Keesokan Harinya.
Freya saat ini diam-diam melihat ke arah luar jendela dimana terlihat bahwa jalanan masih penuh dengan semarak festival tadi malam.
Mengingat malam tadi, itu memang pertunjukkan yang hebat. Sayangnya kemarin, Finri mengantuk di tengah jalan sehingga dia hanya bisa membawanya kembali lebih dulu.
Meskipun disayangkan, tapi melihat wajah tidur gadis kecil itu tadi malam, itu tidak bisa membantu tapi membuat Freya menghilangkan rasa kesalnya karena tidak bisa melihat lanjutan penampilan kemarin malam.
"Bahkan tanpa mengatakan apapun, semua pedagang akan menggunakan tiga hari libur ini untuk meraup untung, dan benar saja...Rencana Samael berhasil."
"Dengan begitu banyak dagangan dan area-area yang dihiasi ini, semangat festival masih terasa bahkan di pagi hari."
"Ini juga akan merangsang ekonomi. Sungguh, seberapa jauh kau merencanakan ini semua?"
Freya menggelengkan kepalanya dan akhirnya dia berjalan lagi ke arah ruangan dimana Finri berada.
Lorong di istana sebenarnya sangat sepi sekarang, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada beberapa pelayan atau bahkan pejabat yang berkeliaran disana.
Bagaimanapun, Samael mengatakan akan mengadakan audien untuk para musisi yang menarik perhatiannya pada hari terakhir festival.
Jadi harus ada persiapan sedini mungkin, bukan?
Setelah berjalan beberapa menit, Freya akhirnya sampai di ruangan khusus milik Finri.
Tanpa ragu dia membuka pintu, dan apa yang dilihat adalah ruangan yang gelap karena gorden jendela masih tertutup.
Ditambah saat dia melihat gundukan selimut di kasur, Freya menghela nafas dan berkata: "Putri, matahari sudah berada di langit sejak lama, waktunya bangun!"
"Jangan lupa bahwa hari ini adalah hari dimana Anda harus mempelajari etiket kerajaan!"
Wush...
Freya membuka gorden, dan sinar matahari langsung menyinari ruangan itu untuk mengusir kegelapan!
Disaat yang sama dia langsung menarik selimut di kasur, dan hasilnya...
"Hah?"
Freya terkejut bahwa apa yang ada dibawah selimut itu ternyata adalah banyak pakaian yang dibundel menjadi bola !!!
Wajah pelayan sempurna ini langsung berubah dan dia langsung melempar selimut itu!
Dia berlari kembali ke arah pintu dan berteriak, "Putri Finri !!!!––"
Sementara itu, di kejauhan lorong istana, seorang gadis kecil dengan pakaian indah tiba-tiba menegakkan tubuhnya saat mendengar teriakan ini!
Kebetulan ada pelayan laki-laki tua yang juga kebetulan mendengar teriakan ini, dan tanpa sadar dia melihat tikus kecil di depannya....
Finri dengan panik menutupi wajahnya dan berkata, "E-Eh...Um, Kakek, aku tidak terlihat. Finri, poh, Fusion harus pergi dulu, Da Dah~"
Pelayan itu melihat kepergian tikus kecil itu yang terburu-buru dengan mulut berkedut, tapi disaat yang sama dia juga merasa nostalgia.
Dia mengingat masa-masa kecil para putri dan pangeran yang terdahulu, dan dia tidak bisa menahan diri untuk berkata: "Yaa, inilah suasana yang dulu hilang dan kembali sekarang."
Adapun Finri, dia berlari kecil sambil menarik roknya dan mengeluh: "Freya bodoh, sudah kubilang, Finri tidak mau pergi belajar!"
"Bukankah menyenangkan untuk bermain di luar sana? Finri juga mau beli permen kapas disana !!!"
"Hm Hm Hm~"
Meskipun berlari, gadis ini masih sempat-sempatnya untuk menyanyikan lirik kecil disana~
Tapi...
"Eh? Finri?"
Teriakan itu terdengar lagi, dan Finri yang terkejut akhirnya ketakutan dan kebingungan sekarang!
Dia tidak menyangka bahwa dia akan ketahuan sebegitu cepatnya!
