Download App
24.61% Athanasia dan Pangeran Jayden / Chapter 32: Perasaan yang tak mungkin

Chapter 32: Perasaan yang tak mungkin

Warga Empire memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh warga yang ada di kekaisaran timur lainnya. Mereka memiliki rambut hitam pekat dan sepasang mata yang juga tampak sehitam rambut mereka. Hal itu membuat mereka akan sadar jika ada warga kerajaan timur lainnya yang bergabung, menyelip di antara masyarakat mereka. Karena perbedaan yang begitu mencolok dapat terlihat hanya dengan ciri-ciri fisik saja.

"Aku berasal dari kekaisaran benua barat... Pada dasarnya warga asli benua yang ada di kerajaan barat, memiliki rambut hitam kecoklatan seperti yang dimiliki Nona Athanasia. Entah mengapa saya memiliki rambut sehitam ini!" Ujar Bao Yu singkat.

"Jika saja mata anda semerah darah, saya mungkin akan salah paham dengan melihat anda sebagai orang lain!" Gumam wanita tersebut...

"Barusan anda ingin berkata apa nyonya?" Tanya Bao Yu mendengar sedikit suara yang kurang jelas keluar dari mulut ibu itu.

"Ah tidak... saya tidak berkata apapun. Jadi kalian adalah warga benua dari kerajaan yang ada di barat, sungguh perjalanan yang panjang untuk bisa sampai ke tempat ini."

"Tidak juga nyonya. Kami sebenarnya..."

Belum sempat Bao Yu menjelaskan keadaan mereka, Athanasia menginjak kaki Bao Yu untuk berhenti membuat pengakuan yang tidak perlu.

"Kalian sebenarnya?"

"Kami adalah pengembara yang kebetulan lewat." Sambung Athanasia untuk pertama kalinya masuk ke dalam pembicaraan.

"Jadi begitu rupanya... Ano... soal anak saya, apakah kalian bisa memastikan bahwa anak saya akan membaik besok pagi?" Tanya wanita itu lagi memastikan kondisi anaknya.

"Anda tenang saja. Kesadarannya akan pulih jika anda terus menghangatkan tubuhnya. Ini ramuan yang harus anda cari dan cara pembuatannya, semua tertera pada resep itu." Ujar Athanasia sambil memberikan ibu itu sebuah resep ramuan yang ia gunakan tadi.

"Baiklah... Terimakasih banyak nona."

"Anda harus menghindarkan anak anda dari suhu dingin. Terus hangatkan rumah ini dengan menyalakan perapian, agar suhu tubuh anak anda terjaga." Tambah Bao Yu.

"Baik..." Wanita itu tersenyum ramah, lalu menunduk melihat resep yang Athanasia berikan. 'Jika begini, aku tidak lagi membutuhkan kalian berdua... hahahaha' Wanita itu tersenyum jahat di dalam hatinya.

Dia tidak menyadari bahwa Athanasia sedang memperhatikan ekspresinya, namun Athanasia hanya diam saja melihat ekspresi dari wanita itu.

"Jika begitu kalian bisa menginap di rumah saya sebelum melanjutkan perjalanan." Ajak wanita itu.

"Terimakasih nyonya. Tapi kami akan pergi setelah seduhan teh ini habis." Ujar Athanasia.

"Kalian adalah penyelamat anak saya. Dan diluar lagi turun salju... Sebaiknya kalian menginap semalam di rumah saya dan pergi saat fajar datang." Kata ibu itu menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya.

"Nyonya ini benar... Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan saat malam dimana salju turun dengan lebat." Bao Yu membantu meyakinkan Athanasia.

"Baiklah, hanya sampai fajar menyingsing!" Ujar Athanasia akhirnya setuju.

"Jika begitu, biarkan saya mempersiapkan tempat kalian untuk beristirahat." Kata wanita itu lagi, lalu pergi meninggalkan mereka.

Bao Yu lalu hendak meminum seduhan terakhir dari teh labu yang disajikan untuk mereka. Tapi ketika ia ingin menyeruput teh itu, Athanasia menahan tangannya. "Kau meminumnya terlalu banyak!"

"?"

Tanpa berkata apa-apa lagi Athanasia lalu mengambil sebuah pil dari sakunya dan meletakkan itu ke dalam mulut Bao Yu.

"Telan-lah!"

Glek... Bao Yu mengikuti perintah Athanasia begitu saja, tanpa memastikan pil obat apa yang dimasukkan oleh Athanasia ke dalam mulutnya.

"Ada apa?" Tanya Bao Yu.

