"Oke, cukup. Terimakasih, kamu bisa kembali ke tempat duduk."
Yanu membungkuk untuk berterimakasih kepada sang instruktur dan berlari kecil kembali ke tempat ia duduk tadi dengan ekspresi malu yang berusaha ia tutupi.
Sekarang giliran Maureen.
Sang instruktur mengangkat satu tangannya ke depan saat Maureen berdiri di hadapannya.
"Lakukan sekeras yang kamu bisa." ucap sang instruktur yang berusaha bersikap lembut terhadap Maureen.
Awalnya Maureen hanya berdiri canggung, membuat semua orang yang berada di aula ini menyorakinya untuk memberikan semangat. Tentu saja, Maureen, primadona sekolah sedang ada di hadapan mereka.
"Ayo Maureen, kamu pasti bisa!"
Sorakan penyemangat terus terdengar. Maureen tersenyum manis ke arah mereka, membuat para lelaki merasa beruntung telah mengikuti kelas spesial pada hari ini.