Download App
23.84% Athanasia dan Pangeran Jayden / Chapter 31: Pengobatan

Chapter 31: Pengobatan

Saat mereka telah tiba di rumah wanita paru baya tersebut, Athanasia dengan cepat memeriksa kondisi dari putra ibu itu.

Athanasia terkejut mendapati anak tersebut dengan gejala yang belum pernah di temuinya. Bibir anak itu berwarna kebiruan, dan denyut jantung lemah dan tidak teratur. Tubuhnya mengatuk atau lemas, ia juga menggigil terus-menerus karena merasa kedinginan. Napasnya pelan dan pendek, penurunan kesadaran, seperti kebingungan. Pupil mata yang melebar dan tubuh menjadi kaku dan sulit bergerak. Dan yang paling penting, saat tubuhnya di sentuh, aura dingin yang kuat terasa di tangan yang menyentuh tubuhnya.

"Sudah berapa lama kondisinya seperti ini?" Tanya Athanasia.

"Itu... kondisinya tidak seperti ini saat saya tinggalkan 1 minggu yang lalu!" Kata wanita paru baya tersebut dalam keadaan cemas dan tidak tahu untuk berbuat apapun.

'Anak yang kuat... bagaimana dia bertahan dalam kondisi seperti ini?' Gumam Athanasia di dalam hatinya...

"Ambilkan aku semua selimut yang ada di kediaman ini..." Ujar Athanasia.

Wanita paru baya itu membeku dan gemetaran melihat anaknya. Ia seakan mematung karena berpikir bahwa ia telah berbuat salah dengan meninggalkan anaknya sendirian.

"Apa yang anda lakukan? Cepat ambilkan semua selimut yang ada di dalam rumah ini." Kata Athanasia sedikit menekan saat melihat ibu tersebut menjadi linglung.

Athanasia lalu melihat ke arah Bao Yu yang juga lagi duduk memeriksa anak itu. Mata mereka kemudian saling berpapasan dan serentak mengangguk seperti mempunyai pemikiran yang sama.

Bao Yu lalu segera menyalakan api perapian di dekat ranjang anak tersebut untuk menghangatkan ruangan itu.

Athanasia juga bergerak mengambil 2 ruas zingiber officinale, dicuci dan digeprek. 1 ruas cinnamomum verum, 5 butir amomum compactum, 3 kembang bunga illicium verum Hook, syzygium aromaticum, dan yang terakhir aren secukupnya.

Semua bahan-bahan tersebut di rebus dalam 1 liter air dalam tungku spesial yang dimiliki oleh Athanasia. Disamping itu, Bao Yu menghangatkan tubuh anak itu dengan memberikannya selimut yang diambil oleh tuan rumah, dengan sedikit menekan-nekan selimutnya untuk memberikan kehangatan.

"Apakah anak saya akan baik-baik saja?" Tanya wanita paru baya tersebut dengan cemas, sambil meremas-remas jari jemari tangannya.

"Nyonya bisa tenang. Kami telah melakukan pertolongan pertama yang dibutuhkan." Ujar Bao Yu menenangkan.

"Terimakasih banyak... sungguh..." Kata wanita paru baya itu lagi-lagi membungkuk.

Bao Yu hanya bisa membawa tangannya naik turun untuk memberitahukan bahwa wanita itu tidak perlu sampai membungkuk seperti itu. "Anda tidak perlu melakukan itu, nyonya. Kami yang berterimakasih karena nyonya telah membantu kami masuk ke dalam kerajaan ini." Ujar Bao Yu.

Mendengar perkataan Bao Yu, tampaknya samar-samar wanita itu tersenyum miring. Entah rencana jahat apa yang ada di dalam hatinya!

"Cepat suapi anak ini dengan ramuan yang telah ku buat..." Ujar Athanasia menyodorkan ramuan hasil campuran dari berbagai macam tumbuhan, untuk menghangatkan tubuh anak itu.

Bao Yu melihat ramuan yang ada di atas tangan Athanasia dengan sedikit tanda tanya...

"Sudah aku hangatkan kok!" tambah Athanasia lagi, karena tahu isi pikiran dari Bao Yu. Sebab biasanya jika Bao Yu sakit, Athanasia akan memberikan ramuan yang belum dihangatkan. Sehingga kadang kala lidahnya akan menjadi sedikit terbakar karena ulahnya!

"Baiklah... Mana mungkin kau akan jahil kepada anak ini dengan memberikannya ramuan yang masih panas..." Bao Yu lalu mengambil ramuan itu dari tangan Athanasia dan menyuapinya ke dalam mulut anak tersebut.

