Download App
100% Naura

Cowok Brengsek

Mulut itu seperti pisau. Jika salah menggunakannya maka akan terluka.3

***

"Gue murid baru,"

"Gak nanya. Trus sekarang kamu mau apa?" tanya Naura.

"Gue mau...."

Cowok itu menggantungkan ucapannya. Mendekatkan wajahnya pada Naura yang kini tengah menatapnya, terlalu dekat membuat Naura risih. Ditambah didalam mobil hanya ada mereka berdua.

"Gue mau Lo jadi pacar gue," bisiknya.

Tidak ada angin tidak ada hujan, dia ingin menjadi pacar Naura? Apa dia tidak katarak?

Keajaiban apa ini????

"Pa-pa-pacar?" tanya Naura memastikan bahwa telinganya itu tidak mengpet.

"Sorry, maksud gue pacar bohongan." ralatnya.

"Bohongan?" ayolah Naura nampak sangat lemot alias telmi.

Cowok itu mengangguk sebagai jawaban.

"ENGGAK! Gak mau. Pacar, pacar, kalau emang kamu bener laki-laki langsung datang aja kerumah trus minta restu! baru halalin," ketus Naura.

"Maunya langsung nikah gitu?"

Batin Naura berkata 'langsung gituan juga aku sanggup kok sekarang' astagfirullah Naura langsung mengusir jauh-jauh bisikan syaitan.

"Apaansih?!! Dahlah aku mau turun Makasih atas tumpangannya," lantas Naura sempat membuka pintu mobil untuk keluar. Namun lengannya ditarik.

"Jangan ingkar janji, gue gak suka!" dia memberi tatapan tajam pada Naura. Bukannya takut, Naura malah tertawa kecil.

"Kok ketawa? Ada yang lucu?"

"Aku gak semunafik apa yang kamu pikirkan! Karena berhubungan bel sekolah udah mau bunyi. Otomatis gerbang akan ditutup, kalau udah ditutup nanti gak bisa masuk," Otak yang tadinya lemot, tapi sekarang bergerak begitu kencang. Titisan bang Toyib dan bang Jono pun langsung berkoar. Memang Naura sangat pintar dalam mencari alasan.

"Dan satu lagi, kamu jangan khawatir karena jodoh tak akan kemana. Kamu jangan minta aku buat jadi pacar kamu. Kalau aku jodoh kamu pasti Allah satuiin kita. Makasih tumpangannya ya pak supir." Naura menutup pintu mobil. Pergi menuju pintu gerbang sekolah. Meninggalkan cowok yang sedari tadi tidak mengedipkan matanya.

Cowok itu mematung mendengarnya. Sedikit kagum dengan kepolosan Naura. Dia juga tidak sadar bahwa Naura sudah menghilang dihadapannya. Padahal dia ingin mengenalkan dirinya.

"Heii tunggu! tunggu! Lo belum tahu nama gue Micha," teriaknya. " Dia Naura, bukan Micha tapi wajahnya mirip banget sama Micha. Apa dia saudara kembar Micha?" jedanya "Gue harus cari tau,"

***

Bel sekolah berbunyi. Berhubungan hari Senin otomatis semua murid langsung berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera Merah Putih. Semuanya berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing.

"Rara sini, kita di belakang aja biar gak kepanasan!!" teriak Nita dari belakang. Dia adalah Nita Febriyanti sahabat terbaik Naura. Bukan hanya baik, Nita juga pintar dalam berbagai bidang dia juga sangat menyukai K-Pop. Twice adalah kebanggaannya. Tapi kelamahan Nita hanya satu, yaitu gampang marah. Jika sudah marah satu hari tak akan bicara.

"Gak ah males. Nanti malah keenakan ngegosip," jawab Naura berteriak dari barisan paling depan.

Melihat wajah Nita, Naura menghela nafas gusar. Sudah menjadi kode, jika tidak dituruti maka akan terjadi perang dingin.

