"Kau tidak apa-apa?"
Morgan menepuk bahu Alita, gadis Vampir itu menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku merasa lega, terima kasih karena kau mengenali Ayahku."
Alita melirik Thomas yang berdiri di sisi Iris, laki-laki itu tersenyum simpul.
"Dia mirip Helios, sama cerewet dan tidak tahan untuk tidak membocorkan sesuatu yang penting, karena itulah aku mengenalinya."
Iris tertawa pelan, memang benar saking miripnya dua orang itu ia hampir berpikir bahwa yang ada di depan mereka tadi adalah Helios, bukan Derrick.
"Baiklah, ayo kita berjalan lagi."
Thomas memberi isyarat setelah memasukkan peta sihir ke dalam saku rompinya, mereka berempat kembali berjalan beriringan menerobos para roh yang bergerombol.
Hingga Iris merasakan jika kedua kakinya akan membeku, mereka tiba di tanah berpasir merah yang lapang, keluar dari para roh yaang bergerombol dan beranjak ke arah lain.