Dua jam kemudian.
Samael, Atira, dan juga Laelia sudah berada di kasur dalam posisi Samael di tengah yang diapit oleh dua bumil itu.
Dua wanita itu sudah menutup mata mereka, tapi hanya Samael yang tetap terjaga sembari menatap langit-langit kamar dengan pikiran kosong.
"Buat target, rencanakan dengan sempurna, masukkan dana modal secukupnya, bentuk koneksi, pasarkan modal perusahaan, berikan produk asli dan jadi ke khalayak luar....Pada intinya, lakukan yang terbaik, berikan usaha semaksimal mungkin, dan hasilkan sebanyak-banyaknya."
"Sejak dulu selalu seperti ini...."
"....Apakah kau memikirkan sesuatu, Samael?"
Suara dari Laelia yang sangat tenang dan lembut itu membuat Samael menoleh kesamping.
Melihat mata biru cerah istrinya, Samael bertanya: "Kurasa lebih tepat mengatakan bahwa aku merencanakan sesuatu."
"Tentang Chelsea?"
"Kenapa kau membicarakan dia?"
Laelia bergerak sedikit saat menggerakkan tubuhnya yang berat, dan dengan hati-hati dia menempatkan posisi perutnya ke lengan Samael.
Akhirnya dengan posisi yang pas, Laelia bisa menatap mata Samael dengan tepat: "Chelsea adalah wanita yang keras. Tapi tadi, aku bisa melihatnya, dia kacau di dalam dan memiliki banyak tekanan."
"Mataku selalu sangat baik membaca seseorang, dan itu pasti ada kaitannya denganmu, bukan?"
Samael menutup matanya dan berbisik, "Menurutmu begitu? Sayangnya, menurutku itu bukan karenaku. Chelsea adalah wanita yang tidak mau kalah, kipasi saja apinya sedikit dan dia akan bergerak....Itu saja."
"Hmmm....Jadi kau mengakuinya kan, kalau alasan Chelsea berbohong adalah karenamu?"
".....Sebenarnya itu bukan urusanku apa yang akan dia lakukan. Aku hanya tidak menyukai dia, itu saja."
"Ingin membalas dendam?"
"Kau pikir aku anak kecil?" Samael akhirnya membuka matanya dan menatap mata tenang Laelia: "Hanya anak kecil yang akan balas dendam hanya karena alasan seperti itu. Bahkan jika itu musuh perusahaan, tidak ada yang namanya balas dendam."
"Di Dunia kami, hanya orang kelas bawah yang melakukan balas dendam...karena lebih baik berpikir masalah selanjutnya dibanding berhenti hanya karena satu orang. Ditambah....Kami hanya memiliki dua kata "Saling Memanfaatkan", itu saja....Kalah maka kalah, dan menang ya menang."
"Melakukan balas dendam, itu hanya bagi mereka yang kualitas pendidikannya rendah."
"Selama itu menguntungkan, bahkan musuh dari nenek buyut akan menjadi rekan sementara. Ini adalah Dunia busuk, jadi bahkan jika aku membenci Chelsea atas apa yang dia lakukan dulu ketika aku masih muda, aku masih ingin memanfaatkannya."
"...."
Chelsea menghembuskan nafasnya dan akhirnya mengatakan, "Kau sebenarnya memancing Chelsea untuk naik ke posisi yang sama seperti dia di Dunia sana? Untuk apa? Keuntunganmu semata?"
"Samael Duodere yang kukenal adalah pria yang mempesona, hangat, pengertian, memiliki belas kasih yang besar, seolah dia adalah permata paling berharga di Dunia dan sesuatu yang bersinar paling terang di permukaan....Di sisi lain, dia adalah lumpur paling berdosa, menggelamkan semuanya kedalam keburukan, tujuh dosa paling murni, dan juga pria yang melakukan apapun hanya demi dirinya sendiri...."
"Samael, aku tahu kau ingin membuat Chelsea bersinar, tapi apakah itu karena kau ingin memanfaatkannya di masa depan?"
"Kau menolaknya?" tanya Samael dengan mata kosong yang jelas.
Chelsea mengangguk, dan tiba-tiba dia merubah posisi dan menindih Samael sehingga perut besarnya menimpa kecil tubuh Samael.
Disana dia berkata, "Aku tidak ingin Chelsea seperti itu, dia layaknya boneka yang kau gerakkan, manusia bukanlah boneka!"
"Ditambah, apakah kau merasa Chelsea akan bahagia karena hal seperti uang, tahta, dan kekuasaan? Tidak! Dia pasti akan menderita di masa depan sayang..."
"Sudah kubilang, itu bukan urusanku." Samael menyentuh pipi Laelia dan berkata lagi: "Lagipula, benih sudah ditanam. Apakah kau ingin menggalinya? Itu sangat susah, dan aku tidak mengizinkanmu melakukan itu."
Pupil mata Laelia bergetar, dan apa yang dia lihat sekarang adalah sosok Samael yang benar-benar sama ketika masih di Dunia sana...
Tidak ada belas kasih, semuanya hanya demi dirinya, dan orang lain hanya seperti mainan baginya!
Laelia memang menyukai semua sisi Samael pada waktu itu...Tapi pada saat ini, selama setahun dia di Dunia ini, dia menyadari bahwa apa yang dia dulu suka ternyata sebuah mesin yang tidak bernyawa!
"Aku berhak menolak!" Laelia kemudian berkata setelah memberikan ciuman pada suaminya: "Dan aku pasti akan membuatmu kalah, suamiku. Chelsea akan tetap menjalani kehidupan yang dia inginkan, bukan kehidupan yang kau atur!"
"Atas alasan?"
"Alasannya? Karena dia manusia!" Laelia kemudian menutup matanya: "Itu saja, alasannya cukup bukan?"
"Dan sayang....Alasan kau mendesak Chelsea, pasti ada alasannya dengan hal yang kau rahasiakan dari kami berdua istrimu bukan?"
"Aku tidak memiliki apapun untuk dibicarakan kepada kalian sekarang."
Laelia tersenyum lembut mendengarnya, "Ini sisi yang aku sukai darimu. Tidak apa-apa jika tidak memberitahu kami sekarang...itu karena kau takut kejadian buruk pada kandungan kami kan?"
"...."
Tidak mendengar jawaban dari Samael, Laelia hanya bisa menutup matanya untuk tidur dan memberikan salam terakhir di malam itu:
"Terima kasih karena perhatian ini, suamiku. Selamat malam."
"Ahh, selamat malam. Mimpi yang indah."
-------------------
Bermain selama tiga hari dua malam memang menjadi kenangan yang hebat bagi semua orang, termasuk Samael yang diam-diam bercinta dengan Kalika beberapa kali di beberapa kesempatan.
Bahkan Agnes ternyata masih ingat dengan apa yang Samael lakukan padanya waktu mabuk itu...
Itu membuatnya menjadi sasaran Samael dan Kalika, dan entah apa yang terjadi, pertarungan malah menjadi 2Vs1 pada saat itu~
Setelah mereka kembali ke kehidupan sibuk dan cepat mereka, meski terlihat biasa saja dan normal seperti biasanya bagi orang biasa, tapi bagi pihak Lucy dan Kalika... atau lebih tepatnya pada keseluruhan perusahaan mereka, pada tiga hari mereka berlibur, terjadi sesuatu yang menakjubkan !
Kalika terlihat santai dan tenang karena dia tahu apa, siapa, kenapa ini terjadi.
Tapi Lucy, dia benar-benar harus bekerja keras untuk mengamankan prospek saham mereka agar tidak anjlok.
Adapun Samael sendiri, dia sudah memulai perusahaannya sendiri dengan sangat cepat, tepat, dan targetnya sangat dia teliti dengan baik sehingga apa yang terjadi pada kekacauan Wall Street menjadi pijakan kuat darinya.
Pada dasarnya, dengan kekacauan ini, ditambah dengan penggunaan dana perusahaan keluarga Har, perusahaan Samael yang pada saat ini berfokus pada barang kosmetik menjadi sesuatu seperti Perusahaan yang harus diwaspadai.
