"Cherry!" langkah kaki Cherry terhenti ketika tiba-tiba dia dihadang oleh dua kaki. Mata gadis itu terlihat terkejut dan si penghadang pun merasakan hal yang sama. Bukan karena ikut terkejut juga, tapi karena dia merasakan begitu menumpuk rasa rindu itu kepada gadis itu, sehingga perasaannya terasa tak bisa dibendung.
"Berry!" Cherry mundur satu langkah dan seolah sedang menghindari lelaki itu. Berry merasa sakit dengan perlakuan Cherry yang seperti itu kepadanya. Tapi sudahlah, dia tak akan bisa merubah apapun sekarang. Tatapannya begitu dalam keinginan untuk mendekap erat Cherry terasa menggebu di dalam kepalanya. Benar memang apa yang dikatakan Pidi Baiq dalam bukunya, jika rindu itu berat. Lalu kenapa dia tak melepaskan saja jika berat itu menjadikan beban nyata dalam hidupnya?