Athanasia tersenyum kecil ketika melihat ekspresi Bao Yu saat teringat kejadian saat dia sakit, dimana Athanasia memberikannya ramuan yang masih sangat panas.

"Kapan putra saya akan siuman?" Tanya wanita itu ragu-ragu.

"Dia akan membaik besok pagi. Nyonya tenang saja... Setelah meminum ramuan yang saya racik, ia akan merasa lebih baik." Ujar Athanasia meyakinkan.

Wanita paruh baya tersebut memandangi anaknya dengan belas kasihan, seperti perasaan hancur karena tidak bisa menggantikan posisi anaknya yang sakit.

"Ano... Nyonya bisakah anda menceritakan kepada kami mengapa kerajaan ini tidak menerima warga dari luar?" Tanya Athanasia dengan serius.

Wanita paruh baya itu lalu membawa Athanasia duduk tidak jauh dari ranjang anaknya. "25 tahun yang lalu kerajaan ini adalah kerjaan yang hangat dan banyak dikunjungi orang dari berbagai pelosok negeri. Akan tetapi saat kerjaan Mork beraliansi dengan kerajaan Zianem untuk merebut segala yang dimiliki oleh kekaisaran ini. Dan Putri kerajaan mengeluarkan semua potensinya untuk menghentikan peperangan. Saat perang berakhir, putri satu-satunya dari Raja Eros dinyatakan menghilang dan ditemukan menjadi gila setelah 10 tahun kemudian. Hal itu membuat kaisar Malik yang merupakan kakak angkat putri menjadi sangat geram dan mentitahkan untuk membunuh semua warga asing dari kerajaan. Sejak hari itu, tidak ada lagi warga asing yang diperbolehkan untuk masuk!"

Wanita paru baya itu menceritakan kisah singkat kerajaannya, sambil mengingat masa lalu yang begitu tragis.

"Lalu bagaimana kami bisa masuk sebagai budak?" Tanya Athanasia. Disisi lain disaat yang bersamaan, Bao Yu juga memperhatikan cerita yang ibu itu lontarkan.

Sepasang mata dari wanita paruh baya itu melihat ke arah Bao Yu dan Athanasia. "Itu karena kaisar memperbolehkan untuk mengambil budak dari luar kerajaan. Kami boleh melakukan apa saja terhadap budak yang kami ambil dari warga kerajaan lain, tanpa ada hukum yang kuat untuk melindungi budak tersebut. Dan lagi, sebuah aib bagi kami jika kami menjadikan warga sendiri sebagai budak."

"..."

"Akan tetapi, budak tersebut harus mati setelah 1 minggu melayani kami!" tambah wanita paruh baya tersebut dengan wajah jahatnya.

Sontak Athanasia dan Bao Yu terkejut! Melihat hal itu, wanita paruh baya tersebut lalu mengubah ekspresi wajahnya. Ia tersenyum ramah sambil mengatakan: "Aku hanya bercanda untuk kata-kataku yang terakhir!"

Bao Yu lalu menghembuskan nafas pertanda lega, namun Athanasia menyimpan hal itu di dalam hatinya sambil tersenyum kikuk.

"Apa kalian menginginkan teh hangat? Saya akan membuatkan teh khusus dari kerajaan Empire... Tunggu sebentar..." Wanita paruh baya itu beranjak dari kursinya dan pergi untuk memasak sebuah air di perapian yang menyala.

Beberapa menit setelahnya ia datang dengan 3 gelas teh labu hangat...

"Silahkan dinikmati..." Ujar wanita paruh baya tersebut menyeduhkan teh itu di hadapan Athanasia.

"Tuan, marilah duduk bersama kami." Tambah ibu itu lagi.

Bao Yu lalu berdiri dan berjalan ke arah meja tidak jauh dari ranjang anak tersebut. Karena tampaknya anak itu telah melewati masa kritisnya, sehingga mereka bisa bersantai.

"Tuan anda terlihat seperti orang dari kota ini. Saya bahkan sempat mengira bahwa anda adalah warga kerajaan Empire. Jika boleh tahu, dari manakah anda berasal?" Tanya ibu itu kepada Bao Yu, sebab terlihat bahwa rambutnya hitam pekat seperti kedua bola matanya.

~To be continued


CREATORS' THOUGHTS
Pom_Pong Pom_Pong

Komentar teman-teman sangat berarti buat Author yang masih dalam tahap belajar. Smile...

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C31
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login