"Rara mau kemana? Udah disini aja sama gue, biar enak dipandangnya," celetuk Rafly. Dia adalah teman sekelasnya Naura, yang diberi julukan si playboy cap kadal. Karena pernah suatu ketika Rafly mengatakan 'i love you' kepada semua perempuan di X IPS 1. Termasuk Naura, lebih parahnya Rafly mesum, dia selalu menarik tali Bra perempuan. Tidak tahu malu, tapi memang itu kenyataannya.

Naura menghiraukannya. Lengan Naura ditarik oleh Rafly membuat dia harus berurusan dengan si kadal. Kemarin-kemarin Rafly sempat nembak Nita, namun hasilnya ditolak mentah-mentah, membuat Rafly menjadi kadal buntung.

"Lepas Rafly. Gue gak suka dipegang-pegang sama Lo!" ketus Naura.

"Iih pilih kasih, kalau aja Ginas yang pegang pasti nurut. Huuh dasar pendek!" Ginas adalah gebetan Naura. Dulu awal semester Naura dan teman-temannya membuat tantangan untuk mendapatkan hati para lelaki tertentu dikelasnya. Jika seandainya salah satu dari keempat temannya itu gagal, maka akan terkena denda mengerjakan PR teman-temannya, selama satu bulan. Karena itu Naura harus pandai-pandai seolah dia sangat mencintai Ginas.

"Apaansih loo. Bawa-bawa nama suami gue, dhh lah jangan modus cepet lepasin tangan gue," Naura akan berkata manis pada orang-orang yang mukanya manis. Jika sebaliknya orang itu kurang asem. Seperti Rafly, pasti Naura akan berkata kurang ajar.

"Gak ahh, biar Ginas cemburu." Rafly mempererat pegangannya. Padahal Ginas belum masuk barisan. Tapi Rafly bersikap seolah Ginas berada disampingnya. Karena jika ada Ginas, Rafly tidak berani melakukan hal ini. Apalagi menggoda Naura. Bisa-bisa tinggal nama.

"Pi lepas!!" teriak Naura frustasi. Namun Rafly malah mengelus-elus rambut Naura.

"Pi Lo bukan emak gue jadi jangan sok perhatian. Jijik tau!!" Naura berteriak jengkel. Namun Rafly terkekeh geli.

"Lepasin tangannya!" Tegas seseorang dari belakang Rafly.

"Siapa sih lo? Kurang kerjaan banget ngatur-ngatur hidup orang," jawab Rafly. Dia merangkul pundak Naura.

Bughh

"SIALAN!"

Pukulan keras mendarat di pipi Rafly. Semua orang yang tengah berbaris pun memperhatikannya. Sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

Rafly ingin membalas, namun kedatangan Osis memisahkan keduanya.

"Woii kalau mau jadi jagoan jangan disini!" ketus Ridan anggota osis, termasuk juga teman sekelasnya Naura.

"Jangan pernah lo sentuh dia!" Dia mengarahkan telunjuknya tepat di wajah Rafly. Setelah itu Naura ditarik kebelakang dimana Nita berada diujung barisan. Dia berdiri disampingnya Naura yang berada dibarisan lelaki kelas 10, padahal dia murid baru, kaka kelas pula. Sudah berprilaku seolah sekolah ini milik nenek moyangnya.

Naura celengo, dia baru ingat. Cowok itu, cowok yang sudah menyelamatkan Naura dari orang gila tadi pagi. Mampus!! Naura berhutang budi padanya.

"Ra dia siapa ganteng banget!!!" bisik Nita dari belakang.

"Nanti aku ceritain," Lirih Naura.

"Lo gak papa kan?" tanya cowok itu. "Gue Reyno, lo belum tau nama gue kan?" dia mengulurkan tangannya pada Naura.

"Aku Dewi!"

"Aku Dea!!"

"Aku Riqa!"

Naura mendengus kesal bagian ada cogan, teman-temannya langsung pindah barisan kebelakang. Ribut memperkenalkan dirinya masing-masing.

