Ruangan mewah, karpet merah halus yang terlihat sangat mahal, pilar hitam legam yang mendominasi....
Dan di tengah ruangan itu, duduk seorang pria tampan yang melebihi definisi ketampanan itu sendiri di sebuah tahta mewah berlapis obsidian dan beberapa kristal tak dikenal!
Dibelakangnya, terlihat sebuah patung seorang pria dengan tujuh pasang sayang, yang memegang salib terbalik !!!!!
Pria itu tidak sendirian, karena di dudukan tahta sebelah kiri, duduk seorang wanita yang sangat menggoda dan penuh hasrat seksual terpancar dari tubuhnya sedang bersandar memeluk leher pria itu !!!!
"Master, kami semua sudah melakukannya dengan baik bukan?" Lilith mengatakan ini dengan nada genit yang jarang dia gunakan !!!!
Samael segera mengangkat Lilith untuk masuk ke dalam pangkuannya, lalu mengangkat dagunya dan tersenyum jahat saat melihatnya.
"Menurutmu bagaimana?" tanya Samael penasaran sembari tangan lainnya berkeliling di tubuh Lilith!
"Nnn...Menurutku semuanya sudah selesai dengan baik?"
Samael melepas dagu Lilith dan langsung berkata dengan dingin sembari menatap ke pintu besar didepan matanya.
"Panggil dua wanita itu kesini."
"Yes, My Lord...."
Sosok Lilith segera berdiri dan pergi dengan langkah gemulai dibawah tatapan Samael yang masih dingin.
Samael menunggu selama beberapa menit, dan dia saat ini dengan malas menopang pipinya dengan tangan kanannya yang ditahan di dudukan tahta.
Craacckkk.....
Pintu besar sekali lagi terbuka, dan dari sana muncul sosok Lilith, Belial, dan Agares.
Anehnya, tangan Belial dan Agares memegang sebuah tali hitam, dan mereka menarik tali hitam itu dengan kuat!
Saat itu pula, sosok Mona dan Ayesa langsung muncul di hadapan Samael....dalam posisi telanjang bulat!
Meskipun di leher mereka ada sebuah kerah yang terlihat seperti milik anjing disana.
Lilith, Belial, dan Agares langsung berlutut saat melihat Samael, sedangkan Samael hanya melihat sosok Mona dan Ayesa tanpa sedikitpun nafsu.
Dia...sudah lama bisa mengontrol sifat nafsunya!
Tapi selain itu, tubuh telanjang mereka....penuh akan bekas luka disana!
"Bagaimana rasanya, menjalani kehidupan diluar norma manusia selama seharian penuh....Adelicia bersaudara." Suara Samael penuh dengan rasa dingin yang dalam!
Tubuh kedua wanita itu bergetar saat melihat ini dan mereka langsung berteriak beberapa kali seolah tidak ingin mengingat sesuatu disana!
"Hahahaha !!!!!!!.....Sepertinya Belial dan Agares mendidik kalian dengan baik disana!" Samael tertawa terbahak-bahak sembari melihat keduanya!
"Iblis...kau, tidak...kalian semuanya adalah iblis !!!!" Mona mengatakan ini dengan pandangan kosong di matanya.
"....Tidak, jangan lagi....kumohon! Aku akan, aku akan melakukan semuanya asal kau tidak, kau tidak melakukan itu lagi padaku !!!!!"
Sebaliknya Ayesa segera mengatakan ini sembari menatap Samael dengan senyum terpaksa dan berkata, "Bahkan, bahkan jika itu menghangatkan tempat tidurmu....aku akan melakukannya !!!!!"
Splash!
"Aaaaahhhhhh...."
"Sungguh perkataan yang sombong, bahkan kami sendiri belum pernah meminta itu kepada Milord!" Belial segera mencambuk Ayesa karen perkataannya yang membuatnya berteriak kesakitan!
Belial terus mencambuk Ayesa selama beberapa kali sebelum akhirnya Samael menghentikannya.
"Aku adalah orang yang baik, jika dilihat dari sudut pandang bawahanku di tempat ini." Samael mengatakan itu sambil berdiri dari tahtanya.
Perlahan tapi pasti dia berjalan menuju keduanya, dan perlahan tapi pasti pula, kedua wanita itu mundur menjauhi Samael !!!!
Tapi Belial dan Agares segera menarik tali yang terhubung pada kerah mereka sehingga membuat keduanya terjatuh ke tanah!
Samael berjongkok didepan kedua wanita ini, mengelus pipi berdarah Mona dan berkata: "Sekarang Amerika sudah menjadi milikku...."
"Tidak...mungkin!"
"Mungkin!" Samael tersenyum lebar, dan berkata: "Selanjutnya adalah Jepang, karena mereka sudah masuk ke jaring yang kami buat...."
Mona yang mendengarnya segera tertawa gila dan berkata, "Hahahahahaha! Ingin menguasai Jepang?!"
"Kecuali wanita dari Vatikan bergerak, Jepang tidak akan bisa diduduki !!! Wanita itu, sama sepertimu !!!!!!"
"Jika kau adalah perwujudan sempurna untuk iblis! Maka kekuatan wanita itu adalah manifestasi iblis itu sendiri !!!!"
Samael hanya tersenyum tipis saat mendengarnya, dan berkata: "Benarkah?"
"Menurutmu, apa itu logika?" Samael berdiri sambil bertanya ini pada Mona dan Ayesa.
Disaat yang sama, Samael berbalik dan kembali ke tahta miliknya sembari membuka "Buku Permintaan" yang jarang dia buka.
"..." Tidak ada yang menjawab.
"Seperti itu....Maka dengarkan ini, Adelicia bersaudara."
Samael mengelus Buku Permintaan dengan lembut dan berkata, "Kau harus tahu...."Orang "Pintar" berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai."
"Orang "bodoh" tidak peduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain."
"Jika kalian bermimpi untuk sekali saja ada seseorang atau kalian sendiri untuk mengalahkanku, lebih baik kalian bangun."
"Pentingkan interpretasi, bukan interopeksi; harga diri, bukan wawas diri; arogansi, bukan toleransi; amarah, bukan amanah...."
Mona yang tidak mengerti maksud Samael segera berkata dengan lirih, "Apa...maksudmu?"
"Masih tidak paham?" Samael bertanya sementara matanya menatap Mona dengan pandangan merendahkan.
"Artinya sederhana....jangan bertahan dengan logika saat menghadapi sosok dengan dimensi yang lebih tinggi dari kalian!"
"Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya sebuah anomali terjadi!"
"Meskipun logika terus berkata bahwa anomali adalah singularitas, tapi apa yang bisa kita lakukan?"
"Tuhan tidak mungkin sedang mengantuk dan salah menaruh anomali ini dalam sebuah tempat dan dalam suatu waktu, bukan?"
"Atau mungkin Tuhan tengah mengajak dunia bercanda, dengan sketsa lelucon drama tingkat kehancuran dunia ini?"
"Atau bisa saja Tuhan tengah bosan dengan urusan-urusan lainnya dan sedang ingin sedikit 'bersenang-senang' dengan hidup kita?"
Samael berhenti sejenak, memandang keduanya dengan senyum lebar dan berkata: "Itulah logika Tuhan, tidak masuk akal bagi kita yang berdimensi rendah."
"Tapi aku....masih sedikit memahami logika Tuhan ini. Karena aku memiliki sedikit keberuntungan untuk berbincang dengannya!"
"Lalu aku bertanya, Adelicia bersaudara...."
Samael membuka Buku Permintaan dan berkata dengan sangat senang, "Menurut kalian, Dunia itu apa di mataku?...."