Latifa yang ada di depannya sekarang hanya tersenyum melihat Finri yang ketakutan, dan dia hanya bisa tersenyum kecil.
10 dari 10 dia tahu apa yang coba dilakukan gadis kecil ini~
Karena itu dia berjongkok dan bertanya lembut, "Apakah Putri kecil ini ingin kabur?"
"Um! ...Tidak! Finri, ya! Finri ingin ke kamar Kakak sekarang !!!"
Ah?! Kenapa aku mengatakan itu !!!
Finri menyesali untuk mengatakan ini, karena dia tahu 100% bahwa wanita ini akan mengantarnya ke kamar Samael sekarang!
Jika itu terjadi....Uuuuu, Freya akan menangkapku !!!
Harus lari!
Dengan pemikiran ini, Finri langsung kabur dengan cepat, dan Latifa disana hanya tertawa sambil diam-diam mengikutinya dari belakang.
Finri tidak tahu ini, dan hanya dalam beberapa menit berlarian menghindari teriakan di kejauhan, gadis ini akhirnya sampai di aula tempat yang tidak jauh dari pintu keluar!
Tapi yang tidak dia tahu, ada banyak pelayan atau bahkan pejabat di istana yang tertawa melihat kelakuannya~
Bahkan ada beberapa yang diam-diam mengikuti Finri seperti Latifa, dan disana mereka berpura-pura melakukan tugas di aula sambil melihat Finri yang bersembunyi dibalik pilar batu di aula mengamati sekeliling.
Melihat tidak ada yang aneh baginya, Finri akan melangkahkan kakinya kedepan, tapi tiba-tiba...
"Putri Finri!"
Giku...
Finri menengang, dan disana dia akhirnya melihat rambut perak di lantai dua yang berjalan !!!
Kenapa kau ada disini !!!
Finri berteriak dalam hati, tapi akhirnya dia melihat bahwa ada pelayan wanita di depannya, dan langsung dia merayap masuk ke rok panjang pelayan itu!
"Kya!–"
Jelas wanita itu terkejut, dan itu membuat Freya disana curiga: "Apakah kau menemukan Putri Finri?"
"I-Itu...Nona Freya, saya...Hmm...Tidak tahu!"
Freya menyipitkan matanya melihat pipi memerah malu wanita pelayan disana, tapi melihat tidak ada yang aneh disana...
Tidak, sepertinya ada yang aneh!
Freya membuka mulutnya dan berkata, "Jangan pakai "alat" itu saat bekerja bahkan jika kau frustasi di masalah itu. Apakah kau paham?"
Mata pelayan wanita itu melebar dan dia tidak menyangka bahwa Freya akan salah paham!
Dia ingin menangis dan berteriak, "Aku tidak memakainya, dan aku tidak frustasi secara seksual !!!"
Sayangnya Freya tidak tahu dan dia akhirnya pergi lagi setelah mengatakan ini sambil meneriakkan nama Finri.
Sementara itu, wanita pelayan disana ingin menangis tapi tidak bisa saat mengatakan: "P-Putri! Putri, kenapa..."
"Ssssttt..."
Kepala kecil Finri keluar dari rok panjang dan lebar pelayan disana dan memandangi sekitar: "Freya, sudah pergi?"
"...Ya, jadi Putri, bisakah Anda keluar? Itu, kotor Anda tahu? Dan saya, saya masih murni..."
Ngomong-ngomong, tangan kecil Finri masih memegang dua kaki putih panjang pelayan disana, jadi sentuhannya masih membuat pelayan itu tidak nyaman~
Untungnya Finri sudah keluar di detik berikutnya, dan setelah tersenyum lebar pada pelayan itu, dia berkata: "Terima kasih, Kakak Perempuan, akan kubalas nanti !!"
"Kalau begitu, aku akan pergi...Um, jangan bilang pada siapapun oke, termasuk Kakak dan Freya, dan Ibu!"
Setelah itu Finri pergi, dan Latifa yang masih tertawa dari tadi akhirnya keluar dari balik tembok disana.
Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian semua kembali bekerja, aku akan menjaga Putri kecil ini."
