Download App

Chapter 5: Lima Belas Tahun Lampau

Semuanya dimulai pada malam mendung yang gelap. Saat itu, Ibu Niriah sedang berada di rumah tuanya yang merupakan sumbangan dari pihak kerajaan, namun ia tidak ingat apa yang ia lakukan pada malam itu. Ibu Niriah menjuluki malam itu malam tanpa kebaikan.

Dirinya dikejutkan oleh suara tangisan bayi yang mendadak terdengar dari salah satu sisi rumahnya, dan kemudian mendapati sebuah keranjang misterius yang secara semena-mena ditinggalkan di lantai balkonnya yang sempit dan kecil.

Di keranjang yang terbuat dari anyaman itulah ia mendapati Joah, seorang bayi laki-laki berumur beberapa minggu yang masih lunak dan merah, dibungkus dengan kain putih. Tidak ditemukan semacam peninggalan atau keterangan apapun mengenai anak itu, semuanya benar-benar misterius.

Ibu Niriah menarik ucapannya yang menjuluki malam itu dengan malam tanpa kebaikan, sebab dipertemukannya Joah dengan dirinya adalah sebuah kebaikan dan keberuntungan bagi bayi mungil itu.

Ia kemudian mengangkat bayi itu ke rumahnya untuk menghindari rintikan hujan yang mulai turun. Ia meletakkan bayi itu di atas sebuah meja dan memandanginya sejenak, tiba-tiba ia teringat akan dirinya dan masa lalunya.

Tidak ada yang lebih menyakitkan baginya melainkan mengetahui dirinya menjadi yatim piatu sejak bayi dan menjadi seorang perawan tua karena dirinya yang merupakan wanita mandul.

Sehingga ia adalah wanita yang tidak mungkin memiliki siapapun yang sedarah dengannya. Namun ia tegar, karena tanpa ketegaran, hidupnya yang memedihkan itu akan semakin tidak berarti.

Pipinya mulai membasah sampai-sampai mulutnya terasa asin ketika menyadari bahwa takdir anak itu jauh lebih buruk daripada takdirnya. Ia bukanlah anak yang diterlentarkan melainkan orangtuanya meninggal karena penyakit misterius, sedangkan Joah mungil tampaknya sengaja diterlantarkan oleh orang-orang yang seharusnya berada di sisinya.

"Andaikan doa-doa penangkal nasib buruk tidak pilih-pilih kasih" ucapnya.

Ingin sekali rasanya merawat Joah sebagai anak kandung sendiri. Namun saat itu pihak kerajaan melarang wanita yang bekerja sebagai ibu asuh di Parenthium untuk memiliki anak angkat di luar panti asuhan. Bahkan peraturan itu berlaku hingga sekarang.

Ibu Niriah pun menyiapkan dirinya, malam itu juga ia pergi membawa anak itu ke Parenthium. Karena dalam keadaan panik, sampai-sampai ia tidak bisa berpikir jernih. Ia lupa kalau pihak panti tidak dapat menerima anak di bawah umur lima tahun, sehingga kepala panti yaitu Ny. Elvrada Sylpha terpaksa menolak Joah sesuai dengan undang-undang kerajaan.

"Niriah sayang, ini bukanlah peraturan yang aku inginkan sendiri. Anak-anak di Parenthium harus didik menjadi Trisalvard, tidak mungkin bertanya kepadanya apakah ia berkenan menjadi seorang Trisalvard di kemudian hari."

"Namun tenang saja, aku lebih dari berkenan untuk membantumu menemukan seseorang di luar sana yang bersedia mengangkatnya menjadi anak." Ny. Sylpha menjelaskan.

Akhirya, Ibu Niriah melalui pihak panti memutuskan untuk berkeliling ke seluruh penjuru Slanzaria untuk menemukan orang yang bersedia mengangkat Joah.

Banyak orang yang tertarik kepada anak itu. Bukan hanya karena perasaan iba mengetahui asal-usulnya, namun juga mereka mengaku merasa damai melihat anak itu tertidur pulas.

Dan saat anak itu terbangun, mereka mengaku senang dengan tawa dan celotehannya. Namun mereka berusaha untuk mencarikan calon orangtua yang terbaik untuk Joah.

Hingga akhirnya pilihan mereka jatuh kepada sepasang suami-istri kaya raya yang tinggal di jantung Kota Slanzaria, mereka merelakan Joah untuk diasuh oleh sepasang suami-istri itu.

Akhirnya, mereka pun kembali ke Parenthium dengan lega, kecuali Ibu Niriah yang sejatinya belum rela melepaskan anak itu. Namun tiga hari kemudian, suami-istri itu mendatangi Parenthium.

Bola mata mereka membesar, pipi mereka mengkerut, dan mulut mereka menganga lebar. Mereka seketika menyodorkan anak itu kepada Ibu Niriah, pihak panti tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

Pengakuan yang sangat mencengangkan, tentang kehadiran makhluk hitam mengerikan di malam pertama Joah. Makhluk itu mengintip Joah yang tertidur di buaian seakan-akan ingin menculiknya. Sang suami mengusir makhluk itu dan ia hilang begitu saja.

Keesokan harinya, mereka mengaku kerap melihat sekelebat yang menjelma menjadi diri mereka, kerap kali mengalami sakit di tubuh yang tidak wajar, sehingga anak kandung mereka harus meninggal karena penyakit mendadak di tubuhnya.

"Jika kalian memang sengaja ingin mencelakai kami dengan jalan begini, maka semoga anak ini celaka seumur hidupnya." ucap sang istri dengan dendam, sambil melangkahkan kaki menjauhi Parenthium.

Pihak panti kaget mendengar pengakuan dari sepasang suami-istri itu, dan mereka tidak memiliki alasan untuk tidak mempercayainya melihat kuatnya bukti yang mereka berikan.

Beberapa hari kemudian, suami-istri itu pindah dari Slanzaria, sebab mereka merasa kota ini telah mempertemukan mereka dengan anak kecil pembawa malapetaka itu. Perpindahan mereka menyebabkan berita tersebut tidak geger.

Namun saat itu pihak panti tetap optimis, mereka berpikir apa yang terjadi pada suami-istri itu hanyalah kebetulan semata. Pihak panti kembali mencari orangtua angkat bagi Joah dan mereka pun dengan mudah dapat menemukannya, dan orangtua angkat yang kedua ini mengalami perisiwa yang hampir sama dengan orangtua angkat pertama.

Hingga hal tersebut terus-menerus terulang sebanyak tujuh kali, seluruh orang yang pernah menjadi orangtua angkat Joah mengalami hal sama yang dialami oleh orangtua angkat yang pertama. Benar-benar peristiwa yang menganehkan.

Suatu malam, Ny. Sylpha mendapatkan sebuah surat misterius yang secara aneh tergeletak di halaman panti. Isinya seperti ini :

Bukankah seorang wanita lebih dikendalikan oleh perasaan daripada logika? Bukankah anak kecil layak mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang dewasa? Temui saya di Karakus pada malam ini!

A.L.

Isinya kurang lebih ajakan untuk bertemu dengan si pengirim surat di Karakus sebuah tempat yang letaknya berjarak agak jauh dari luar gerbang Kota Slanzaria, tempat yang sangat terpencil dan jarang didatangi, tidak cocok untuk melakukan pertemuan.

Namun karena penasaran dengan surat misterius itu, malam itu juga mereka memutuskan pergi ke Karakus untuk memenuhi undangan surat misterius itu ditemani oleh beberapa pengawal guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Sesampainya disana, mereka menjumpai sesosok orang dewasa yang sedang bertakhta di atas kuda jantannya. Orang itu menutupi wajah dan kepalanya dengan jubah hitamnya seakan-akan ia tidak ingin orang mengetahui siapa dirinya.

Dengan pembawaan yang dingin, ia melemparkan sebuah kantung dari kulit hewan kepada mereka. Orang itu berkata,

"Kalian tidak perlu takut terhadapku, terhadap kantung kulit itu, dan terhadap anak itu. Dengarkan baik-baik! Di dalam kantung itu terdapat seutas kalung perak dengan liontin biru, pakaikanlah kalung itu ke lehernya, dan pastikan kalung itu tetap terpasang di lehernya!"

"Kalung itu akan menjadi pelindung baginya sehingga dia menjadi aman. Dan ingatlah, mulai sekarang orang-orang yang mau merawatnya dengan tulus tidak akan mengalami teror dan ketakutan seperti yang sebelumnya!"

"Dan satu lagi, tolong beritahu kepada anak itu kalau namanya adalah Joah!"

Setelah berpesan demikian, orang itu langsung memacu kuda jantannya dan meninggalkan mereka yang masih diselimuti oleh tanda tanya besar. Mereka pun kembali ke Parenthium sembari memikirkan rangkaian peristiwa aneh yang terjadi pada mereka belakangan itu.

Sesampainya di Parenthium, mereka pun berembuk memikirkan nasib anak kecil yang merepotkan itu. Ibu Niriah dengan gigihnya memohon kepada Ny. Sylpha untuk memberikan kesempatan bagi anak itu agar tinggal di panti asuhan dan berusaha meyakinkannya bahwa kalung itu akan melindungi anak itu.

Akhirnya pihak panti asuhan kehabisan langkah dan memutuskan memberanikan diri untuk merawat anak di bawah lima tahun itu walau tanpa izin, mereka bertekad untuk menyembunyikan identitas anak itu sampai usianya mencukupi batas. Ibu Niriah ditunjuk oleh Ny. Sylpha untuk menjadi ibu asuh anak itu selama di panti.

"Dan akupun menyanggupi tugas yang diberikan Ny. Sylpha untuk menjadi ibu asuh mu disini. Dan memberitahumu bahwa namamu adalah Joah" ucap Ibu Niriah mengakhiri kilas balik kehidupan Joah saat masih bayi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login