pun sempat terkejut melihat message dari Rein beberapa saat lalu yang mengajaknya untuk berbicara. Tentu saja LunaClaire tidak tau kenapa Rein ingin erbicara denganya, tetapi dia sempat berpikir bahwa Rein ingin mengatakan sesuatu tentang pertandingannya dengan Lucius, terutama dengan janjinya itu.

Meskipun LunaClaire sudah melupakan perkataan Rein sebelumnya, sepertinya dia masih memikirkan perkataannya itu.

LunaClaire pun berpikir bahwa Rein menghindarinya karena memikirkan perkataan yang di ucapkannya padanya saat menantang Lucius.

Jika Rein kalah, dia akan bergabung dengan Ludnica.

Dia pasti masih memikirkan perkataannya itu?

"Huh, jadi apa maksudnya ini Rein?" Sempat menghela nafas, LunaClaire memulai berbicara kepada Rein. "... Kenapa kau melakukan ini?"

"A-ah karen kau tidak membalas pesanku, aku melakukan hal ini."

"Biasanya juga aku tidak membalas pesan darimu kan?... Tapi kali ini kenapa kau ingin sekali bertemu denganku. Apa yang ingin kau bicarakan?"

"A-ah maaf. T-tapi ingin segera berbicara denganmu."

"Eh apa yang kalian bicarakan?"

Cecilia yang kebingungan, mulai bertanya pada LunaClaire disampingnya.

"... Seperti yang kau dengar Cecil-chan, rein adalah orang yang melakukan Legion Wars."

"Eh bukankah itu artinya kita akan melawan Rein kali ini."

"Benar."

Setelah terungkapnya kekuatan dari LunaClaire, Ludnica tidak pernah melakukan Legion Wars lagi. Legion Wars terakhir adalah melawan Albrant yang merupakan anggota dari Legion Rohan.

Lucius yang sudah berjanji memberikan waktu untuk Ludnica, akhirnya memberikan sebuah peringatan pada seluruh anggotanya untuk tidak menyerang Ludnica. Karena Ludnica berada di sekeliling wilayah kekuasaan Rohan, tentu saja tidak ada Legion lain yang bisa menyerang Ludnica saat ini kecuali Rohan.

Selain itu para Chaser pun yang sebelumnya sempat menyerang Ludnica pun kini belum lagi terlihat mendatangi Ludnica.

Mereka kemungkinan tidak berani menyerang karena mengetahui kekuatan dari LunaClaire yang sesungguhnya. Meskipun begitu kemungkinan juga mereka sedang membuat strategi untuk menyerang LunaClaire dan mendapatkan Ludnica.

Harga wilayah Ludnica yang terbilang sangat mahal memang menjadi daya tarik para Chaser untuk mendapatkannya. Jika mereka berhasil mengalahkan LunaClaire, mereka bisa mendapatkan hak milik wilayah ini dan bisa menjualnya.

Tetapi sekarang, Chaser pertama yang menyerang adalah Rein.

Meskipun dia terlihat tidak berniat bertarung dan mendapatkan wilayah milik LunaClaire, Legion Wars sudah dimulai.

Tentu saja untuk menghentikan Legion Wars adalah mereka harus bertarung.

"... Aku tidak berniat bertarung denganmu LunaClaire, Cecilia. Aku hanya ingin berbicara saja. Jika selesai, kau boleh membunuhku dan mengakhiri Legion Wars ini."

"Apa ini tentang perkataanmu sebelumnya Rein?... Jika kau kalah, maka kau bersedia bergabung dengan Legionku."

"Ah sepertinya kau sudah mengetahuinya. Yah aku ingin ber—"

Tiba-tiba LunaClaire memotong perkataan Kazuya.

"Asal kau tau saja, aku sudah melupakan semuanya. Lagian, aku mencari orang yang bersedia bergabung dengan Legionku bukan karena terpaksa seperti dirimu. Jadi kau tidak perlu menepati janjimu itu. Jadi ini sudah selesai bukan?"

LunaClaire yang sudah mengetahui apa yang ingin dikatakan oleh Rein akhirnya mengakhiri perbincangan ini. Berjalan beberapa langkah di depan Cecilia, dia mulai membuka menu controller miliknya dan memasang seluruh armor terkuat miliknya.

"Mundurlah Cecilia!!."

Memakai Phoenix's Set, Eternal Bless Ornament's, dan 2 sarung tangan baja berwarna hitam « Black Dragon Sura Glove » dan emas « Golden Dragon Sura Glove », LunaClaire kini terlihat sangat serius.

Terkejut melihat LunaClaire yang mulai serius, Rein terlihat menyadari bahwa posisinya dalam bahaya kali ini.

Dia tidak main-main?

Meskipun Rein mengatakan LunaClaire boleh membununya setelah pembicaraan ini selesai, dia tidak perlu menggunakan seluruh armor terkuat miliknya. Dengan menggunakan skill biasa saja sebenarnya LunaClaire dapat membunuh Rein dengan mudah karena dia memakai armor level rendah.

Tapi kali ini, LunaClaire terlihat seperti mengajak Rein untuk berduel.

Mundur satu langkah, Rein kini mencoba menghentikan LunaClaire yang mencoba untuk menyelesaikan obrolan yang belum selesai ini.

"Tunggu LunaClaire, aku belum selesai berbicara!!"

"Ligting Step!!" Berlari Dengan cepat beberapa langkah kedepan dan melompat ke ara Rein, LunaClaire mulai menggunakan Skill miliknya. "Black Dragon... Sky Blow!!."

Menarik Great Sword of Escalion, Rein menahan serangan cepat LunaClaire dengan menggunakan senjatanya itu. pukulan tangan kanan LunaClaire tertahan oleh senjata Rein, namun Rein terseret puluhan meter kebelakang menahan serangan itu sebelum akhirnya tubuhnya terhenti setelah tertahan oleh pohon dibelakangnya.

Permukaan senjata yang terkena pukulan LunaClaire pun terlihat berasap dan tampak sebuah bekas. Jika senjata itu terbuat dari material biasa, bisa dipastikan senjata itu akan hancur.

"Cih."

Meskipun ini adalah dunia virtual, rasa sakit di punggung dan kedua tangannya bisa terasa karena game ini juga membuat pengguna dapat merasakan rasa lelah dan rasa sakit. Sama seperti game-game lainnya, LLO juga mengatur sensor rasa sakit.

"Kenapa, bukankah kau bilang aku boleh membunuhmu setelah semuanya selesai?"

Dengan tatapan penuh kemarahan, LunaClaire kini bergerak dan berlari kembali kearah Rein.

Berpikir sejenak, Rein akhirnya menyadari bahwa dirinya membuat dirinya marah.

Tapi apa kesalahanku?

Terjangan kakinya kanannya yang di selimuti oleh koaran api melesat dari arah kiri tubuhnya dengan sangat cepat. Menunduk, melompat, lalu berguling menghindari serangan itu Rein kemudian mulai mengaktifkan mengaktifkan skill Support miliknya Movement.

Berlari ke arah hutan dan bersembunyi di balik batang-batang pohon besar untuk sesaat. Menarik nafas panjang dan menghempaskannya, Rein kini mulai menghilangkan keraguannya. Tangan kirinya membuka Controller dan memasuki menu Item.

Mengubah seluruh armor miliknya seperti saat melawan Lucius, namun hanya senjata saja yang berbeda karena Ancient Sword of Typhareth miliknya sudah dikembalikan pada XiaoLyn.

Saat ini Rein tetap akan berusaha berbicara dengan LunaClaire, namun dengan cara yang sedikit berbeda.

Jika melihat keadaan saat ini, dia teringat ketika duel pertama kali dengan LunaClaire.

Keadaan yang hampir sama terjadi saat ini. Namun sedikit terbalik, karena saat itu Rein adalah seorang pemburu.

Bukan sebagai yang diburu seperti saat ini.

Berjalan di tengah hutan yang lebat, LunaClaire terlihat begitu focus. Kedua matanya terus bergerak memperhatikan setiap gerak-gerik yang mencurigakan di sekitarnya saat ini.

Mendengar sebuah gesekan pada rerumputan di bagian kiri, LunaClaire dengan refleks berbalik ke arah asal suara itu dengan cepat. Keluar dari semak-semak, Rein mulai meluncur cepat keara LunaClaire dan melancarkan beberapa serangan.

Menahan setiap tebasan Rein menggunakan kedua sarung tangan baja miliknya, LunaClaire mulai membalas serangan dengan tendangan kaki kanannya. Melompat sedikit dan memutarkan tubuhnya kearah iri untuk mendapatkan kekuatan penuh, hempasan kaki kanannya di arahkan pada kepala Rein.

Namun Rein menurunkan tubuhnya, serta menebaskan senjata lurus pada tubuh LunaClaire.

Telapat tangan LunaClaire bergerak cepat memegang permukaan senjata Rein dan mendorong tubuhnya ke atas. Berputar kembali di udara, LunaClaire melepaskan tendangan kaki kiri tepat di atas tubuh Rein.

Serangan itupun di tahan Rein dengan senjatanya yang dia silangkan dibagian atas kepalanya, memegang senjata itu dengan kedua tangan dan menjadikannya sebuah pelindung. Mendorong senjatanya, Rein terlihat mulai bergerak mengikuti tubuh LunaClaire yang kini mulai menjauhinya beberapa meter. Mendekatinya dan melepaskan beberapa tebasan kearahnya. Seperti bisa membaca setiap tebasan yang dilancarkan, LunaClaire dengan mudah setiap tebasanya.