"Ya!" xN
Latifa masih tertawa saat diam-diam mengikuti Finri, dan disana dia tidak bisa menahan diri untuk mengingat moto masa kecil yang dibuat oleh Kakaknya Teresa.
"Putri yang tidak kabur dari Istana bukanlah seorang Putri !!!"
Setelah melihat situasi aman, Finri akhirnya pergi dengan langkah lebar melewati gerbang yang sudah dibuka oleh para ksatria disana.
Para ksatria memberi hormat pada Finri, dan Finri anehnya membalas hormat ini, hanya saja hormat buatan Finri agak...lucu.
Finri akhirnya pergi dari Istana, dan setelah berbalik, dia melihat istana di kejauhan dan melebarkan kedua tangannya ke atas!
"Aku berhasil !!!"
"Puff..."
"Hah?"
Suara tertawa yang kempes tadi membuat Finri memiringkan kepalanya, tapi tidak ada siapapun disana kecuali wajah besi ksatria penjaga gerbang disana.
Menggaruk rambut emasnya, Finri akhirnya tidak peduli dan pergi.
Tapi yang tidak dia tahu, saat dia melangkahkan kakinya, sosok Latifa muncul dari belakang pos penjaga dengan senyuman kucing yang lebar~
Pada akhirnya dia berkata pada ksatria disana, "Dua dari kalian, cepat lepas baju besi kalian dan ikuti aku menjaga Putri Kecil."
"Dimengerti, Nona!"
Latifa menunggu dengan tenang disana, tapi matanya masih tidak bisa pergi dari sosok kecil Finri yang kebingungan akan kemana sekarang.
Di sisi Finri, dia akhirnya melihat ramainya festival di jalanan sekarang!
Dua sisi jalan dipenuhi oleh stan-stan bazar yang menjual berbagai macam hal seperti makanan ringan, kebutuhan rumah tangga, atau bahkan mainan!
Mata Finri berbinar melihat ini, tentu saja dia akhirnya berlari kecil disana melihat-lihat hal disana dengan senang!
"Permen Kapas!" Finri melihat penjual permen kapas di kejauhan dan langsung berlari lebih cepat!
Disana ada beberapa orang yang mengantri, dan kebetulan penjual melihat sosok Finri yang mendongak dengan sedikit air liur di wajahnya ketika melihat permen kapas yang tergantung disana~
"P-Paman! Aku ingin permen kapas itu! Itu, yang berwujud Hello Kitty, berapa?"
"Oh?" Paman penjual terkejut terutama melihat pakaian mewah Finri.
Akhirnya dia mengambil permen kapas yang terbungkud plastik disana, lalu menyerahkannya pads Finri.
Dengan senyum lembut, Paman itu berkata: "Ambillah gadis kecil, paman beri kau gratis!"
"Benarkah?! Waayyy –"
Finri menerima permen kapas itu dengan bahagia, dan setelah mengucapkan terima kasih, dia pergi lagi.
Tapi hal ini membuat beberapa pembeli tidak puas, "Kenapa kau memberinya gratis, tapi kami masih harus membayar?"
"Hahaha, siapa bilang ini gratis?"
Paman penjual tersenyum dari mulut ke mulut, karena saat ini, sosok Latifa dengan dua ksatria muncul.
"Nona, harganya tadi sepuluh dolar!" kata Paman Penjual dengan lantang.
Latifa tanpa rasa ragu memberikan sepuluh dolar dan berterima kasih padanya, sebelum akhirnya ketiganya pergi.
Paman penjual melambaikan tangannya pada mereka, dan akhirnya melihat ke pembeli disana, "Lihat, aku menjualnya sepuluh dolar! Harganya beberapa kali lipat dari kalian !!!"
"Aku sudah tahu gadis kecil itu pasti dari keluarga besar dan pasti akan ada pengawal dibelakang, karena tidak mungkin dia sendirian...Hahaha, untung !!!"
Pembeli disana menatap penjual di depan dengan jijik, "Dasar pencatut."
Sedangkan Finri yang tidak tahu hal ini, masih dengan senang hati memakan permen kapas di tangannya dengan wajah meleleh~
"Jika aku bersama Kakak atau Mama, aku pasti tidak boleh memakannya! Haha, benar saja aku harus pergi membelinya sendiri !!!"
