Download App

Arion, Saudara dan Sahabat

Arion adalah teman sekamar Joah di Panti Asuhan Parenthium, dan juga merupakan anak asuh Ibu Niriah. Arion merupakan anak yatim-piatu sama seperti Joah, namun nasib Arion jauh lebih beruntung daripada Joah.

Anak tunggal itu kehilangan ayahnya ketika masih berumur tiga tahun, dan ibunya menyusul ayahnya ketika ia berumur lima tahun. Ya, setidaknya Arion mengenal siapa orangtuanya.

Parenthium dibangun oleh pihak kerajaan untuk menampung anak-anak Slanzaria yang terlantar dan yatim-piatu, panti ini seharusnya hanya menampung anak yang berusia di atas lima tahun, namun tidak untuk Joah. Kemudian, mereka akan dilepaskan saat menginjak dewasa.

Setiap anak-anak panti memiliki ibu asuh yang berperan selayaknya orangtua kandung mereka sendiri. Setiap ibu asuh memiliki tiga sampai enam orang anak asuh. Ibu Niriah memiliki empat orang anak asuh, yaitu Joah dan Arion, ditambah dua orang anak laki-laki lagi yaitu Svegio dan Calos.

Arion menuju ranjangnya yang berseberangan dengan ranjang Joah dan duduk disana. Arion merogoh tas sandang butut yang ia bawa, kemudian mengeluarkan sepotong roti dari sana dan melemparkannya kepada Joah tanpa aba-aba. Kebetulan sekali, cacing-cacing di perut Joah mulai terasa menggerutu.

"Hei! Ternyata tangan cacatmu itu sanggup menangkap rotinya?" ledek Arion sembari berjalan mendekati Joah.

"Dan ternyata kaki-kakimu yang gemataran itu sanggup untuk berjalan ke sini." Joah membalas ledekan Arion dan kemudian melahap roti di tangannya itu.

Arion duduk di atas ranjang Joah, sejenak ia memperhatikan lengan kanan anak itu. Ia tidak mau terlalu mengingatnya, semuanya terjadi begitu menakutkan dan misterius.

"Sebelum Ibu Niriah menceritakan masa lalumu itu padamu, ia juga baru saja menceritakannya padaku. Dan aku juga telah menceritakan semua peristiwa tadi kepadanya." ucap Arion menjelaskan.

"Arion, namun belum ada yang memberitahuku, kau harus memberitahuku!" desak Joah.

"Maksudmu? Janga pura-pura lupa ingatan, makhluk itu tidak membenturkan kepalamu." ledek Arion.

"Maksudku tentang apa yang terjadi setelahnya." Joah memperjelas.

"Aku mendengar kau berteriak dengan sangat kuat, kira-kira seberapa sakit cakaran itu? Tiba-tiba, setiap guratan dari lukisan itu terbakar dan menyemburkan api besar yang menghanyutkan kau dan makhluk itu. Api itu besar dan tinggi sampai ke langit-langit, menyungkup wajahku. Api itu pun padam seketika, makhluk itu sudah tidak ada di sana, ia menghilang meninggalkan kau yang terbaring tak sadar diri. Guratan lukisan itu pun memudar perlahan-lahan dan menghilang. Namun anehnya tidak ada bekas bakar di tubuhmu." jawab Arion menerangkan sambil mengingat peristiwa itu.

"Lalu, bagaimana kalian bisa mengantarku ke Parenthium?" Joah lanjut bertanya.

"Begitu guratan di lantai itu benar-benar menghilang, Shany-pun seketika terjatuh pingsan. Aku berada dalam puncak ketakutanku, aku memerlukan beberapa menit untuk meredakan ketakutanku. Shany kemudian sadarkan diri, singkat cerita, kami membawamu ke sini dengan kereta kuda milik Tn. Jildan, menerobos hujan malam yang marah itu." ucap Arion menambahkan.

"Lalu dimana Shany sekarang?" tanya Joah seketika teringat Shany.

"Ia tidak kembali ke rumahnya, ia menginap di Potio Inn." jawab Arion.

"Apa kau tahu bagaimana nasib kalungku itu?" tanya Joah.

"Aku tidak terlalu memperhatikannya, namun pastinya serpihannya ada di sana. Bagaimana-pun tidak ada alasan untuk ke sana, kalung itu sudah hancur dibawah kekuatan sihir." Arion menegaskan.

Penjelasan dari Arion sudah cukup memuaskan dahaga penasarannya. Namun ia lebih puas mengetahui perutnya mulai terasa penuh berkat roti itu. Arion mengambil kantung air dari tas bututnya dan memberikannya kepada Joah, anak itu lekas membukanya dan menelannya tanpa sisa.

"Sudahlah, aku dan Shany akan menjagamu, kau tak perlu khawatir!" ucap Arion mencegah kekhawatiran muncul di diri Joah.

"Menjaga apa? Aku hanya mengandalkan Shany. Lagi pula kau sudah terbukti sangat penakut." ledek Joah.

"Oh, bagus kalau gitu. Lagian aku sebenarnya tidak ikhlas mau menjagamu, hanya karena disuruh oleh Ibu Niriah." balas Arion tidak mau kalah.

Joah tidak mau membalasnya, ia paham betul kalau Arion tidak akan mau kalah dalam pembicaraan. Ia terkadang tak peduli siapa lawan bicaranya, pergulatan kata-kata adalah satu hal yang mungkin menjadi kebanggaannya.

"Aku anggap kau hanya berpura-pura tidak tulus." tutupnya.

"Sekarang kau harus bangkit dari ranjangmu! Kita harus bersiap-siap untuk acara ephylogia!" ujar Arion memperingatkan.

Joah pun menyentuhkan kedua telapak kakinya ke lantai, kemudian berdiri tegak berusaha melonggarkan urat-uratnya dan mengumpulkan tenaganya yang harus ia pulihkan. Ia tidak perduli apa yang baru saja terjadi, kali ini ia harus berusaha sekuat tenaga,untuk mencapai impiannya menjadi seorang Trisalvard.


CREATORS' THOUGHTS
YourPana YourPana

Hello readers? Are you even exist? Wkwkwkwk lol. Untuk dua chapter terakhir dari volume ini memang sedikit yaaa... tapi next volume bakalan panjang kok. So please support me. Receive my love pleasee...

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C7
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login