"Tidak ada apa-apa... Aku hanya memberikan obat untuk menjaga suhu tubuh mu tetap terjaga di tengah musim dingin." Kata Athanasia lalu melihat ke arah luar jendela dimana salju tampak turun.

Bukannya feeling Bao Yu tidak tajam. Ia hanya berpura-pura menjadi pria polos didepan Athanasia. Sebenarnya ia telah tahu bahwa minuman mereka dimasukkan obat tidur yang cukup kuat untuk membuat mereka tertidur selama beberapa jam, tanpa bisa terbangun dalam kurun waktu tertentu.

"Semuanya telah siap. Nona dan tuan bisa tidur di ruangan sebelah." Wanita paruh baya itu kembali setelah beberapa saat, untuk memberitahukan tempat dimana Bao Yu dan Athanasia bisa tidur malam ini.

Mereka lalu diantarkan di satu ruangan yang sama. Sebab keadaan kondisi rumah ibu tersebut tidak memungkinkan untuk memberikan mereka 2 kamar yang berbeda, sehingga dengan terpaksa mereka harus menempati kamar yang sama.

"Kakak apa ini tidak masalah bagimu?" Tanya Bao Yu tersipu malu!

"Memangnya kenapa?" Ujar Athanasia tidak peka. Ia lalu memperhatikan kuping Bao Yu yang mulai memerah. Ia berpikir itu mungkin karena suhu udara yang sedang dingin. Tapi karena melihat hal itu, ia tidak bisa melewatkan kesempatan untuk merayu Bao Yu...

"Apakah kau memikirkan sesuatu yang lain?" Kata Athanasia memperlihatkan wajah centilnya. Biasanya ia tidak seperti itu! Akan tetapi karena itu Bao Yu, Athanasia selalu merasa nyaman untuk menunjukkan sosok dirinya yang sebenarnya.

"A...apa? Memang a...aku memikirkan apa?" Bao Yu tampak terbata-bata.

"Hahahaha..." Athanasia terbahak-bahak melihat Bao Yu yang salah tingkah. "Kau tidak perlu menunjukkan sikap konyolmu itu... Aku tahu kau tidak pernah menganggap ku sebagai seorang wanita. Tapi jika melihat mu tersipu malu seperti itu, bisa saja aku akan berpikir kau menaruh hati padaku!" Tambah Athanasia sambil membersihkan air mata yang keluar karena tawanya.

Bao Yu tampaknya memasang wajah serius. Ia tidak suka melihat Athanasia tertawa begitu rupa. Entah mengapa hatinya sedikit perih ketika Athanasia menyadarkan dirinya untuk tetap menjaga perasaannya tetap diam, untuk wanita yang ada dihadapannya itu.

"Hei, apa aku salah bicara?" Athanasia menghentikan tawa yang menggelitiknya dan fokus dengan ekspresi wajah Bao Yu yang tampak tidak bersemangat.

"Aku akan keluar sebentar..." Bao Yu tidak bisa menatap wajah Athanasia dan memutuskan untuk menghirup udara segar.

"Ada apa dengannya?" Gumam Athanasia lalu membaringkan tubuhnya ke atas alasan tikar yang ada di dalam ruangan itu.

'Ibu... sebentar lagi aku akan sampai pada tujuanku. Aku pasti akan menguasai ilmu pengobatan yang luar biasa... Ibunda tunggu saja, kitab itu akan kutemukan segera!'

Athanasia bergumam dalam hatinya sambil menatap langit-langit kamar yang tampak kusam. Ia lalu menutup matanya perlahan merasakan kehangatan saat ibunya mendekap tubuhnya, saat ia masih sangat belia.

**

'Hah... Jika saja aku lebih tua darimu, mungkinkah aku bisa menjadi lebih dari sekedar saudara? Benar kata pepatah, jika kau akan jatuh hati pada seseorang yang menghabiskan banyak waktu denganmu! Sekarang aku tidak lagi bisa memungkiri hal itu...'

Sudah sejak lama perasaan itu muncul begitu saja di hati Bao Yu. Entah karena perhatian yang Athanasia berikan ataupun sebaliknya. Mereka berdua menjadi terbiasa satu sama lain, bahkan bisa dikatakan lebih dekat dari seorang teman.

Ikatan itu tidak mudah diputuskan begitu saja, karena mereka telah bersama-sama melalui suka dan duka dalam 10 tahun terakhir. Oleh sebab itu, bersikap egois adalah hal yang harus Bao Yu hindari. Menyatakan cintanya bukanlah hal yang harus ia lakukan...

~To be continued


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C32
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login