Finri tertawa sangat bahagia sambil sudut mulutnya dipenuhi permen kapas disana.
Adapun Latifa sendiri, dia tiba-tiba diperingatkan oleh ksatria disebelahnya, "Nona, harga permen kapas itu, bahkan jika Anda membeli sepuluh, itu bahkan tidak akan sampai satu dolar. Anda telah ditipu oleh penjual itu Nona!"
"Ehh...Benarkah?" Latifa memiringkan kepalanya dan berkata, "Bukankah sepuluh dolar itu harga yang biasa untuk permen?"
"...."
Dua ksatria tercekik langsung!
Mereka lupa, wanita ini adalah mantan putri yang tidak tahu apa arti "nilai uang" di depan matanya!
Karena apa yang dia inginkan, satu kata sudah cukup untuk menyediakan setumpuk hal dengan jenis berbeda dari apa yang dia inginkan!
Inilah yang dimaksud, Wanita Kaya !!!
Pada akhirnya kedua ksatria itu saling menatap satu sama lain, lalu...
Lupakan, kami hanya penjaga, tidak lebih!
Latifa masih kebingungan disana, tapi tiba-tiba dia menemukan bahwa Finri telah bertemu dengan dua gadis kecil lainnya disana di tempat yang agak terpencil.
Finri sendiri terkejut dengan dua gadis didepannya, dimana yang satu memiliki wajah agak kotor dengan rambut cokelat tergerai bebas, sedangkan yang lain memiliki rambut cokelat pendek...
Keduanya memiliki wajah yang kotor, tapi bagi Finri, dia hanya bertanya: "Halo?"
"...Kakak, aku mau itu." kata gadis berambut cokelat tergerai bebas pada gadis berambut pendek disana.
Gadis berambut pendek ini menggenggam tangan gadis yang mungkin adiknya dan akhirnya dia menatap serius pada Finri.
"Berikan permen kapas itu padaku, jika tidak...jika tidak, aku, aku akan...akan..."
Finri membuka mulutnya tidak terduga, ada gadis yang memiliki kosa kata lebih sedikit dari pada dirinya!
"Jika Freya menemukanmu...Kau akan diajari dengan menakutkan!"
"Freya? Siapa itu...Tidak! Maksudku, berikan aku permen kapasmu !!!"
"Tidak!" Finri mencoba menyembunyikan permen kapasnya, ini adalah permen kapasnya!
Bahkan jika itu Kakak, aku tidak akan memberikannya !!!
Wajah gadis berambut pendek itu menjadi marah dan langsung menarik tangan Finri: "Aku bilang berikan! Jika tidak, aku akan memukulmu!"
"Humph! Siapa yang takut?! Ayo, pukul aku!"
Finri menunjukkan postur garang disana, dan gadis berambut pendek itu tertegun, sebelum akhirnya dia menerima pukulan kecil di pipinya!
Duk...
Gadis kecil itu terjatuh, tapi Finri dengan satu tangan di pinggangnya berkata: "Ayo! Masih berani mengambil permen kapas Finri, kupukul !!!"
"Kau, kau...."
"Kakak...Kakak, kau, baik-baik saja?"
Gadis berambut pendek itu dibantu berdiri oleh adik perempuannya, tapi segera dia melepas tangan itu dan menerkam Finri!
"Kau! Kupukul kau!"
Finri yang tertindih oleh gadis itu masih berteriak, "Ayo! Siapa yang takut! Rambutmu kutarik !!"
"Ouch ouch ouch, ahhhhh....Akan kutarik juga rambutmu !!!"
"Ahhh, sakit! Hm..Kau!"
.
.
.
Adik perempuan itu tanpa sadar mengambil permen kapas yang terjatuh, membuang bagian yang kotor dan mencicipinya dengan takut-takut...
Adapun orang-orang disekitar, mereka hanya diam dan tidak membantu, terlebih ini masih lucu bagi mereka.
Tentu saja ada juga yang berusaha melerai mereka, tapi hasilnya adalah cakaran kucing dari keduanya!
Latifa terkejut dengan ini, tiba-tiba dia tersadar dan bergumam: "Finri, kurasa dia...agak tomboy, bukan?"
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT