"Tunggu sebentar," gumam Dad sebelum berdiri. Sesaat kemudian Ia kembali lagi membawa segelas darah baru. "Yang ini tanpa campuran wine. Sepertinya tubuhmu belum menyesuaikan diri dengan darah campuran."
Aku mengangguk lemah lalu menerima gelas itu dari tangannya. Dad beranjak untuk membersihkan muntahan darah di depanku, padahal aku yang memuntahkan darah itu tapi wajah Dad saat ini kelihatan lebih pucat dariku.
"Apa kau bisa mencobanya sedikit?" tanyanya saat menyadari aku belum meminum darah di gelasku sama sekali.
Aku mengangguk lagi lalu menempelkan pinggiran dingin gelas di tanganku ke bibirku. Tapi aku tidak langsung menenggaknya karena aku baru menyadari aroma darah di gelas ini tercium sedikit janggal.
Aromanya sama sekali tidak manis seperti darah Alexei... malah bau anyirnya membuatku semakin mual.
"Dad," ucapku perlahan lalu menatapnya lekat-lekat. "Darah apa ini?"