Singkat cerita, terjadi banyak hal pada saat itu terjadi.
Dan akhirnya dua bulan berlalu dengan cepat, dimana perusahaan Samael akhirnya Go Public secara mandiri dan memanfaatkan banyak prospek modal, Samael mencakup banyak perusahaan lainnya dan mendirikan "La Satia Group" dengan total aset sebanyak 70 Miliar Dolar, dan fluks saham sebesar $145,67 yang sangat menakjubkan!
Banyak perusahaan bekerja sama dengan La Satia Group, karena itulah fluks indeks saham mereka tinggi.
Sayangnya bagi Samael ini masih kecil, tapi jika dilihat dari masa waktu pembentukan, perusahaan ini benar-benar prospek yang menjanjikan!
Dan satu hal lagi....
Dua bulan, artinya usia kandungan Laelia sudah mencapai masa terakhir!
Terutama pada siang hari ini, Samael yang berada disamping Laelia sedang memegang tangannya erat, dan wajah khawatir terlihat jelas di wajah pria yang sudah menikmati banyak garam kehidupan.
Tapi mendengar rintihan kesakitan Laelia saat akan melahirkan dibawah bantuan beberapa dokter profesional...
Dia tidak tahan!
"Sayang, bertahanlah!"
"Aghhhh...Huh, huh, huh...Ngghhhhhhhhh...."
Samael merasa hatinya sakit melihat perjuangan Laelia. Bahkan ketika darah muncul karena cengkraman Laelia yang kuat pada tangannya, dia tidak peduli!
Dia menatap wajah pucat kesakitan Laelia, dan kemudian menatap ke sisi perut besarnya yang merupakan tempat awal dimana dua putrinya akan keluar sekarang!
Setelah beberapa menit perjuangan, akhirnya....
"Uwaaa....Oooowaaaa.....Ueeeekkk...."
"Bawakan air hangat dan selimut, cepat !!!"
Dokter wanita itu berteriak pada asistennya, tapi Samael segera berteriak: "Dokter! Masih ada satu lagi!"
"Ahhh, aku tahu! Suami disana diam! Kembar bukan ?! Aku pernah melakukan persalinan kembar tiga jadi diam saja dan bantu istrimu !!!"
"Maaf, terlalu gugup! Lanjutkan dokter !!!" Samael hanya bisa patuh kepada dokter wanita itu.
"Ahhh! Nyonya, tarik nafas...tenang, lalu dorong !!!"
"Aaaakkhhh....Nmmmhhhhhggggg, Aaaaaaaaahhhhhhhhh.....Nggh...Hah, Hah, Hah, Sayang, sayang....Nghhhhh...Woooghhhhh...."
Samael mencengkram Laelia lebih erat lagi, dan akhirnya setelah perjuangan lelah selama beberapa menit tambahan...
"Uwaaaahhhhhhh...."
Teriakan bayi lainnya terdengar, dan akhirnya Laelia jatuh lelah ke kasur saat menutup matanya pelan karena kelelahan.
Samael yang berdiri berbisik lembut, "Sayang, sayang...kau baik-baik saja kan? Jawab aku, sayang..."
"Huf...Huhh, Ya...Aku, tidak...hanya, lelah..." jawab Laelia dengan matanya yang terlihat akan tertutup kapan saja.
Dokter sendiri, dia menarik plasenta sang bayi, kemudian setelah dia membasuh sang bayi dan menyelimuti tubuh kecilnya dengan handuk hangat, dia membawa kedua putri kecil itu ke pelukan Laelia yang kelelahan.
"Selamat Nyonya, dua putri yang imut dan cantik....Tapi..."
Samael dan Laelia sendiri terkejut, bahkan mereka tahu kenapa ada kata "tapi" dari mulut Dokter disana.
Karena kedua putri mereka, memiliki rambut putih dan mata ungu...
"Nyonya, dan Tuan ini....mungkin agak kasar tapi, dua putri Anda sepertinya, menderita....Albino."