"EH!!EH!! AKU NITA!!" Ucap Nita tidak mau ketinggalan. Satu persatu dari mereka menyalami tangan Reyno. Memperkenalkan namanya, sampai dengan alamat rumah mereka masing-masing. Padahal Reyno tidak menanyakan itu. Naura menggeleng pasrah dengan keempat temannya ini.

"Lo kenapa Pi??" tanya Ginas yang barus saja masuk barisan. Seperti biasanya Ginas akan datang ke sekolah jika bel sudah berbunyi. Ginas merangkul sahabatnya itu, Rafly.

"Sialan gue di tampol sama anak baru nooh!!" adu Rafly.

"Kok bisa?"

"Tadi gue pegang-pegang Naura," jawab Rafly nyengir tak berdosa.

"Sialan Lo!" kini giliran ginas yang menjitak Rafly.

***

Di kelas X IPS 1 suasana sedang tidak kondusif, ditambah jamkos Karena ada jadwal rapat guru. Keuntungan berpihak kepada perempuan untuk mewawancarai Naura. Saat kejadian di lapangan, Naura langsung di gerebeg oleh teman-temannya.

"Naura yang tadi siapa namanya?"

"Rumahnya dimana?"

"Minta nomor handphonenya dong!"

"Minta nomor sepatu,"

"Nomor baju!"

"Gak sekalian minta nomor dalemanya!!" Rafly merasa terganggu oleh bangku depan

"Udah pi udah!! Nanti gue beliin kolor ijo buat loo," celetuk Candra. Salah satu temannya ginas.

"Gak sudi!"

"Pi tadi gimana rasanya di tampol langsung? Enak gak sihh??" tanya Candra sok penasaran.

"Sini gue praktekin!" Rafly membuka sepatunya dan melemparkannya tepat pada anu-nya Candra.

"Brengsek Lo Pi!! Gue udah gak perjaka lagi!!" rengek Candra tersakiti. Dia mengelus-elus adiknya.

"NAJIS!"

"Kalian berdua bisa akur gak? Gue lagi pusing ni! Jangan sampai lo berdua gue makan bulat-bulat!!" celetuk Ginas. Dia pusing karena isi otaknya dipenuhi oleh nama Naura.

"Makanya jadi cowok jangan baperan!" jawab Rafly enteng.

Ginas sudah masuk dalam jebakan Naura. Dia sudah terbawa hati karena Naura selalu memperhatikannya setiap detik. Padahal Ginas tipe cowok yang cuek bebek. Namun dengan segala usaha Naura, akhirnya Ginas luluh. tapi sekarang Naura malah berpaling darinya. Ginas merasa terkalahkan oleh Reyno. Bedanya badan Ginas hanya tulang, kalau Reyno sixpack, lebih putih Reyno daripada Ginas. Intinya muka Reyno tidak pasaran.

"Gue jadi penasaran," ucap Ginas. Tadi Rafly menceritakan dengan rinci kejadian di lapangan. Membuat hati Ginas panas. Kini dia akan menegur Naura langsung. Berani-beraninya dia dipermainkan oleh perempuan.

"Tunggu aku Romeo!!" teriak Rafly ketika Ginas berdiri dihadapannya. Rafly menggandeng tangan Ginas. Membuat Ginas menjitak Rafly lagi.

"Eh awas! Minggir! ada Babang Ginas niihh!! Mundur! mundur!" Rafly mengusir satu persatu para cewek-cewek yang tengah sibuk mendemo Naura. Sekarang tinggal Naura seorang dibangku yang berbeda dipojok kiri paling belakang. Semua teman-temannya tidak ikut campur kalau tentang Ginas.

"Huuuuu!!" sorak kompak semuanya.

Naura yang terbebaskan dari fans-fansnya itu, langsung diberi minum oleh Ginas. Ini yang diuntungkan dari Ginas, selalu peka dalam lingkungan. Naura meminumnya dalam waktu satu kedipan mata, langsung habis. Ginas memperhatikan Naura dari depan. 'Cantik' batinnya.