Tebasannya terhenti setelah LunaClaire menahannya dengan menggunakan sarung tangan baja miliknya, Saling bergesekan dan memercikan api. Saling bertatapan, Rein menggunakan momen ini untuk memulai permbicaraan.

"... Apa kau masih marah padaku?"

"Tidak, aku tidak marah padamu."

Melepaskan tangan kanannya, LunaClaire melakukan counter menggunakan tangan kirinya yang melesat kearah tubuhnya. Menyadari serangan itu, Rein mulai melompat satu langkah kebelakang dan melakukan pertahanan kembali. Kini LunaClaire melakukan beberapa serangan beruntun pada Rein dengan cepat. Namun Rein terus mundur sambil mengatur jarak antara dirinya dengan LunaClaire. Sambil menahan kombinasi pukulan dan tendangan menggunakan pedang miliknya, Rein mulai melanjutkan perkataannya.

"Lalu kenapa kau menyerangku?... Aku bilang aku hanya ingin berbicara saja."

"Aku sudah bilang untuk melupakannya kan, Hyaaa."

Melepaskan sebuah serangan kuat dan mementalkan tubuh Rein kembali kebelakang, LunaClaire melombat di udara dan melepaskan Skill Fire Kick pada Rein menggunakan kaki kirinya. Melepaskan sebuah Skill tebasan « Slash », serangan mereka berdua saling berbenturan satu sama lain membuat sebuah ledakan disana.

Debu asap berkumpul di dalam sana menelan mereka berdua.

Rein mulai keluar dari debu asap itu diikuti LunaClaire di depannya. Mengikutinya dan terus menekan Rein dengan kombinasi serangan dari tangan dan kakinya.

"Dasar keras kepala!!."

Sedikit kesal, akhirnya Rein mulai bersungguh-sungguh kali ini. Menggunakan Skill Support God of Eye dan Accel, Rein mulai melepaskan beberapa serangan cepat pada LunaClaire. Serangan itu membuat LunaClaire mundur sejenak.

Pertarungan berhenti sejenak dan mereka saling bertatapan satu sama lain dengan posisi siap menyerang. LunaClaire dengan posisi Taijutsunya sedangkan Rein dengan posisi kendo miliknya.

"Berhentilah LunaClaire dan dengarkan aku."

"Cobalah hentikan aku."

"Jika itu mau mu, aku akan menghentikanmu dengan cara paksa."

Bergerak maju secara bersamaan, mereka akhirnya bertarung dengan kekuatan penuh mereka.

***

"LunaClaire, apa kau baik-baik saja?"

Cecilia berteriak memanggil LunaClaire yang terlihat tengah berdiri di tengah-tengah area yang penuh dengan pohon tumbang di sekitarnya. Tepat di depan tubuhnya, sebuah cahaya yang merupakan Remain Light terlihat disana yang merupakan milik dari Rein.

Setelah menjalani pertarungan yang cukup sengit, Legion Wars ke 9 akhirnya dimenangkan kembali oleh LunaClaire setelah dia mengalahkan Rein.

"Aku baik-baik saja Cecil-chan."

Membalikan tubuhnya dan tersenyum pada Cecilia yang mendekatinya. Tubuhnya kemudian roboh dan terjatuh di tanah. Menutup matanya sambil melihat matahari yang bersinar di atas langit, Senyuman kini terlihat dari wajah LunaClaire.

Dia terlihat sangat puas dan senang saat ini.

Melihat ekspresi itu, Cecilia pun terlihat begitu kebingungan.

Beberapa saat kemudian Remain Light milik Rein mulai bercahaya dan Rein pun bangkit kembali dengan posisi yang sama seperti LunaClaire, tubuhnya terlentang di tanah dengan posisi saling berlawanan.

"Sial, ini kekalahan keduaku dalam minggu ini."

"Rein apa kau baik-baik saja?"

Cecilia yang melihat Rein bangkit kembali langsung menanyakan keadaanya.

Rein mulai membangkitkan tubuhnya dan mencoba berdiri kembali.

"Aku baik-baik saja." Membalikan tubuhnya dan melihat LunaClaire yang sedang terlentang di tanah, Rein mulai mendekati mereka berdua saat ini. "... Apa kau sudah puas?"

Tanya Rein pada LunaClaire yang berada di depannya.

"Apa maksudmu?"

"Jangan berpura-pura, aku sudah tau bahwa kau memang marah padaku. Jadi tidak perlu disembunyikan lagi."

"Huh?"

"Apa kau sudah siap mendengarkanku kali ini LunaClaire?"

Terdiam sejanak, LunaClaire akhirnya memberikan kesempatan untuk Rein berbicara kali ini.

"Baiklah."

"Aku hanya ingin mengatakan satu hal padamu. Ijinkan aku bergabung dengan Legion mu LunaClaire."

