Andrew terus saja memperhatikan Joe yang terlihat begitu frustasi. "Ada apa dengan wajahmu itu?" tanyanya dengan suara lirih dengan tatapan yang begitu dingin. Seolah sedingin salju di Kutub Utara.
"Sebenarnya aku ingin segera menendang keluar mereka bertiga. Namun ada satu hal yang belum bisa ku lakukan. Aku belum menemukan seseorang yang bersedih menanamkan modalnya di perusahaan ini. Lagian aku tak mungkin menjual aset hanya untuk membeli kembali saham mereka bertiga," keluh Joe dengan wajah yang terlihat sangat frustasi.
Akhirnya Andrew mengerti kekhawatiran di wajah Joe sejak tadi. Ternyata Joe terlalu mengkhawatirkan 25% sahamnya. Andrew mengulas sedikit senyuman di wajahnya lalu memandang lelaki yang sedang duduk di sebelah Ken dengan wajah cemas. "Minta saja istriku untuk membeli 25 % saham itu," cetus Andrew sambil senyum-senyum melirik Clarissa.