"Ada apa?" tanya Naura. Ia sudah menyadari sedari tadi Ginas memperhatikannya.

"Kangen?" rayu Naura. Entahlah Naura merasa terhibur ketika ia membuat Ginas baper karenanya.

"Yang tadi siapa?" tanya Ginas.

Mampus!

"Yang tadi yang mana??" Naura berpura-pura telmi.

"Jujur sama gue yang tadi di lapangan yang bantuin lo itu siapa?!" Ginas membanting meja. Tamat sudah riwayat Naura.

"Manusia," ketus Naura.

Semua orang yang berada di kelas tertawa mendengar respon Naura.

"Gelo maneh Ra!" celetuk salah satu teman Naura

(Gelo maneh Ra = Gila kamu Ra)

"Gue serius!" ucap Ginas.

"Siapa juga yang bercanda,"

"Jujur sama gue! Cowok yang tadi deketin Lo di lapangan itu siapanya elo Naura?" kali ini suara Ginas naik beberapa oktaf.

"Gue pacarnya Naura!"

Suara itu menjadi pusat perhatian di kelas X IPS 1. Terutama para perempuan yang langsung membulat bibirnya sempurna, mungkin hati mereka mulai berkeping-keping. Tapi tidak untuk Naura, dia merasa dunianya berbentuk love love. Hatinya luluh, dengan tiga kata. 'Gue pacarnya Naura' yang keluar dari mulutnya Reyno.

"Lo pikir gue percaya!" kini Ginas menghampiri Reyno yang tengah berdiri diambang pintu kelas.

"Mau percaya atau enggak itu urusan Lo!" jawab Reyno acuh tak acuh.

Brakk

Ginas membanting kursi guru. Membuat semua orang merinding ngeri. Itulah sifat asli ginas, pemarah sepertinya namanya ganas.

"Lo belum tahu siapa gue?" tanya Ginas sinis.

"Gue gak tahu! Dan gak mau tahu," jawab Reyno enteng.

"Buktiiin kalau emang Lo benar pacarnya Naura! Gue gak nyangka Naura segampangan itu!" sialan kini perkataan Rafly membuat hati Naura tergores. 'Gampangan' kata yang baru Naura dengar sepanjang hidupnya.

Tadinya Ginas ingin menghajar Rafly. Kurang ajar dia berani mengucap kata-kata yang menyakiti hati Naura, tapi Candra mencegahnya. Membuat Ginas pasrah, karena Candra terus menghalanginya.

Reyno mengepalkan kedua tangannya. Susah payah dia menahan diri agar tidak terbawa emosi. Tapi cukup Reyno tidak bisa bersabar lagi melihat Micha dihina seperti itu. TUNGGU!! Dia bukan Micha melainkan Naura. Tapi Reyno tetap saja mengganggap Naura layaknya Micha. Sebagai pelajaran bagi Rafly, Reyno menggusur Rafly kehadapan Naura.

Dorongan yang sangat keras membuat Rafly tersungkur. Reyno terlihat begitu sangar. Naura mundur satu langkah ketika Reyno menghampirinya.

Naura merasakan sesuatu hal buruk akan terjadi padanya. Namun benar saja Reyno menarik Naura. Melingkarkan kedua tangannya di badan Naura.

PERLU DIGARIS BAWAHI REYNO MEMELUK NAURA!

Memperhatikan pada semua orang yang berada di kelas X IPS 1 bahwa Naura adalah miliknya. Dia Memeluk Naura dengan erat. Ini adalah kedua kalinya Reyno memeluk Naura.

Hancur dunia Naura hancur seluruh tubuh Naura terasa panas dingin berada di dekapan Reyno. Naura menutup matanya, menahan supaya air matanya tidak keluar. Belum sampai di situ, Naura merasa sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya. Naura menggeleng tak percaya.

Reyno menciumnya.

"Lo milik gue, gak ada satupun orang yang berhak untuk nyakitin hati Lo, apalagi ngerendahin lo seperti ini Micha."

***


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login