Dengan wajah sedikit memerah, Rein akhirnya mengatakannya.

"Hmmm?"

LunaClaire membuka matanya dan melihat kearah Rein, dia sedikit bingung mendengar perkataan Rein kali ini. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan Rein barusan, LunaClaire hanya bisa terdiam saat ini.

Karena dia sudah tau sifat dari Rein dan alasan kenapa dia tidak mau bergabung dengan sebuah Legion, tentu saja LunaClaire terkejut mendengar Rein kini berubah pikiran.

Alasan dia tidak ingin bergabung dengan sebuah Legion karena dia tidak ingin melakukan PK « Player Killer » dan lebih suka sebuah tantangan, karena itulah dia melakukan Raid Boss sendirian.

Tapi kali ini dia ingin bergabung dengan Ludnica, apakah itu berarti dia sudah berubah pikiran.

Tapi kenapa?

"Kenapa?"

Melihat ekspresi LunaClaire yang kebingungan dan bengong melihatnya, Rien mulai mencoba membangunkannya.

"Oy LunaClaire apa kau dengar?"

"Ya?"

"Bukankah ini bagus LunaClaire."

Cecilia terlihat senang mendengarnya.

"Tunggu, kenapa kau bilang begitu Rein. Bukankah dulu kau per—"

"Aku sudah merubah sedikit tujuanku kali ini. Memang benar aku sedikit terbebani oleh janjiku padamu, tapi aku masih sedikit kesal dengan kekalahanku dari Lucius. Karena itulah aku membutuhkan bantuanmu."

"Bantuanku?"

"Apa kau masih ingat tujuan utamamu mendirikan Legion?"

"Tentu saja, aku ingin menjadi penguasa di Lost Legion Online."

Jawab LunaClaire.

"Jika kau ingin menjadi penguasa, aku ingin menjadi orang terkuat di Lost Legion Online. Karena itulah dengan bergabung dengan Legion mu, aku akan membantumu menggapai tujuanmu itu. Dan sebagai imbalannya, biarkan aku ikut bertarung denganmu. kali ini aku sudah mengubah tujuanku yaitu mengalahkan para player kuat di Lost Legion Online, dan Legion Wars adalah tempat para player kuat itu berkumpul."

LunaClaire terlihat mulai bangkit dan berdiri menghadap kearah Rein.

Saling bertatapan satu sama lain, LunaClaire mulai membuka menu Controller miliknya. Mengirimkan undangan permintaan bergabung dengan Legion Ludnica pada Rein, LunaClaire mulai berbicara sesaat kemudian.

"Aku punya satu syarat Rein?"

Sebelum Rein menerima undangan itu, LunaClaire terlihat mulai berbicara.

"Apa itu?"

"... Diamlah disitu dan jangan bergerak!!."

Berjalan mendekati Rein, Kedua tangan LunaClaire kini memegang kini memegang pundak Rein. Memutarkan tubuhnya sesaat kemudian sambil menarik tangannya, LunaClaire kini mulai mencoba menghempaskan tubuh Rein dengan teknik Judo.

"Doryaaaaaaaaaaaaaaaa!!"

LunaClaire Mengangkat tubuh Rein dan membantingkannya ke permukaan tanah dengan sangat kuat. Rein terlihat terkejut dan menerima hempasan itu tanpa bisa melawan. Gerakan yang cepat membuat Rein tidak bisa ingat apa yang terjadi barusan.

Yang dia tau bahwa kini rasa sakit muncul di punggungnya.

Terlentang di tanah kembali dan melihat langit.

"... A-ah Apa-apain ini?"

Keluh Rein merasa kesakitan. Dia melihat LunaClaire menepuk kedua tangannya keatas kebawah sambil menatap dirinya yang berada tepat dibawahnya, senyuman pun kini terpancar diwajahnya. Terlihat Begitu puas dan senang.

"Dengan begini aku bisa memaafkanmu. Jangan membuatku kesal lagi Rein atau aku akan melakukannya pada tubuh aslimu nanti."

Ternyata dia memang kesal denganku.

Tersenyum, Rein mulai mejawab perkataan LunaClaire.

"Ya baiklah, aku tidak membuatmu kesal lagi."

"Baguslah. Kalau begitu selamat datang di Legion Ludnica Rein."

LunaClaire terlihat menjulurkan tangannya pada Rein yang masih terlentang di permukaan tanah. Menerima bantuan dari LunaClaire, Rein mulai bangkit dari posisinya. Berdiri dan saling bertapapan dengan LunaClaire, tangan kiri Rein mulai menekan tombol Accept pada menu undangan yang dikirim LunaClaire padanya.

"Selamat datang Rein."

Cecilia pun menyambut Rein yang bergabung dengan Legion Ludnica.

"Ya, mohon kerjasamanya."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C9
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login