Mo Qing bangkit berdiri dan berjalan menuju meja tempat Gu Xiaoran berada. Dengan lembut dia menyentuh wajah gadis itu, lalu tangannya perlahan-lahan turun ke bawah menyusuri lekuk indah tubuhnya.
"Lin Yizhi hanya ingin dia tidak sembarangan dan lebih serius dalam menangani pekerjaannya saja. Hal itu juga dengan tujuan baik agar kedua pihak dapat saling diuntungkan secara maksimal. Mungkin itu sebabnya Han Ke sekarang memberiku hadiah ucapan terima kasih. Hadiah sebagus ini mana mungkin aku tolak," tutur Mo Qing sambil tersenyum tipis.
"Dasar tidak tahu malu!" ejek Gu Xiaoran.
"Aku kan pernah bilang padamu. Sekalipun kamu tidak mencariku, dia pasti akan memberikan dirimu untukku. Gu Xiaoran, kamu sendiri yang menempatkanmu di posisi ini. Jangan salahkan aku," kata Mo Qing sambil tersenyum puas penuh kemenangan.
Gu Xiaoran tercekat dan tidak dapat berkata apa-apa lagi saat ini. Dia benar-benar terpukul mengetahui kebenaran di mana Han Ke menilai dirinya sama dengan nilai proyek seharga 30 juta Yuan dan membuatnya melakukan hal seperti ini.
Mo Qing dengan perlahan menarik simpul pita pada pinggang Gu Xiaoran Kini gadis itu telah bangun, jadi sudah saatnya baginya untuk membuka hadiah spesialnya tersebut. Tangannya yang satu sibuk meraih sebuah remote control dan menekan beberapa tombol. Beberapa layar proyeksi pun terlihat turun secara perlahan-lahan. Layar-layar ini memungkinkan dirinya untuk melihat detail isi ruangan kantor dari semua sudut dan sisi.
Gu Xiaoran memandang layar-layar itu dan mendapati dirinya terpampang di sana dari berbagai sisi. Seketika itu juga dia merasakan penghinaan tingkat tinggi yang jauh melebihi dari yang sebelumnya dirasakannya. Hal itu membuat ekspresi wajahnya berubah seketika. "Cepat matikan," ucapnya dingin dan terdengar sangat ketus.
"Gu Xiaoran, kamu harus memerhatikan dengan baik. Melihatnya dengan jelas dan teliti, bagaimana aku memasukimu. Dan juga melihat dengan jelas bagaimana sebenarnya tubuhmu menikmati hal itu," balas Mo Qing dengan santai.
"Aku tidak ingin melihatnya." Gu Xiaoran sudah tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Perasaannya bercampur aduk jadi satu saat ini.
"Kalau kamu tidak mau melihatnya, aku akan menunggu setelah sesi panas kita berakhir, lalu membuat salinannya dan memberikannya pada Han Ke. Tentu saja untuk memberitahunya bahwa aku sangat menyukai hadiah darinya ini," ancam Mo Qing sambil tersenyum licik.
"Apa yang sebenarnya kamu inginkan?" tanya Gu Xiaoran dengan nada penuh kebencian.
"Aku hanya ingin menunjukkan padamu seberapa besar yang Han Ke rela lakukan hanya untuk menyenangkan hatiku," jawab Mo Qing. Suaranya terdengar merdu dan menyenangkan. Namun, kata-kata yang diucapkan justru sebaliknya, begitu jahat dan kejam. Dia kemudian berdiri di depan meja sambil membuka satu per satu kancing kemejanya, lalu menekan tubuhnya ke arah tubuh Gu Xiaoran yang tidak berdaya.
"Kamu bilang kamu akan membiarkan aku pergi," ucap Gu Xiaoran dengan lirih. Dia tidak dapat tahan lagi menerima perlakuan seperti ini.
"Saat ini, kamu hanyalah hadiah seharga 30 juta Yuan," ucap Mo Qing dengan datar. Dia telah menatap tubuh semampai yang terlihat mulus dan menggoda itu selama 20 menit. Dan selama 20 menit itu juga, dia harus menahan diri untuk tidak menerkam Gu Xiaoran. Jika bukan karena dia menginginkan gadis itu untuk mengingat setiap momen secara mendalam, dia pasti tidak akan menunggu hingga saat ini.
"Han Ke juga punya hati. Tidak bisakah kamu tidak berperilaku sekeji ini?!" seru Gu Xiaoran. Wajahnya terlihat pucat menahan amarah dan matanya terlihat memerah karenanya.
"Tunggu kamu menyesal nanti dan memohon padaku, maka aku akan menolongmu," tutur Mo Qing sambil menatap Gu Xiaoran lekat-lekat. "Namun sekarang, kamu hanya dapat menerima semua hal ini saja. Salah siapa jika tunanganmu itu menghadiahkanmu untukku seperti ini."
Gu Xiaoran sudah tidak tahu lagi harus bagaimana agar Mo Qing mau melepaskannya. Hatinya begitu teriris-iris mendapatkan perlakuan bak hewan peliharaan yang dapat dengan mudahnya dipindah tangankan seperti ini. "Aku ini juga manusia yang punya hati. Bisakah kalian tidak memperlakukanku seperti ini?" ucapnya lirih.
"Kamu sendiri yang memilih tunanganmu itu. Aku sudah memberimu kesempatan dan kamu menyia-nyiakannya. Jadi menurutmu, siapa yang harus disalahkan atas hal ini?" ujar Mo Qing yang sama sekali tidak peduli.
"Mo Qing, kamu benar-benar brengsek!" Maki Gu Xiaoran pada Mo Qing. Memberiku kesempatan katanya? Maksudnya kesempatan untuk memilih antara pria brengsek seperti Han Ke atau binatang buas seperti Mo Qing? Apa itu dapat disebut sebagai suatu pilihan? Keterlaluan! Makinya dalam hati.
Mo Qing tidak lagi menghiraukan Gu Xiaoran, dia segera menundukkan kepalanya dan mencium bibir gadis itu. Saat bibirnya menyentuh bibir gadis itu, rasanya bagaikan disengat oleh aliran listrik pada seluruh tubuhnya. Kelopak matanya terlihat turun secara perlahan, hingga akhirnya terkatup sempurna. Bibirnya semakin dalam menikmati bibir gadis itu dan melumatnya dengan sempurna. Namun tiba-tiba ponsel di saku celananya bergetar. Dia melepaskan pagutan pada bibir gadis itu dan melihat nama Cheng Xiaoyue muncul pada layar ponselnya.
"Aku punya kabar baik dan kabar buruk. Mana yang ingin kamu dengar terlebih dahulu?" ucap suara dari seberang telepon.
Mo Qing mengerutkan keningnya. Dia terlihat menekan tombol pada ponselnya, lalu melemparkan ponselnya itu ke atas meja. Setelah berpikir beberapa saat, dia akhirnya menentukan pilihannya. "Berita buruk terlebih dahulu," katanya singkat.
Mendengar pilihan Mo Qing, Cheng Xiaoyue dengan semangat berkata, "Pasporku telah jadi. Sewaktu kamu kembali ke Amerika nantinya, aku juga akan ikut denganmu ke sana untuk menemui ayahku. Dan kamu harus mentraktirku makan makanan mewah di sana. Bagaimana? Apa cukup mengagetkanmu?"
Mo Qing tidak menanggapi pertanyaan gadis itu. Dia kembali mengerutkan keningnya lalu bertanya, "Lalu apa kabar baiknya?"